Liputan6.com, Jakarta Popularitas kebugaran dan citra tubuh yang sempurna yang terus meningkat, membuat seorang influencer kebugaran muda, Beatriz Amma, memiliki impian besar untuk menjadi seorang guru kebugaran online. Ia pindah ke Los Angeles pada tahun 2021 untuk mengejar karier yang dicita-citakan. Tetapi apa yang seharusnya menjadi langkah awal yang mengarah kesuksesan berubah menjadi kisah mengerikan yang tidak pernah terbayangkan.Â
Setelah mencoba suntikan vitamin yang dijanjikan sebagai 'penghilang lemak' di spa mewah, Beatriz mengalami komplikasi yang mengerikan. Hal itu mengingatkannya pada betapa rapuhnya kesehatan dan tubuh.
Advertisement
Suntikan vitamin pembakar lemak dengan harapan menurunkan berat badan yang dijanjikan memang tengah populer. Namun ternyata, bagi Beatriz, itu menjadi mimpi buruk. Bekas luka, infeksi, hingga nekrosis adalah beberapa efek yang ia alami.
Advertisement
Untuk kisah lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Daily Mail, Selasa (24/10/2023).
Kisah Tragis Suntikan Vitamin Pembakar Lemak
Inilah kisah Beatriz Amma, seorang wanita berusia 26 tahun yang penuh semangat dalam menjalani perjalanan sebagai guru kebugaran online. Dengan impian besar, ia memutuskan untuk memulai perjalanannya di Los Angeles pada Februari 2021. Sayangnya, apa yang dimulai sebagai langkah untuk mencapai impian kebugarannya berubah menjadi mimpi buruk yang tak terduga.
Beatriz, seorang penggemar kebugaran yang gemar memakai bikini, memutuskan untuk mencoba suntikan vitamin yang disebut sebagai "penghilang lemak" di sebuah spa mewah. Dia membayar sekitar $800 (Rp12,6 Juta) untuk suntikan vitamin B12 yang dicampur dengan vitamin C, dan asam deoksikolat yang dikenal sebagai pelarut lemak. Suntikan ini terkenal populer dan dikenal efektif dalam membantu menurunkan berat badan.
Namun, dalam beberapa jam setelah mendapatkan suntikan tersebut, Beatriz mulai merasa tidak sehat. Bekas merah muncul di seluruh kulitnya, dan rasa sakit yang luar biasa membuatnya segera mendatangi rumah sakit. Dokter yang merawatnya mengklaim bahwa jaringan di sekitar lokasi suntikan telah mati akibat prosedur yang gagal.
Hal yang lebih mengejutkan adalah pernyataan yang datang dari petugas medis yang mengatakan kepada Beatriz bahwa dia mungkin tidak akan pernah bisa mengenakan bikini lagi. Hal itu dikarenakan kulitnya membuatnya terlihat seperti menderita cacar monyet.
Advertisement
Suntikan Pembakar Lemak yang Membawa Penderitaan
Suntikan pembakar lemak yang dijanjikan sebagai cara cepat untuk menurunkan berat badan ini tidak hanya memiliki risiko efek samping seperti iritasi kulit, memar, dan bengkak di sekitar area suntikan, tetapi dalam kasus Beatriz, hal itu berubah menjadi mimpi buruk yang tidak pernah diduga.
Beatriz menerima sekitar 60 suntikan vitamin tersebut, dengan 10 suntikan pada masing-masing lengan, 20 pada punggungnya, dan 20 pada perutnya. Namun, saat ia bangun keesokan paginya dengan gejala yang mengkhawatirkannya. Demam, menggigil, dan keringat dingin menjadi masalah sepanjang hari.
Beberapa hari kemudian, bekas luka muncul di kulitnya di lokasi suntikan. Saat dia mencari bantuan medis, dokter meyakinkannya bahwa gejala ini tidak perlu dikhawatirkan. Tapi dalam beberapa hari, kondisinya semakin buruk.
Beatriz menggambarkan pengalaman mengerikan di mana kulitnya mulai meledak dan tubuhnya tampak seperti "memakan dirinya sendiri hidup-hidup." Setelah dua minggu tinggal bersama temannya, Beatriz akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit, takut dia akan meninggal. Hasilnya adalah diagnosis yang mengerikan yakni nekrosis, yaitu kematian jaringan tubuh akibat infeksi.
Perjuangan Beatriz dan Harapannya untuk Menginspirasi Orang Lain
Kisah tragis Beatriz tidak berakhir di sini. Dia didiagnosis menderita infeksi abses mycobacterium subkutan, yang disebabkan oleh bakteri yang dapat mencemari peralatan medis. Ini adalah keluarga bakteri yang sama dengan bakteri penyebab tuberkulosis dan kusta.Â
Gejalanya meliputi bisul berisi nanah, demam, menggigil, dan nyeri otot. Perawatan melibatkan mengeluarkan nanah, menghilangkan jaringan yang terinfeksi, dan antibiotik jangka panjang. Meskipun luka Beatriz akhirnya sembuh pada Maret 2022, dia harus terus menerima antibiotik intravena selama enam jam sehari.Â
Bahkan pada bulan September 2022, dia harus kembali memulai pengobatan saat penyakitnya muncul kembali. Dampak dari pengalaman ini telah sangat berat bagi tubuhnya, dan dia telah berjuang melalui masa penyembuhan yang panjang dan melelahkan.
Meskipun menghadapi sejumlah tantangan dan kerugian besar, Beatriz berharap dapat menyebarkan kesadaran tentang penyakitnya dan menginspirasi orang lain untuk memiliki sikap positif terhadap tubuh mereka. Dia ingin semua orang merasa cantik terlepas dari bekas luka, baik secara internal maupun eksternal, dan berharap dapat memicu gerakan kepositifan tubuh yang kuat. Beatriz adalah bukti bahwa ketahanan dan semangat dapat membantu mengatasi bahkan cobaan paling sulit dalam hidup.
Advertisement