Mengapa Indonesia Disebut Negara Agraris? Apakah Julukan Ini Masih Relevan?

Memahami mengapa Indonesia disebut negara agraris menjadi bagian penting dalam mengoptimalkan potensi negara ini.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 03 Okt 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2023, 11:30 WIB
Sawah Berundak di Tegalalang Ubud Tersohor hingga Mancanegara
Sawah berundak di Tegalalang, Ubud, Bali. (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Jakarta Mengapa Indonesia disebut negara agraris? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agraris dijelaskan sebagai mengenai pertanian atau tanah pertanian, mengenai pertanian atau cara hidup petani, serta bersifat pertanian. Tapi mengapa Indonesia disebut negara agraris?

Indonesia memang dikenal sebagai negara maritim karena wilayahnya yang terdiri dari pulau-pulau. Selain itu, negara yang dilintasi garis khatulistiwa ini juga dikenal sebagai negara agraris. Dulu, julukan ini diperoleh karena mayoritas warga Indonesia berprofesi sebagai petani namun dengan kondisi sekarang apakah sebutan negara agraris masih relevan dengan Indonesia?

Memahami mengapa Indonesia disebut negara agraris menjadi bagian penting dalam mengoptimalkan potensi negara ini. Selain untuk mensejahterakan warganya, potensi ini juga dapat membantu menopang berbagai kebutuhan yang berkaitan dengan hasil tani di seluruh dunia. Berikut ulasan tentang mengapa Indonesia disebut negara agraris yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (3/10/2023).

Apakah Julukan Negara Agraris Masih Relevan

Ilustrasi bercocok tanam, padi, petani, tradisi, hukum adat, pedesaan
Ilustrasi bercocok tanam, padi, petani, tradisi, hukum adat, pedesaan. (Image by alexeyzhilkin on Freepik)

Seperti sudah sempat disinggung sebelumnya, Indonesia mendapat julukan sebagai negara agraris karena mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Namun apakah ini masih relevan dengan kondisi sekarang dimana jenis pekerjaan semakin beragam?

Ternyata menurut data dari Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2022, pertanian masih menempati posisi tertinggi sebagai bidang pekerjaan yang paling banyak ditekuni masyarakat Indonesia. Sekitar 28,79 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian sebagai pekerjaan utama. Kemudian disusul dengan sektor perdagangan sebesar 18,61 persen, dan sektor industri sebesar 14,72 persen.

Tentu saja jumlah pekerja di bidang pertanian berkurang seiring berkembanganya zaman yang disebabkan oleh berkembangnya jenis-jenis bidang pekerjaan. Namun dengan dukungan iklim tropis, curah hujan tinggi, serta tanah yang subur, profesi petani ternyata masih banyak diminati. Metode pertanian pun terus berkembang sesuai teknologi yang semakin canggih. Oleh sebab itu julukan Indonesia Negara Agraris masih relevan dengan situasi terkini.

Alasan Lain Indonesia Menjadi Negara Agraris

Tegallalang Rice Terrace
Tegallalang Rice Terrace, sawah berundak yang jadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan yang terletak di Tegallalang, Gianyar, Bali. (Liputan6.com/Putu Elmira)

Selain karena warganya yang mayoritas berprofesi sebagai petani, Indonesia dijuluki negara agraris karena memiliki karakteristik yang mendukung pertanian. Berikut beberapa alasan lain mengapa Indonesia dijuluki sebagai negara agraris.

1. Persediaan Air Melimpah

Salah satu alasan utama Indonesia dijuluki negara agraris adalah karena memiliki persediaan air yang melimpah. Air sangat penting dalam pertanian karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah yang subur tetapi kekurangan air dapat mengurangi produktivitas tanaman. Indonesia memiliki persediaan air yang cukup melimpah, yang mendukung pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian yang tinggi.

2. Penghasil Komoditas Pertanian yang Beragam

Indonesia mampu menghasilkan berbagai jenis tanaman pertanian yang beragam. Di negara ini, terdapat produksi beragam komoditas pertanian, termasuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan. Hasil panen dari komoditas-komoditas ini tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga diekspor ke luar negeri, mengukuhkan Indonesia sebagai negara agraris yang mampu memproduksi berbagai jenis tanaman dengan produktivitas tinggi.

3. Negara Eksportir Komoditas Pertanian

Indonesia juga dikenal sebagai negara eksportir komoditas pertanian. Beberapa komoditas pertanian utama yang diekspor dari Indonesia meliputi karet, kelapa sawit, kakao, dan kopi. Ekspor komoditas pertanian ini memperkuat citra Indonesia sebagai negara agraris yang berperan aktif dalam perdagangan internasional.

4. Lahan Luas dan Subur

Lahan yang luas dan subur adalah unsur penting dalam sektor pertanian. Indonesia memiliki lahan yang luas dan subur, yang memungkinkan pertumbuhan tanaman yang subur dan produktivitas yang baik. Kombinasi antara tanah yang subur dan lahan yang luas merupakan faktor penting dalam menjaga kualitas hasil produksi pertanian.

5. Memiliki Ketahanan Pangan

Ciri negara agraris lainnya adalah kemampuannya menghasilkan bahan pangan dalam jumlah besar. Indonesia menghasilkan berbagai jenis bahan pangan, termasuk beras, kopi, jagung, sayuran, teh, kakao, ikan, buah-buahan, dan daging. Produksi bahan pangan tidak hanya terbatas pada pertanian, tetapi juga mencakup peternakan dan perikanan. Hal ini memungkinkan Indonesia untuk memiliki potensi ketahanan pangan yang lebih baik.

Kelebihan Negara Agraris

Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang begitu subur yang hanya mengenal musim hujan dan kemarau sehingga sangat bagus bagi tanaman. (Dok Kementan)
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang begitu subur yang hanya mengenal musim hujan dan kemarau sehingga sangat bagus bagi tanaman. (Dok Kementan)

Negara agraris memiliki sejumlah keuntungan signifikan yang dapat berkontribusi pada pembangunan dan stabilitas negara secara keseluruhan, berikut diantaranya.

1. Peningkatan Perekonomian di Bidang Pertanian

Salah satu keuntungan utama adalah peningkatan perekonomian negara di sektor pertanian. Dengan fokus pada pertanian, negara agraris dapat meningkatkan produksi dan ekspor produk pertanian, yang berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Mandiri Produksi Pangan

Negara agraris memiliki kemampuan untuk menghasilkan sebagian besar kebutuhan pangan secara mandiri. Hal ini mengurangi ketergantungan pada impor makanan dari luar negeri, sehingga negara tersebut lebih stabil dalam pemenuhan kebutuhan pangan.

Fokus pada pertanian juga membantu menciptakan ketahanan pangan. Dengan produksi yang kuat dalam negeri, negara agraris lebih mampu mengatasi krisis pangan dan menghadapi fluktuasi harga internasional.

3. Kesempatan Kerja di Sektor Pertanian

Pertanian dan perkebunan memberikan banyak peluang kerja bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Ini membantu mengurangi angka pengangguran dan memperkuat ekonomi lokal.

4. Peningkatan Nasionalisme Produk Pertanian

Fokus pada produk pertanian domestik dapat mengajarkan masyarakat untuk mencintai dan menghargai hasil pertanian dari negara sendiri, yang pada gilirannya dapat meningkatkan nasionalisme dan dukungan terhadap produk dalam negeri.

5. Pengurangan Garis Kemiskinan dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

Produksi pertanian yang kuat dapat membantu mengurangi garis kemiskinan dengan memberikan pendapatan dan sumber daya bagi petani dan pekerja pertanian. Ini secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

6. Pencegahan Krisis Pangan

Dengan memiliki kemampuan produksi yang kuat di dalam negeri, negara agraris dapat terhindar dari krisis pangan yang dapat terjadi jika terlalu bergantung pada impor makanan dari luar negeri. Ini memberikan stabilitas pangan yang penting bagi keamanan makanan nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya