Adrenalin adalah Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal, Kenali Cara Kerjanya

Adrenalin adalah hormon yang dihasilkan tubuh saat seseorang berada dalam situasi yang menegangkan atau berbahaya.

oleh Husnul Abdi diperbarui 24 Okt 2023, 14:50 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 14:50 WIB
Ilustrasi Bungee Jumping
Ilustrasi bungee jumping. (dok. Unsplash.com/Jeffrey Grospe)

Liputan6.com, Jakarta Adrenalin adalah istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan orang. Istilah ini kerap digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika seseorang membicarakan tentang olahraga ekstrem dan kegiatan terkait lainnya.

Adrenalin adalah hormon yang dihasilkan tubuh saat seseorang berada dalam situasi yang menegangkan atau berbahaya. Selain itu, hormon ini juga dilepaskan oleh tubuh ketika kamu merasa stres, tertekan, takut, bahkan saat senang.  

Adrenalin merupakan hormon yang memiliki peran sangat penting dalam menjaga fungsi organ tubuh dalam jumlah yang seimbang. Namun, bila kamu memiliki kelebihan atau kekurangan hormon ini, maka bisa mengakibatkan masalah kesehatan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (24/10/2023) tentang adrenalin adalah.


Adrenalin adalah

Arung Jeram
Ilustrasi Arung Jeram. (Bola.com/Pixabay)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adrenalin adalah hormon yang dihasilkan dari ekstrak kelenjar suprarenal atau kelenjar adrenal. Adrenalin adalah hormon yang kerap juga diebut sebagai epinefrin. Adrenalin adalah salah satu mekanisme pertahanan vital tubuh. Situasi tubuh yang mengalami stres akan memicu pelepasan hormon adrenalin ke dalam aliran darah.

Kelenjar adrenal terletak di bagian atas pada setiap ginjal. Kelenjar ini bertanggung jawab untuk memproduksi banyak hormon, termasuk aldosteron, kortisol, adrenalin, dan noradrenalin. Kelenjar adrenal dikendalikan oleh kelenjar lain yang disebut kelenjar pituitari.

Melansir Healthline, adrenalin adalah hormon yang juga dikenal sebagai "hormon lawan-atau-lari". Hormon ini dikeluarkan sebagai respons atas situasi yang menegangkan, mengasyikkan, berbahaya, atau mengancam. Adrenalin membantu tubuh seseorang bereaksi lebih cepat. Efeknya akan membuat jantung berdetak lebih cepat, meningkatkan aliran darah ke otak dan otot, dan menstimulasi tubuh untuk membuat gula sebagai bahan bakar.

Selain itu, efek lain pada tubuh dari adrenalin adalah menurunkan kemampuan tubuh untuk merasakan sakit, meningkatkan kekuatan untuk sementara, dan mempertajam fokus mental, yang akan memungkinkan seseorang untuk berpikir dengan cepat dan membentuk rencana yang jelas untuk menghindari potensi ancaman.


Cara Kerja Adrenalin

Ilustrasi terjun payung.
Ilustrasi terjun payung. (dok. Amber Turner/Unsplash.com)

Cara kerja adrenalin adalah dimulai di otak. Ketika kamu merasakan situasi berbahaya atau stres, informasi itu dikirim ke bagian otak yang disebut amigdala. Area otak ini berperan dalam pemrosesan emosi. Jika bahaya dirasakan, amigdala mengirimkan sinyal ke wilayah lain di otak yang disebut hipotalamus.

Hipotalamus sendiri adalah pusat komando otak. Bagian ini akan berkomunikasi dengan seluruh tubuh melalui sistem saraf simpatik. Hipotalamus mengirimkan sinyal melalui saraf otonom ke medula adrenal. Ketika kelenjar adrenal menerima sinyal tersebut, mereka merespons dengan melepaskan adrenalin ke dalam aliran darah.

Setelah berada di aliran darah, adrenalin akan mengikat reseptor pada sel hati untuk memecah molekul gula yang lebih besar, yang disebut glikogen, menjadi gula yang lebih kecil dan lebih mudah digunakan yang disebut glukosa. Ini memberi otot dorongan energi mengikat reseptor pada sel otot di paru-paru, menyebabkan kamu bernapas lebih cepat, merangsang sel-sel jantung untuk berdetak lebih cepat, memicu pembuluh darah berkontraksi, dan mengarahkan darah ke kelompok otot utama kontrak sel otot di bawah permukaan kulit untuk merangsang keringat mengikat reseptor di pankreas untuk menghambat produksi insulin.

Perubahan tubuh yang terjadi saat adrenalin bersirkulasi ke seluruh darah biasa disebut adrenaline rush karena perubahan ini terjadi dengan cepat. Faktanya, hal ini terjadi begitu cepat sehingga kamu mungkin tidak sepenuhnya memproses apa yang terjadi. Aliran adrenalin inilah yang memberi kemampuan untuk menghindar dari mobil yang melaju bahkan sebelum kamu sempat memikirkannya.


Efek Adrenalin pada Tubuh

Menguji Adrenalin Melewati Tebing Gunung Parang
Pendaki memanjat tebing Gunung Parang via Jalur Ferrata, Desa Cihuni, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (30/3). Gunung Parang merupakan gunung batu andesit tertinggi di Indonesia. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Efek adrenalin pada tubuh yaitu sebagai berikut:

  1. Pendorong energi
  2. detak jantung meningkat
  3. berkeringat
  4. kemampuan indra yang meningkat
  5. pernapasan cepat
  6. penurunan kemampuan untuk merasakan sakit
  7. peningkatan kekuatan dan
  8. merasa gelisah atau gugup

Setelah stres atau bahaya hilang, efek adrenalin bisa bertahan hingga satu jam.

Beberapa orang terkadang melakukan aktivitas tertentu hanya untuk memacu adrenalin. Aktivitas yang dapat memicu adrenalin adalah menonton film horor, terjun payung, loncat tebing, bungee jumping, arung jeram, dan lain sebagainya.

Cara Mengontrol Adrenalin

Cara mengontrol adrenalin adalah suatu hal yang perlu dipahami setiap orang. Pasalnya, lonjakan adrenalin yang terus-menerus dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke. Itu juga dapat menyebabkan kecemasan, penambahan berat badan, sakit kepala, dan insomnia.

Untuk membantu mengontrol adrenalin, kamu perlu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis, yang juga dikenal sebagai "sistem istirahat-dan-cerna". Respons istirahat-dan-cerna adalah kebalikan dari respons melawan-atau-lari. Ini membantu meningkatkan keseimbangan dalam tubuh, dan memungkinkan tubuh untuk beristirahat dan memperbaiki dirinya sendiri.

Cara untuk mengontrol adrenalin adalah:

  1. Dengan latihan pernapasan dalam meditasi yoga atau latihan tai chi, yang menggabungkan gerakan dengan pernapasan dalam
  2. berbicara dengan teman atau keluarga tentang situasi yang membuat stres sehingga kamu cenderung tidak memikirkannya di malam hari;
  3. membuat catatan harian tentang perasaan atau pikiran
  4. makan makanan yang seimbang dan sehat
  5. berolahraga secara teratur
  6. batasi konsumsi kafein
  7. hindari ponsel, lampu terang, komputer, musik keras, dan TV tepat sebelum waktu tidur

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya