Hayati Artinya Sesuatu yang Hidup, Simak Klasifikasi dan Upaya Pelestariannya

Hayati adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan, dan organisme kecil yang tidak terlihat.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 24 Nov 2023, 17:15 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2023, 17:15 WIB
[Fimela] keanekaragaman hayati
keanekaragaman hayati | pexels.com/@jeremy-bishop-1260133

Liputan6.com, Jakarta Hayati artinya sesuatu yang hidup, di mana keanekaragaman ini memiliki harga yang tak ternilai dari alam. Keanekaragaman hayati atau biodiversitas, merujuk pada variasi kehidupan dalam segala bentuknya di planet Bumi. Ini mencakup keragaman genetik, keragaman spesies, dan keragaman ekosistem di seluruh lingkungan alam.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hayati artinya berhubungan mengenai hidup atau hal yang berhubungan dengan hidup. Sehingga keanekaragaman hayati, tidak hanya mencakup organisme hidup, tetapi juga interaksi kompleks antara mereka, dan lingkungan tempat mereka hidup.

Hayati artinya sesuatu yang bersifat hidup, di mana memiliki nilai intrinsik dan ekonomi yang besar. Selain memberikan keindahan alam dan warisan budaya, keanekaragaman hayati juga menyediakan sumber daya vital, seperti makanan, obat-obatan, dan bahan baku industri.

Namun, keanekaragaman hayati saat ini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas manusia, seperti deforestasi, perubahan iklim, pencemaran, dan hilangnya habitat. Oleh karena itu, pemahaman dan upaya pelestarian terus-menerus diperlukan, untuk menjaga keanekaragaman hayati sebagai warisan berharga.

Berikut ini arti hayati dan klasifikasi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (24/11/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tingkat Utama Keanekaragaman Hayati

[Fimela] ilustrasi keanekaragaman hayati
ilustrasi keanekaragaman hayati | pexels.com/@kevin-blanzy-440998

Di Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman baik flora maupun faunanya, kita mengenal Keanekaragaman Hayati atau sering disebut juga sebagai biodiversitas. Biodiversitas adalah suatu parameter yang terdapat di dalam bumi, dan hal ini menjadi patokan atau ukuran dalam menilai kesehatan bumi. 

Keanekaragaman hayati yang hadir di lingkungan ekosistem daratan Indonesia, menunjukkan jumlah yang lebih tinggi daripada biodiversitas di lingkungan kutub. Fenomena ini dipengaruhi oleh iklim atau cuaca, karena biodiversitas merupakan hasil dari respons terhadap kondisi iklim yang berbeda-beda.

Berikut ini penjelasan tentang setiap tingkat keanekaragaman hayati diantaranya: 

1. Keragaman Genetik

Keragaman genetik mencakup rentang variasi gen dalam suatu populasi atau spesies. Gen adalah segmen DNA yang membawa informasi genetik, dan setiap individu memiliki kombinasi unik gen yang membentuk ciri-ciri mereka. Keragaman genetik memegang peran penting dalam adaptasi dan evolusi, di mana variasi genetik memungkinkan suatu populasi untuk bertahan dalam beragam kondisi lingkungan.

Individu dengan variasi genetik tertentu, mungkin lebih tahan terhadap tekanan lingkungan atau penyakit tertentu. Pentingnya keragaman genetik mencuat, saat melihat keberlanjutan spesies. Dalam situasi di mana suatu spesies menghadapi tekanan lingkungan atau perubahan dalam ekosistem, individu dengan variasi genetik yang berbeda dapat memberikan fondasi, untuk adaptasi dan kelangsungan hidup.

2. Keragaman Spesies

Keragaman spesies mencakup jumlah dan variasi spesies, dalam suatu ekosistem atau wilayah tertentu. Spesies didefinisikan sebagai kelompok individu, yang dapat saling berkembang biak dan menghasilkan keturunan yang subur. Keanekaragaman spesies mendukung stabilitas ekosistem, di mana setiap spesies memiliki peran dan fungsi uniknya sendiri.

Beberapa spesies mungkin menjadi pemangsa, sementara yang lain berperan sebagai polinator atau produsen. Kehilangan spesies, dapat berdampak signifikan pada ekosistem. Spesies yang punah mungkin memiliki peran penting, dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Sebagai contoh, hilangnya predator tertentu dapat mengakibatkan ledakan populasi mangsa, serta mengubah struktur ekosistem secara keseluruhan.

3. Keragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem mencakup variasi, dalam jenis ekosistem dan tipe habitat di suatu daerah geografis. Ekosistem adalah sistem kompleks, yang terdiri dari organisme hidup dan faktor-faktor lingkungan mereka. Keanekaragaman ekosistem mencakup berbagai jenis lingkungan, seperti hutan hujan tropis, padang rumput, dan ekosistem akuatik seperti danau dan terumbu karang.

Setiap ekosistem memiliki kondisi unik, yang mendukung kelangsungan hidup organisme di dalamnya. Oleh karena itu, proses alam seperti sirkulasi nutrien, rantai makanan, dan siklus hidrologi berkontribusi pada keberlanjutan ekosistem. 


Klasifikasi Keanekaragaman Hayati

Ilustrasi Keanekaragaman hayati
Indonesia meraih peringkat ke-2 negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. (Photo by Tomas Sobek on Unsplash)

Klasifikasi keanekaragaman hayati dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu sistem alami, sistem buatan, dan sistem filogenetik, masing-masing mencerminkan pendekatan yang berbeda dalam merinci dan mengkategorikan makhluk hidup.

1. Klasifikasi Sistem Alami

Dalam klasifikasi sistem alami, penentuan kategori didasarkan pada persamaan dan perbedaan morfologi suatu makhluk hidup. Contohnya, hewan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara geraknya (seperti hewan bersayap, hewan bersirip, dan hewan berkaki), sedangkan tumbuhan dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis biji (seperti biji berkeping satu dan biji berkeping dua). Pendekatan ini mencerminkan keragaman bentuk fisik makhluk hidup.

2. Klasifikasi Sistem Buatan

Dalam klasifikasi sistem buatan, keanekaragaman hayati dikelompokkan berdasarkan satu atau dua ciri tertentu dari makhluk hidup. Sistem ini sering kali mencerminkan sudut pandang manusia, dan cara manusia memandang dan memahami keberagaman hayati. Misalnya, Aristoteles mengelompokkan makhluk hidup menjadi dua kategori, berdasarkan kemampuan berpindah dan keberadaan klorofil. Pendekatan ini lebih bersifat konseptual, dan didasarkan pada interpretasi manusia terhadap dunia biologis.

3. Klasifikasi Sistem Filogenetik

Klasifikasi sistem filogenetik didasarkan pada hubungan evolusioner, yang dekat antara takson satu dengan takson lainnya. Pendekatan ini menggambarkan sejarah evolusi dan perkembangan organisme, dengan mengidentifikasi persamaan fenotipe atau sifat yang dapat diamati. Sistem filogenetik mencoba mencerminkan sejarah garis keturunan, dan memahami bagaimana kelompok organisme berkembang dan berhubungan satu sama lain.

 


Upaya Pelestarian

Keanekaragaman hayati
Ilustrasi keanekaragaman hayati. (Foto: Freepik)

Metode Insitu

Metode insitu adalah kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem, di tempat asal flora dan fauna. Ini melibatkan upaya langsung di lapangan, dengan memberikan perlindungan pada kawasan yang dianggap memiliki ekosistem unik atau spesies yang terancam punah. Beberapa bentuk metode insitu yang relevan mencakup:

1. Suaka Marga Satwa, yang merupakan benteng pertahanan untuk ekosistem, yang dianggap memiliki keunikan tertentu. Di dalamnya, berbagai jenis flora dan fauna mendapatkan perlindungan khusus.

2. Taman nasional adalah bentuk perlindungan mutlak, yang diberikan oleh pemerintah. Sebagai cagar alam ekosistem-ekosistem yang terlindungi, taman nasional berfungsi sebagai tempat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati.

3. Cagar alam adalah potret kekayaan alam suatu daerah, dengan flora dan fauna yang menunjukkan kekhasan dan keragaman tertentu. Perlindungan ekosistem di dalamnya mendukung kelangsungan hidup spesies.

4. Hutan suaka alam atau hutan lindung, memberikan perlindungan ekosistem terlindungi yang menjadi rumah bagi beragam spesies. Melalui upaya ini, keanekaragaman hayati dapat dilestarikan di habitat aslinya.

Metode Eksitu

Metode eksitu adalah langkah-langkah pelestarian, yang melibatkan pengambilan flora dan fauna dari habitat aslinya. Tujuan utamanya adalah konservasi, perlindungan, dan bahkan pengembangbiakan spesies yang mungkin terancam punah. Adapun penerapan metode eksitu mencakup:

1. Sebagai wadah koleksi dan presentasi spesies langka, kebun binatang berperan penting dalam upaya konservasi dan edukasi. Pengunjung dapat belajar tentang keanekaragaman hayati, dan mengembangkan rasa empati terhadap kehidupan hewan.

2. Taman safari berkontribusi pada pelestarian, dan pemahaman keberagaman hayati. Tempat ini menyajikan kesempatan langka bagi pengunjung untuk mengamati, dan memahami perilaku hewan dalam lingkungan yang menyerupai habitat alami.

3. Taman Hutan Raya menghadirkan lingkungan alami, yang mendukung kehidupan flora dan fauna tertentu. Taman hutan raya sering digunakan untuk tujuan konservasi dan edukasi. Melibatkan masyarakat dalam upaya pelestarian, adalah aspek kunci dari pendekatan ini.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya