Kontekstual Adalah Konsep Belajar, Kenali Strategi, Karakteristik dan Komponen Utama

Pendekatan kontekstual juga diartikan sebagai konsep belajar, yang membantu guru mengaitkan pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 21 Nov 2023, 17:40 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2023, 17:40 WIB
Ilustrasi membaca buku, belajar tembang gambuh
Ilustrasi membaca buku, belajar tembang gambuh. (Photo created by andreas on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Kontekstual adalah pemahaman yang merujuk pada kemampuan seseorang, untuk memahami makna suatu kata, kalimat, atau pesan dengan mempertimbangkan situasi atau konteks, di mana kata-kata tersebut digunakan.

Kontekstual adalah suatu model, yang melibatkan berbagai elemen seperti waktu, tempat, latar belakang budaya, relasi interpersonal, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi interpretasi sebuah pesan. Dalam setiap bentuk komunikasi, kata-kata atau kalimat dapat memiliki makna yang berbeda tergantung pada konteksnya. 

Kontekstual adalah pemahaman yang tidak hanya melihat kata-kata secara terpisah, tetapi juga mengenali bagaimana kata-kata tersebut terintegrasi, dalam situasi yang lebih luas. Oleh karena itu, seseorang dengan pemahaman kontekstual yang baik dapat lebih mudah menangkap nuansa, maksud tersirat, dan makna mendalam dari suatu percakapan.

Penting untuk diingat bahwa konteks tidak hanya terbatas pada lingkungan fisik, tetapi juga melibatkan aspek-aspek psikologis dan sosial. Misalnya dalam konteks percakapan formal, makna suatu kata mungkin berbeda dengan maknanya dalam percakapan informal.

Berikut ini pengertian dan strategi pembelajaran kontekstual yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (21/11/2023). 

Pengertian Kontekstual

Ilustrasi membaca buku, kumpulan majas
Ilustrasi membaca buku, kumpulan majas. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Konsep belajar dengan pendekatan kontekstual mewakili suatu pendekatan ilmiah, di mana individu belajar melalui pengalaman langsung dan penerapan konsep yang dipelajari, bukan hanya memahaminya secara pasif. Pendekatan ini juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran, yang memungkinkan guru menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu, pendekatan kontekstual mendorong siswa untuk menjalin keterkaitan, antara pengetahuan yang dimilikinya dengan aktivitas sehari-hari mereka.

Dalam konteks pembelajaran kontekstual, peran guru tidak hanya terbatas pada penyampaian informasi, melainkan lebih menitikberatkan pada bimbingan siswa, dalam menemukan pengetahuan dan keterampilan baru melalui pengalaman belajar pribadi mereka. Pendekatan ini menekankan pada kemandirian siswa, dan penggunaan pengetahuan dalam konteks praktis, bukan sekadar memahami apa yang diajarkan oleh guru.  

Berikut ini terdapat beberapa pengertian menurut para ahli diantaranya:

Metode tersebut adalah sistem yang dipakai, untuk mendorong siswa dalam menciptakan suatu hubungan. Hubungan antara pengetahuan yang telah dimiliki, kemudian diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kontekstual adalah proses pendidikan, yang digunakan untuk menolong anak didik dalam melihat makna suatu pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. Cara yang dipakai adalah dengan menggabungkan subjek-subjek akademik, untuk dipelajari dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kontekstual disebutkan sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang menekankan pada proses keterlibatan anak didik secara penuh. Untuk menemukan materi yang dipelajari, sehingga mendorong anak didik menerapkan pada kehidupan nyata.

Suherman menyebutkan bahwa ini merupakan sistem pembelajaran, yang diawali dengan melihat contoh kejadian nyata, khususnya yang dialami siswa. Kemudian diangkat sebagai pembahasan konsep yang sedang dipelajari, dalam hal ini anak didik mampu menerapkan dan mempraktekkan, bercerita, dialog hingga tanya jawab.

Strategi dan Langkah

Ilustrasi membaca buku, cerpen
Ilustrasi membaca buku, cerpen. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Dalam strategi pembelajaran kontekstual, guru memainkan peran kunci dengan membawa siswa ke dalam dunia pemecahan masalah sehari-hari. Ini tidak hanya mencakup menyajikan kasus yang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetapi juga menantang mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan, yang sering mereka temui di lingkungan sekitar mereka. Setelah diperkenalkan dengan kasus atau masalah, siswa tidak hanya diarahkan untuk mencari solusi, tetapi juga didorong untuk menggali informasi dari berbagai sumber yang dapat diakses. Ini menciptakan suasana pembelajaran kolaboratif, di mana siswa belajar untuk bekerja bersama, membagikan ide, dan memanfaatkan keahlian mereka masing-masing.

Pemilihan lingkungan pembelajaran menjadi aspek penting dalam strategi ini. Guru secara sengaja memilih tempat-tempat yang dapat meningkatkan pemahaman materi, seperti lingkungan sekolah yang diubah menjadi laboratorium pembelajaran, perpustakaan dengan sumber daya yang kaya, atau kunjungan ke museum yang mendukung konsep yang diajarkan. Peran guru dalam strategi ini bukan hanya sebagai pengajar tetapi lebih sebagai pembimbing. Siswa diberdayakan untuk mengambil peran aktif, dalam proses pembelajaran mereka sendiri, dengan guru memberikan arahan, memberikan pertanyaan yang memicu pemikiran kritis, dan memberikan bimbingan sesuai kebutuhan.

 

Langkah-langkah Pembelajaran Kontekstual

  1. Guru tidak hanya memperkenalkan konsep, tetapi juga mengaitkannya dengan tokoh-tokoh yang memiliki dampak dalam bidang mata pelajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran, dan memotivasi mereka dengan melihat aplikasi nyata.
  2. Sebelum memulai materi pembelajaran, guru merumuskan dengan jelas manfaat dan tujuan dari materi tersebut. Langkah ini membantu siswa mengidentifikasi relevansi materi dengan kehidupan mereka, serta memberikan motivasi ekstra untuk belajar.
  3. Siswa tidak hanya dibiarkan mencari solusi, tetapi juga didorong untuk menjalani proses eksplorasi tanpa hambatan.
  4. Guru memberikan timbal balik konstruktif untuk memandu siswa dalam menemukan cara belajar yang paling efektif sesuai dengan gaya pembelajaran mereka.
  5. Guru tetap menjadi pembimbing selama siswa menjalani proses pembelajaran mandiri. Dengan memberikan arahan dan dukungan, guru membantu siswa mengatasi hambatan, dan memastikan bahwa eksplorasi mereka tetap terarah pada tujuan pembelajaran.

 

Karakteristik dan Komponen

Ilustrasi membaca buku, novel, cerpen
Ilustrasi membaca buku, novel, cerpen. (Image by Freepik)

Pendekatan kontekstual sebagai metode pembelajaran yang mencerminkan keberagaman situasi nyata, di mana mengusung sejumlah karakteristik utama, yang memperkaya pengalaman belajar siswa:

  1. Guru tidak hanya berperan sebagai penyampai informasi, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan menarik. Ini dapat melibatkan penggunaan metode-metode kreatif, permainan peran, atau pendekatan multimedia yang menyegarkan.
  2. Siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga dilatih untuk mengaplikasikannya dalam situasi kehidupan sehari-hari. Ini mendorong siswa untuk memahami relevansi konsep-konsep akademis dengan dunia nyata.
  3. Setiap tugas yang diberikan tidak hanya dianggap sebagai pekerjaan rumah rutin. Sebaliknya, tugas-tugas ini dirancang untuk mencerminkan tantangan nyata, yang dapat ditemui siswa di masa depan, serta memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan keterampilan yang berguna.
  4. Setiap pengalaman pembelajaran diarahkan, untuk memiliki dampak yang bermakna bagi siswa. Guru berusaha menjadikan setiap pembelajaran, sebagai peristiwa yang meninggalkan kesan dan pemahaman yang mendalam.

Pendekatan kontekstual dibentuk oleh beberapa komponen kunci, yang mendefinisikan esensi dari pendekatan ini:

1. Konstruktivisme, di mana siswa tidak hanya menerima informasi, melainkan diberdayakan untuk menjadi konstruktor pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri, menggunakan dan mengembangkan pikiran mereka.

2. Inquiry, membuat siswa didorong untuk menjadi penjelajah pengetahuan mereka sendiri, menggali topik lebih dalam melalui proses penyelidikan dan eksplorasi.

3. Pertanyaan (Questioning) yaitu keterampilan bertanya ditanamkan dalam siswa. Dengan mengajukan pertanyaan, siswa mengembangkan rasa ingin tahu dan kemampuan analisis.

4. Komunitas Pembelajaran(Learning Community), yaitu pembentukan masyarakat belajar heterogen, dalam menggambarkan upaya untuk menciptakan lingkungan inklusif di kelas, yang membuat siswa belajar satu sama lain.

5. Modeling, di mana guru berperan sebagai model yang memberikan contoh, membimbing siswa dalam pengembangan pemahaman mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya