Pengertian Penegakan Hukum, Pahami Juga Tahap dan Faktor yang Mempengaruhinya

Pengertian penegakan hukum, faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya dan tahapannya.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 17 Nov 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2023, 14:00 WIB
[Bintang] 17 tahun reformasi pada 20 Mei
Ilustrasi penegakan hukum (Via: lintasterkininews.com)

Liputan6.com, Jakarta Pemahaman tentang pengertian penegakan hukum merupakan suatu proses krusial dalam suatu masyarakat, di mana pihak yang berwenang bertanggung jawab untuk menerapkan dan menegakkan hukum agar setiap warga negara tunduk pada aturan yang berlaku. 

Pemahaman mengenai pengertian penegakan hukum melibatkan aparat keamanan dan sistem peradilan yang bekerja sama guna memastikan bahwa norma hukum dijalankan, melindungi hak-hak setiap individu, serta menjaga keamanan dan ketertiban sosial.

Dengan memahami pengertian penegakan hukum dan mengidentifikasi faktor penghambatnya, masyarakat diharapkan dapat bersama-sama menciptakan lingkungan hukum yang adil, transparan, dan efektif. 

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (17/11/2023). Pengertian penegakan hukum, faktor-faktor yang bisa mempengaruhinya dan tahapannya.

Pengertian Penegakan Hukum

Norma Hukum
Ilustrasi Norma Hukum Credit: unsplash.com/Tingey

Penegakan hukum adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak berwenang, seperti aparat penegak hukum dan lembaga peradilan, dalam rangka menerapkan, menjalankan, dan menegakkan hukum yang berlaku di suatu negara atau masyarakat. 

Tujuan utama dari penegakan hukum adalah untuk memastikan bahwa norma-norma hukum yang telah ditetapkan dijalankan secara adil, setiap warga negara tunduk pada aturan yang berlaku, dan pelanggaran hukum mendapatkan sanksi yang sesuai.

Proses penegakan hukum melibatkan beberapa tahapan yang saling terkait. Pertama, terdapat tahap identifikasi dan penegakan aturan hukum, di mana hukum yang berlaku diidentifikasi, dan langkah-langkah untuk menegakkannya diputuskan. 

Selanjutnya, aparat penegak hukum, seperti polisi, jaksa, dan hakim, terlibat dalam proses penyelidikan, penuntutan, dan pengadilan untuk menangani kasus-kasus pelanggaran hukum. Pentingnya penegakan hukum dapat dipahami dari beberapa perspektif. 

Pertama, penegakan hukum berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Dengan adanya sanksi bagi pelanggar hukum, diharapkan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan stabil. Kedua, penegakan hukum juga memiliki peran dalam melindungi hak-hak individu dan kelompok, sehingga setiap orang memiliki perlindungan yang sama di hadapan hukum.

Tahap Penegakan Hukum

Tahap penegakan hukum pidana melibatkan serangkaian proses yang kompleks mulai dari pembentukan hukum pidana hingga pelaksanaan hukuman. Berikut adalah penjelasan mengenai tahap-tahap penegakan hukum pidana:

Tahap Formulasi:

  • Pembentukan Hukum Pidana: Tahap awal penegakan hukum pidana dimulai dengan pembentukan undang-undang atau peraturan hukum pidana yang mengatur tindak pidana dan sanksi yang diterapkan bagi pelaku kejahatan.
  • Penetapan Sanksi Hukuman: Pada tahap ini, sanksi hukuman seperti hukuman penjara, denda, atau hukuman lainnya ditetapkan sebagai konsekuensi dari pelanggaran hukum pidana.

Tahap Aplikasi:

  • Penyelidikan dan Penuntutan: Setelah hukum pidana terbentuk, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus yang melibatkan pelanggaran hukum pidana. Jaksa kemudian menentukan apakah kasus tersebut layak untuk diadili (dituntut) atau tidak.
  • Proses Pengadilan: Kasus-kasus yang dinyatakan layak untuk diadili dibawa ke pengadilan. Di tahap ini, hakim memutuskan apakah terdakwa bersalah atau tidak bersalah berdasarkan bukti-bukti yang diajukan selama persidangan.
  • Pemberian Hukuman: Jika terdakwa dinyatakan bersalah, tahap ini melibatkan penentuan hukuman yang sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Hukuman bisa berupa hukuman penjara, denda, atau hukuman alternatif lainnya.

Tahap Eksekusi:

  • Pelaksanaan Hukuman: Setelah pengadilan menetapkan hukuman, tahap eksekusi melibatkan pelaksanaan hukuman yang ditentukan. Ini bisa berupa penahanan, pembebasan bersyarat, pelaksanaan denda, atau hukuman lainnya.
  • Rehabilitasi: Beberapa kasus mungkin melibatkan program rehabilitasi bagi pelaku kejahatan, terutama jika tujuan sistem peradilan pidana adalah untuk memperbaiki perilaku pelaku kejahatan dan mencegahnya kembali melanggar hukum.

Tahap Pengawasan:

  • Pemantauan Pasca Hukuman: Setelah pelaksanaan hukuman, tahap pengawasan melibatkan pemantauan terhadap perilaku pelaku kejahatan pasca pembebasan atau penyelesaian hukuman.
  • Pengawasan Komunitas: Program pengawasan komunitas atau pembebasan bersyarat dapat diterapkan untuk memastikan bahwa pelaku kejahatan mematuhi persyaratan dan tidak kembali melakukan pelanggaran hukum.

Melalui tahap-tahap ini, sistem penegakan hukum pidana bertujuan untuk menciptakan keadilan, menjaga ketertiban masyarakat, dan memberikan sanksi yang sesuai untuk melindungi hak-hak individu serta kepentingan umum. Tahap-tahap tersebut mencerminkan upaya untuk mencapai keseimbangan antara keadilan, perlindungan masyarakat, dan rehabilitasi pelaku kejahatan.

Faktor-Faktor Penghambat dalam Penegakkan Hukum

Faktor-faktor penghambat dalam penegakan hukum dapat berasal dari berbagai sumber dan merentang dari aspek perundang-undangan, aparat penegak hukum, sarana atau fasilitas, hingga faktor masyarakat dan kebudayaan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai faktor-faktor tersebut:

Perundang-undangan:

  • Ketidakadilan Hukum: Terdapat kelemahan atau ketidakadilan dalam perundang-undangan yang dapat membuat proses penegakan hukum sulit dilakukan. Undang-undang yang tidak memadai atau ambigu dapat memberikan celah untuk penafsiran yang berbeda-beda.
  • Regulasi yang Bertentangan: Adanya banyak regulasi yang saling bertentangan dapat membingungkan dan mempersulit aparat penegak hukum dalam mengambil tindakan yang konsisten.

Aparat Penegak Hukum:

  • Korupsi: Praktik korupsi di kalangan aparat penegak hukum dapat merusak integritas sistem hukum dan mengakibatkan ketidakobjektifan dalam penegakan hukum.
  • Kurangnya Sumber Daya: Aparat penegak hukum seringkali menghadapi keterbatasan sumber daya, baik dari segi personil maupun peralatan, yang dapat menghambat efektivitas dalam melaksanakan tugas.

Sarana atau Fasilitas:

  • Infrastruktur yang Kurang Baik: Fasilitas dan infrastruktur yang kurang memadai, seperti sistem transportasi yang buruk, dapat memperlambat respons dan mobilitas aparat penegak hukum.
  • Kurangnya Sumber Daya Manusia: Kurangnya jumlah personel penegak hukum, jaksa, hakim, dan staf pendukung lainnya dapat menyebabkan kelambatan dalam penanganan kasus.

Faktor Masyarakat:

  • Tidak Memahami Pentingnya Hukum: Banyak masyarakat yang tidak memahami pentingnya hukum dan sistem penegakan hukum, sehingga kurangnya kesadaran untuk mematuhi aturan.
  • Ketidakpuasan Terhadap Sistem Hukum: Proses hukum yang lambat, diskriminasi, dan ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem hukum dapat menghambat kerjasama dalam penegakan hukum.

Faktor Kebudayaan:

  • Norma dan Tradisi yang Berlawanan: Kebudayaan yang mengakui norma dan tradisi yang berlawanan dengan aturan hukum formal dapat menghambat pelaporan kasus ke pihak berwenang.
  • Pendidikan Hukum yang Kurang: Masyarakat yang kurang memiliki pemahaman hukum dapat kesulitan memahami dan menghormati aturan hukum.

Pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor ini penting untuk merancang kebijakan dan reformasi yang dapat meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan memperkuat integritas sistem hukum dalam suatu masyarakat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya