Linux Adalah Sistem Operasi Bersifat Open Source, Ketahui Komponen dan Cara Menggunakannya

Linux adalah sistem operasi, sama dengan Windows, iOS, dan Mac OS.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 27 Nov 2023, 18:20 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2023, 18:20 WIB
Linux
Linux (Sumber: Photo by Kevin Horvat on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Linux adalah sistem operasi berbasis kernel Unix, yang bersifat open source atau sumber terbuka. Sistem operasi ini dikembangkan secara kolaboratif, oleh komunitas pengembang di seluruh dunia. Kernel Linux, yang merupakan inti dari sistem operasi, diciptakan oleh Linus Torvalds pada tahun 1991.

Salah satu ciri utama Linux adalah sifatnya yang terbuka. Setiap kode sumber dalam Linux dapat diakses, dimodifikasi, dan didistribusikan oleh siapa pun. Ini memberikan kebebasan kepada pengguna, untuk menyesuaikan sistem operasi sesuai kebutuhan.

Linux telah menjadi pilihan populer untuk berbagai keperluan, mulai dari server, desktop, laptop, hingga perangkat embedded. Linux adalah sistem operasi, yang memiliki berbagai distribusi atau distro yang menyediakan paket perangkat lunak tambahan, antarmuka pengguna, dan konfigurasi sistem yang berbeda.

Selain digunakan secara luas di server dan desktop, Linux juga ditemukan di berbagai perangkat, termasuk router, televisi pintar, perangkat mobile (Android adalah turunan Linux), dan banyak lagi. Berikut ini cara aman menggunakan linux yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (27/11/2023). 

Pengertian Linux

Kelebihan dan Kekurangan Linux
Kelebihan dan Kekurangan Linux (Sumber: Pixabay)

Linux adalah sebuah kernel yang dapat digunakan tanpa harus dibeli, sehinngga membuatnya jadi pilihan yang sangat populer di kalangan pengguna komputer. Dikembangkan oleh Linus Torvalds pada tahun 1991, Linux mendapat namanya dari sang pembuat kernel tersebut. Melansir dari laman Diskominfo Kediri, saat ini Linux terus berkembang, melalui kontribusi dari ribuan programmer di seluruh dunia, dan memiliki distribusi atau Distro yang beragam.

Distro Linux sendiri merupakan sistem operasi komputer, yang menggunakan kernel Linux. Keunikan Linux terletak pada kebebasan pengguna untuk menggunakannya secara gratis, meskipun ada juga distro yang memerlukan pembayaran lisensi.

Contoh Distro Linux yang populer termasuk Debian, Kali Linux, Ubuntu, dan banyak lagi. Linux sebenarnya merupakan singkatan dari "Linus' Unix," dan merupakan salah satu contoh sukses dari pengembangan perangkat lunak bebas, dengan sumber terbuka. Nama "

Linux telah membangun reputasi kuatnya terutama di dunia server, dengan dukungan dari perusahaan-perusahaan ternama seperti Intel, Dell, Hewlett-Packard, IBM, Novell, Oracle Corporation, Red Hat, dan Sun Microsystem. Namun, Linux juga digunakan sebagai sistem operasi untuk berbagai jenis perangkat keras, termasuk komputer desktop, superkomputer, buku pembaca elektronik, sistem permainan video (seperti PlayStation 2, PlayStation 3, dan Xbox), telepon genggam, dan router.

Sebagai sistem operasi yang dikenal baik, Linux menjadi pilihan utama bagi hacker, programmer, pengembang, dan para pecinta teknologi. Pertumbuhan penggunaan Linux yang luar biasa, telah memungkinkannya bersaing dengan sistem operasi populer lainnya seperti Windows dan OS X. Sementara itu, Windows dikembangkan oleh Microsoft Corporation, menggunakan antarmuka berbasis Graphical User Interface (GUI). 

Komponen Linux

Kelebihan Linux
Kelebihan Linux (Sumber: Freepik)

Sistem operasi Linux dapat diuraikan menjadi beberapa komponen yang berbeda diantaranya:

Bootloader

Bootloader pada Linux adalah perangkat lunak, yang mengatur proses booting komputer. Meskipun bagi sebagian besar pengguna hanya akan muncul sebagai layar splash yang singkat, bootloader memainkan peran penting dalam memulai sistem operasi.

Kernel

Kernel merupakan salah satu komponen utama dari sistem operasi Linux. Sebenarnya, seluruh sistem ini disebut Linux, tetapi kernel adalah inti yang mengelola CPU, memori, dan perangkat periferal. Kernel berada di tingkat terendah dari hierarki sistem operasi.

Init System

Init system adalah sub-sistem, yang mem-bootstrap ruang pengguna dan mengontrol daemon. Salah satu sistem init yang banyak digunakan adalah systemd. Sistem ini mengelola proses boot setelah bootloader menyelesaikan tugasnya.

Daemon

Daemon adalah layanan latar belakang (seperti pencetakan, suara, penjadwalan, dll.) yang mulai berjalan saat booting, atau setelah masuk ke desktop. Mereka bekerja tanpa interaksi langsung dari pengguna.

Server Grafis

Server grafis adalah sub-sistem yang menampilkan grafis pada monitor. Dikenal juga sebagai server X atau X, ini bertanggung jawab atas tampilan antarmuka grafis pengguna.

Desktop Environment

Desktop environment merupakan bagian yang benar-benar berinteraksi dengan pengguna. Ada berbagai Desktop environment yang dapat dipilih, seperti GNOME, Cinnamon, Mate, Pantheon, Enlightenment, KDE, Xfce, dan lainnya. Setiap Desktop environment menyertakan aplikasi bawaan seperti pengelola file, alat konfigurasi, browser web, dan game.

Aplikasi

Desktop environment tidak memberikan rangkaian lengkap aplikasi. Mirip dengan Windows dan macOS, Linux menyediakan ribuan judul perangkat lunak berkualitas tinggi yang dapat dengan mudah ditemukan dan diinstal. Distribusi Linux modern sering menyertakan alat seperti App Store, yang memusatkan dan menyederhanakan proses instalasi aplikasi.

Cara Aman Menggunakan Sistem Operasi Linux

Linux
Linux (Sumber: Photo by Arian Darvishi on Unsplash)

1. Sistem harus up-to-date

Menjaga keamanan sistem Linux dimulai dengan memastikan bahwa sistem selalu diperbarui. Ini bukan hanya tentang mendapatkan fitur terbaru, tetapi juga tentang mengamankan sistem dari potensi risiko peretasan.

Terutama bagi mereka yang sering terhubung ke internet, pembaruan rutin dapat mengatasi bug atau celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas. Sebagai contoh, peristiwa pada tahun 2017 yang melibatkan celah RCE pada Samba menjadi pengingat penting akan perlunya menjaga sistem selalu terkini.

2. Hati-hati dalam Instalasi Paket

Menggunakan sistem operasi Linux, tidak hanya membutuhkan pemahaman terhadap proses instalasi paket, tetapi juga kehati-hatian. Linux menyediakan repository resmi, yang dapat diandalkan untuk menyimpan paket-paket yang telah diverifikasi oleh pengembang.

Pengguna disarankan menggunakan manajer paket yang sesuai dengan distribusi Linux mereka, seperti apt, pacman, atau yum, untuk menginstal paket dari repository resmi. Jika pengguna harus menginstal paket dari luar repository resmi, perlu melakukan pemeriksaan keamanan. Verifikasi hash file asli atau membaca ulasan dari pengguna lain di forum-forum, dapat membantu memastikan keamanan paket yang diinstal.

3. Menerapkan Enkripsi DNS

Keamanan saat terhubung ke jaringan WiFi publik menjadi perhatian utama. Data yang dikirim dan diterima saat terhubung ke internet, dapat dikumpulkan oleh penyedia layanan internet. Untuk melindungi privasi, pengguna dapat menerapkan enkripsi DNS, seperti DNSCrypt.

Protokol ini bertujuan untuk mengenkripsi komunikasi antara client dan DNS resolver. Penggunaan DNSCrypt dapat memitigasi risiko penjualan, atau penyalahgunaan data yang dikumpulkan oleh penyedia internet. Kelebihan lainnya adalah kemampuannya "menipu" proxy yang mungkin ada, karena data yang dikirim terenkripsi.

4. Pilihan VPN Premium

Jika pengguna mempertimbangkan penggunaan VPN, disarankan untuk memilih layanan VPN premium. Sebagai alternatif, penggunaan VPN gratis umumnya menggunakan protokol PPTP yang dianggap rentan, dapat meningkatkan risiko keamanan. Penyedia VPN gratis juga seringkali terkait dengan praktik menjual atau membagikan data pengguna. Dengan menggunakan VPN premium, pengguna dapat mengamankan koneksi mereka, mengenkripsi data yang dikirim, dan mengurangi risiko penyalahgunaan data pribadi. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya