Ligamen Adalah Jaringan Ikat dalam Tubuh Manusia, Kenali Fungsi dan Strukturnya

Ligamen adalah suatu struktur jaringan lunak berupa pita yang menghubungkan tulang dengan tulang di dalam tubuh.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 27 Nov 2023, 15:15 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2023, 15:15 WIB
ilustrasi nyeri otot
ilustrasi nyeri otot. Foto. Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Ligamen adalah jaringan ikat, yang menghubungkan satu tulang dengan tulang lainnya di dalam tubuh manusia. Fungsinya utama adalah memberikan dukungan struktural dan stabilitas pada sendi, serta memastikan agar tulang tetap terhubung dengan kuat, dan tidak mengalami pergeseran yang berlebihan selama gerakan tubuh.

Ligamen adalah jaringan berserat, yang bentuknya menyerupai pita elastis dan berperan sebagai penghubung antartulang di dalam tubuh. Jaringan ini terdiri dari serat-serat kolagen yang kuat, sehingga memberikan kekuatan tarik yang diperlukan, untuk menahan tegangan dan tekanan pada sendi.

Beberapa jenis ligamen juga mengandung elastin, yang memberikan fleksibilitas dan elastisitas pada jaringan ikat ini. Selain memberikan stabilitas, ligamen adalah pita jaringan yang berperan dalam memandu gerakan sendi, dan mencegah gerakan yang berlebihan. Contohnya, ligamen pada lutut membantu mengontrol gerakan antara tulang paha dan tulang kering.

Ligamen memainkan peran penting dalam menjaga integritas sistem muskuloskeletal, dan perawatan seperti olahraga teratur, peregangan, dan pola makan yang sehat, dapat membantu mendukung kesehatan ligamen dan mencegah cedera. Berikut ini pemahaman tentang ligamen dan fungsi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/11/2023).   

Pengertian Ligamen dan Fungsinya

Cedera Ligamen ACL dan Rehabilitasinya
(Foto: footsteps.com)

Ligamen adalah pita jaringan ikat fibrosa kuat, yang berfungsi untuk menopang organ dalam dan menyatukan tulang, dalam artikulasi yang tepat pada persendian. Melansir dari laman Britannica, ligamen terdiri dari kumpulan serat kolagen padat dan sel berbentuk gelendong yang dikenal sebagai fibrosit, dengan sedikit substansi dasar (komponen seperti gel dari berbagai jaringan ikat). Beberapa ligamen kaya akan serat kolagen, yang kokoh dan tidak elastis, sedangkan ligamen lainnya kaya akan serat elastis, yang cukup kuat meskipun memungkinkan pergerakan elastis. 

Ligamen adalah jaringan berserat yang kuat dan tebal, namun tetap elastis. Struktur jaringan ligamen terbentuk oleh sel-sel berbentuk gelondongan, yang dikenal sebagai fibrosit. Selain itu, jaringan ini memiliki komponen lain dengan tekstur menyerupai gel. Ligamen dapat diibaratkan sebagai jaringan tali elastis yang bersilangan, sehingga berfungsi untuk mengikat tulang. Walaupun bersifat elastis, ligamen tidak membuat persendian bisa bergerak bebas seperti pada bagian tubuh lainnya, contohnya lengan, bahu, dan kaki. Meskipun demikian, keberadaan ligamen sangat penting untuk memberikan stabilitas dan dukungan pada persendian, mencegah pergerakan yang berlebihan yang dapat menyebabkan cedera.

Mengutip dari laman Clevel and Clinic, tubuh manusia memiliki lebih dari 900 ligamen yang membantu menghubungkan tulang, sendi, dan organ serta menahannya pada tempatnya. Ligamen bisa meregang atau robek secara berlebihan, yang disebut keseleo. Keseleo adalah cedera yang umum terjadi, namun Anda dapat mengambil beberapa langkah untuk menjaga ligamen Anda lebih sehat dan aman. Ligamen memiliki beberapa tugas penting yang membantu Anda bergerak dengan baik diantaranya: 

  1. Biarkan sendi bergerak ke arah yang dimaksudkan untuk digerakkan
  2. Satukan tulang (pastikan sambungan tidak terpuntir)
  3. Menstabilkan otot dan tulang
  4. Memperkuat persendian
  5. Mencegah terjadinya dislokasi tulang, misalnya lutut Anda memiliki empat ligamen, yang mencegahnya bergerak ke samping atau ke belakang.
  6. Ligamen juga menahan rahim pada tempatnya di panggul wanita. Selain itu, mereka menghubungkan hati, usus, dan lambung serta menahannya di tempat.

Struktur

Ilustrasi cedera lutut.
Ilustrasi cedera lutut. Photo by Terry Shultz on Unsplash

1. Serat Kolagen

Ligamen didominasi oleh serat kolagen, molekul protein yang membentuk jaringan dalam susunan paralel atau segitiga yang terorganisir. Sebagai unsur dominan, serat ini membangun kerangka struktural ligamen, sehingga memberikan kekuatan daya tahan terhadap tekanan yang terjadi selama gerakan tubuh. Dalam struktur serat kolagen, kekompakan dan orientasi berperan penting. Urutan serat ini memungkinkan ligamen untuk menghadapi tantangan biomekanik, dengan keandalan yang luar biasa. Oleh karena itu, ligamen bukan hanya sekadar pengikat mekanis tetapi juga struktur dinamis, yang menyesuaikan diri dengan kebutuhan tubuh.

2. Serat Elastin

Sementara serat kolagen memberikan kekuatan, elastin menghadirkan elemen elastisitas pada ligamen. Serat elastin memungkinkan ligamen untuk meregang dan kembali ke bentuk semula, di mana menjaga fleksibilitas dan adaptabilitas selama rentang gerakan tubuh yang kompleks. Kehadiran serat elastin juga memainkan peran dalam pengelolaan energi, membantu ligamen menanggung beban dinamis, dan mencegah potensi cedera. Kolaborasi yang harmonis antara serat kolagen dan elastin, menciptakan fondasi keseimbangan yang diperlukan dalam fungsionalitas ligamen.

3. Matriks Ekstraseluler

Matriks ekstraseluler yang mengelilingi serat kolagen dan elastin, memainkan peran penting dalam memberikan dukungan tambahan dan kelembutan pada ligamen. Substansi seperti glikosaminoglikan dan proteoglikan hadir dalam matriks, sehingga memberikan sifat hidrofilik yang mendukung kelembaban dan elastisitas ligamen. Keberadaan matriks ekstraseluler bukan hanya menjadi "pengisi" dalam struktur ligamen, tetapi juga mengatur interaksi seluler dan memberikan jalur untuk pertukaran nutrisi dan sinyal biokimia.

4. Sel-sel Ligamen (Fibroblas)

Dalam struktur ligamen, fibroblas yaitu sel khusus yang menghasilkan komponen-komponen utama jaringan ikat, mengambil peran sentral. Proses biosintesis serat kolagen dan elastin, serta produksi matriks ekstraseluler, semuanya dikendalikan oleh aktivitas metabolik dan proliferasi fibroblas. Sel-sel ini tidak hanya menjadi arsitek pembentukan ligamen, tetapi juga berfungsi sebagai garda terdepan, dalam proses perbaikan dan regenerasi setelah cedera. Pemahaman lebih lanjut tentang mekanisme regeneratif ini, dapat membantu memajukan pendekatan terapeutik dalam mengatasi cedera ligamen yang kompleks.

5. Vaskularisasi Terbatas

Satu karakteristik menonjol dalam struktur ligamen adalah keterbatasan vaskularisasi. Ligamen memiliki pasokan darah yang relatif rendah, yang kemudian memperlambat aliran nutrisi dan sel-sel perbaikan ke area yang terkena cedera. Keterbatasan vaskularisasi ini tidak hanya memengaruhi kecepatan penyembuhan ligamen, tetapi juga menuntut ketelitian dan perhatian ekstra dalam manajemen cedera. Karena itu, pengembangan metode penyembuhan yang mengatasi kendala ini menjadi penting dalam merawat ligamen yang cedera.

Penyebab dan Gejala jika Cedera pada Ligamen

Ilustrasi Lutut.
Ilustrasi Lutut. Photo copyright by Freepik

Cedera ligamen sering terjadi akibat terkilir, khususnya saat melakukan olahraga dengan perubahan arah atau adanya kontak fisik. Ligamen lutut dan pergelangan kaki yang menahan berat badan, dapat terkena cedera saat terpapar tekanan tinggi, terutama dalam olahraga dengan perubahan arah atau kontak fisik penuh.

Secara umum, cedera pada jaringan ligamen dapat dikategorikan berdasarkan tingkat keparahannya, yakni tingkat satu, tingkat dua, dan tingkat tiga. Pada cedera tingkat satu, jaringan ligamen mengalami kerusakan ringan dan hanya mengalami peregangan. Sedangkan pada cedera tingkat dua, terjadi sobekan pada jaringan ligamen, namun belum sepenuhnya, dan termasuk dalam kategori cedera sedang.

Dalam tingkat ketiga, cedera pada jaringan ligamen mencapai tingkat keparahan tertinggi, ditandai dengan penurunan fungsi persendian yang signifikan. Cedera ligamen tingkat tiga umumnya memerlukan intervensi bedah untuk membantu memperbaiki kerusakan pada jaringan.

Dalam beberapa kasus di mana pembengkakan menjadi perhatian utama, dokter dapat menggunakan teknik aspirasi cairan sinovial dengan menggunakan jarum. Proses ini bertujuan untuk mengeluarkan sejumlah kecil cairan sinovial dari persendian yang bengkak. Analisis cairan ini dapat memberikan informasi tambahan tentang kemungkinan cedera ligamen, termasuk tingkat peradangan atau adanya zat tertentu, yang dapat menjadi petunjuk terkait jenis cedera yang terjadi.

Gejala cedera ligamen, seperti rasa nyeri yang terlokalisasi, pembengkakan, atau adanya perubahan pada penampilan kulit sekitar area cedera, dapat menjadi petunjuk awal. Memonitor dan memberi perhatian terhadap gejala-gejala ini adalah langkah proaktif, dalam upaya pencegahan serta deteksi dini cedera ligamen.

Oleh karena itu, pentingnya pemeriksaan menyeluruh dan penggunaan metode diagnostik yang tepat, untuk memberikan dasar yang kokoh tentang perencanaan pengobatan yang efektif, dan penyembuhan yang optimal. Konsultasi dengan dokter, terutama dalam kasus cedera ligamen yang kompleks, menjadi langkah penting untuk memastikan penanganan yang tepat dan pemulihan yang cepat.  

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya