7 Ciri-ciri Protista, Pahami Juga Pengertian, Klasifikasi dan Perannya

Pengertian, ciri-ciri, klasifikasi dan peran protista bagi ekosistem.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 13 Okt 2023, 12:30 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2023, 12:30 WIB
Ilustrasi Protozoa
Ilustrasi Protozoa (Photo by Monstera from Pexels)

Liputan6.com, Jakarta Protista, sebagai kingdom organisme yang penuh dengan keragaman, memiliki ciri-ciri yang mencolok dan beragam. Ciri-ciri protista ini membentuk landasan untuk memahami peran dan keberagaman biologi dalam ekosistem. Pertama, ciri umum protista adalah sifat eukariotiknya, dengan inti sel yang terpisah oleh membran nukleus. 

Ciri-ciri protista ini membedakan protista dari organisme prokariota, seperti bakteri. Jadi dalam upaya memahami keragaman Protista, penting untuk mengenali bahwa ciri-ciri protista ini dapat sangat bervariasi. Beberapa protista bersifat uniseluler, sementara yang lain bisa menjadi multiseluler dengan struktur tubuh yang lebih sederhana.

Pemahaman mendalam tentang ciri-ciri protista menjadi penting untuk mengungkap keterkaitan kompleks antara organisme ini dengan ekosistem di sekitarnya. Sehingga, untuk memahami ekologi dan peran protista dalam berbagai lingkungan, kita perlu memperhatikan ciri-ciri yang membedakan mereka.

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (13/10/2023). Pengertian, ciri-ciri, klasifikasi dan peran protista bagi ekosistem.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Apa itu protista?

Tampilan mikroskopis alga hijau (Wikimedia Commons)
Tampilan mikroskopis alga hijau (Wikimedia Commons)

Protista adalah salah satu dari lima kerajaan organisme dalam klasifikasi biologis yang dikenal sebagai sistem lima kerajaan. Sistem ini digunakan untuk mengelompokkan berbagai bentuk kehidupan di bumi berdasarkan ciri-ciri umum mereka. Kerajaan Protista adalah kelompok yang cukup beragam dan termasuk berbagai organisme yang tidak dapat diklasifikasikan dengan jelas ke dalam kerajaan tumbuhan, hewan, atau fungi.

Contoh-contoh organisme dalam kerajaan Protista meliputi alga uniseluler, protozoa (misalnya, amoeba dan paramecium), serta beberapa organisme yang lebih kompleks seperti alga hijau besar dan protista berkerabat lebih dekat dengan hewan, seperti slime molds (jamur lendir).

Klasifikasi dan pemahaman tentang protista telah berkembang seiring dengan kemajuan dalam bidang biologi molekuler dan mikroskop elektron, sehingga masih ada penelitian aktif tentang beragamnya organisme dalam kerajaan Protista.

 

Ciri-ciri protista

Ciri Umum Protista Mirip Jamur
Ilustrasi Jamur / Sumber: Pixabay

Ciri-ciri Protista adalah beragam, karena kerajaan Protista mencakup berbagai jenis organisme yang berbeda-beda. Namun, terdapat beberapa ciri umum yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau menggambarkan organisme dalam kerajaan Protista. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari Protista:

1. Organisme Eukariotik: Protista adalah organisme eukariotik, yang berarti mereka memiliki sel-sel dengan nukleus yang memiliki membran nukleus. Ini berbeda dari prokariota seperti bakteri, yang tidak memiliki nukleus yang terisolasi.

2. Uniseluler atau Multiseluler Sederhana: Sebagian besar Protista adalah uniseluler, yang berarti mereka terdiri dari satu sel saja. Namun, ada beberapa yang multiseluler, tetapi struktur tubuh mereka relatif sederhana jika dibandingkan dengan organisme multiseluler yang lebih kompleks.

3. Beragam Metabolisme: Protista dapat memiliki beragam jenis metabolisme. Beberapa bersifat autotrof dan dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan mereka sendiri, seperti alga. Yang lain adalah heterotrof, yang memperoleh nutrisi dengan cara memakan organisme lain atau materi organik yang terurai.

4. Mobilitas: Banyak protista dapat bergerak, meskipun metode mobilitasnya bervariasi. Beberapa memiliki flagela, seperti Euglena, yang digunakan untuk bergerak. Lainnya memiliki silia atau pseudopodia (perubahan bentuk sel) untuk bergerak, seperti amoeba.

5. Reproduksi: Protista dapat bereproduksi baik secara seksual maupun aseksual, tergantung pada jenisnya. Beberapa protista mengalami siklus hidup yang melibatkan perubahan antara bentuk sel yang berbeda, seperti dalam siklus hidup Plasmodium, parasit penyebab malaria.

6. Keanekaragaman Morfologi: Morfologi atau bentuk tubuh Protista bervariasi dari jenis yang sangat sederhana hingga yang lebih kompleks. Beberapa protista seperti paramecium memiliki struktur tubuh yang khusus, sementara yang lain seperti amoeba memiliki bentuk tubuh yang lebih bebas.

7. Habitat: Protista dapat ditemukan di berbagai habitat, termasuk air tawar, laut, tanah, dan bahkan sebagai parasit di dalam tubuh organisme lain.

Karena kerajaan Protista sangat beragam, ciri-ciri spesifik dapat bervariasi antara berbagai kelompok protista yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa tidak ada satu set ciri-ciri yang berlaku untuk semua protista, tetapi ciri-ciri umum di atas mencakup banyak organisme dalam kerajaan ini.


Klasifikasi protista

Klasifikasi Protista adalah topik yang cukup kompleks karena kerajaan Protista mencakup berbagai organisme yang sangat beragam. Klasifikasi organisme dalam kerajaan Protista terutama didasarkan pada karakteristik seluler, struktur tubuh, siklus hidup, dan genetika. Berikut ini adalah tampilan umum tentang klasifikasi Protista:

1. Filum (Phylum): Filum adalah tingkat taksonomi di atas kelas dan di bawah kerajaan. Beberapa contoh filum dalam Protista meliputi:

  • Filum Apicomplexa: Meliputi parasit seperti Plasmodium, penyebab penyakit malaria.
  • Filum Ciliophora: Termasuk protozoa berseilia seperti paramecium.
  • Filum Chlorophyta: Kelompok alga hijau uniseluler atau multiseluler.
  • Filum Rhizopoda: Termasuk amoeba.

2. Kelas (Class): Kelas adalah tingkat taksonomi yang lebih spesifik dan biasanya mencakup sejumlah genus yang berhubungan erat.

3. Order (Ordo): Ordo adalah tingkat taksonomi yang lebih khusus daripada kelas dan mencakup organisme yang memiliki ciri-ciri lebih serupa.

4. Famili (Familia): Tingkat famili lebih spesifik dan mencakup organisme yang lebih mirip secara genetik.

5. Genus (Genus): Genus mengacu pada kelompok organisme yang memiliki kesamaan genetik dan struktur yang cukup mencolok.

6. Spesies (Species): Spesies adalah tingkat taksonomi paling khusus dan merujuk pada individu atau populasi organisme yang dapat berkembang biak dengan satu sama lain.

Klasifikasi Protista ini dapat menjadi lebih kompleks jika Anda melihat dalam detail berbagai subgrup dan kelompok organisme Protista yang beragam. Selain itu, perubahan dan perkembangan dalam biologi molekuler telah membantu dalam merevisi dan memahami lebih baik hubungan filogenetik antara berbagai protista.


Peran protista dalam ekosistem

Protista memiliki peran yang bervariasi dalam ekosistem dan kehidupan manusia. Meskipun kerajaan Protista terdiri dari berbagai organisme yang berbeda, berikut adalah beberapa peran utama Protista:

1. Produksi Oksigen: Beberapa protista, seperti alga uniseluler, melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai produk sampingan. Mereka berkontribusi pada ketersediaan oksigen di lingkungan laut dan air tawar.

2. Pentingnya dalam Rantai Makanan: Protista, terutama yang bersifat autotrof, menjadi sumber makanan bagi organisme lain. Mereka adalah komponen penting dalam rantai makanan di ekosistem air, dan beberapa protozoa merupakan makanan bagi hewan-hewan kecil seperti krill.

3. Predator dan Parasit: Sebagian besar protozoa adalah predator mikroorganisme lain. Mereka mengendalikan populasi bakteri dan alga yang lebih kecil. Di sisi lain, beberapa protista juga bisa menjadi parasit pada organisme lain, termasuk manusia. Contohnya adalah Plasmodium, penyebab malaria, yang merupakan protista parasit.

4. Siklus Nutrien: Protista juga berperan dalam siklus nutrien di lingkungan, seperti siklus karbon dan nitrogen. Mereka mengambil bagian dalam dekomposisi materi organik dan perubahan unsur-unsur kimia.

5. Penyaring Mikroba dan Partikel: Beberapa protista seperti foraminifera memiliki cangkang yang dapat berfungsi sebagai penyaring mikroba dan partikel di perairan. Mereka membantu membersihkan air dan mengendalikan kualitas air.

6. Penting dalam Penelitian Ilmiah: Protista memiliki peran penting dalam penelitian ilmiah, terutama dalam pemahaman tentang sejarah evolusi dan keragaman organisme. Mereka telah membantu mengungkapkan prinsip-prinsip dasar biologi sel dan genetika.

7. Penelitian Kedokteran dan Farmasi: Beberapa protista seperti Toxoplasma gondii dan Trypanosoma cruzi merupakan penyebab penyakit pada manusia dan hewan. Penelitian protista telah berkontribusi pada pengembangan pengobatan dan vaksin untuk penyakit-penyakit tersebut.

8. Indikator Kesehatan Lingkungan: Beberapa jenis protista, seperti fitoplankton, digunakan sebagai indikator kesehatan lingkungan air. Perubahan dalam komposisi dan jumlah protista ini dapat mencerminkan perubahan dalam ekosistem air dan kualitas air.

9. Sumber Makanan Manusia: Beberapa jenis protista, seperti ganggang laut dan alga hijau, digunakan sebagai sumber makanan manusia dan bahan baku dalam industri makanan.

Keseluruhan, protista memainkan peran penting dalam ekosistem dan memiliki dampak signifikan pada kehidupan manusia. Peran mereka bervariasi tergantung pada jenis dan karakteristik individu protista tersebut.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya