Liputan6.com, Jakarta Asam deoksiribonukleat (DNA) telah menjadi petunjuk kehidupan selama ribuan tahun, membantu membentuk struktur kimia dan mengelola produksi. Belakangan ini, peneliti Tiongkok membuat terobosan signifikan dalam komputasi DNA, membuka pintu untuk kemungkinan baru sebagai dasar bagi komputer biologis.
Baca Juga
Advertisement
Tim peneliti dari Tiongkok berhasil menemukan sirkuit terintegrasi DNA (DIC) yang lebih canggih. Gerbang komputer cair yang mereka kembangkan mampu membentuk 100 miliar sirkuit, masing-masing dapat menjalankan programnya sendiri.
Meski komputer DNA sudah ada sejak 30 tahun yang lalu, kendala dalam pemrosesan algoritma kompleks masih menjadi masalah. Namun, tim ini mengejar tujuan ambisius dengan memodifikasi DNA.
Kendati demikian, komputer cair masih terdengar aneh di kalangan umum. Namun para ilmuwan punya ambisi besar menjadikan teknologi ini bermanfaat di kemudian hari.
Dilansir Liputan6.com, dari Science Alert, Rabu (29/11/2023) menariknya, komputer cair ini punya kegunaan yang mirip dengan komputer konvensional. Bahkan bisa mengenali penyakit.
Bentuk Komputer Cair dari DNA
Guna mencapai tujuan ini, tim menitikberatkan pada Susunan Gerbang yang dapat Diprogram Berbasis DNA, mereka menyebutnya DPGA. DPGA ini terbentuk dari segmen pendek DNA yang digabungkan untuk membentuk struktur lebih besar. Kemudian dapat dirangkai menjadi sirkuit terpadu dengan berbagai kombinasi.
Proses pembuatan DPGA melibatkan pencampuran untaian DNA dengan cairan buffer dalam tabung reaksi, memanfaatkan reaksi kimia untuk menciptakan keterikatan dan kombinasi yang diperlukan untuk membangun Sirkuit Terintegrasi DNA (DIC) yang menjadi fokus penelitian.
Pemodelan terperinci diperlukan untuk memahami cara mengelola sinyal input dan output, serta menjalankan fungsi logika, sebagaimana yang dilakukan oleh komputer standar. Sirkuit yang terlalu besar untuk satu DPGA dipecah menjadi beberapa bagian yang kemudian dibangun secara terpisah.
Advertisement
Kemampuan Komputer Cair DNA
Dalam penelitiannya, para ilmuwan menekankan pentingnya kemampuan program untuk melakukan berbagai algoritma dan skalabilitas dalam menangani tugas dengan penambahan sumber daya.
Para ilmuwan berhasil menciptakan sirkuit untuk menyelesaikan persamaan kuadrat dan akar kuadrat, serta menjelajahi aplikasi potensial komputasi DNA dalam diagnosis penyakit. Keberhasilan eksperimen ini menunjukkan kita mungkin memasuki era di mana komputasi DNA dapat berkembang dengan lebih efektif.
"Kemampuan program memungkinkan spesifikasi perangkat untuk melakukan berbagai algoritma sedangkan skalabilitas memungkinkan penanganan semakin banyak pekerjaan dengan penambahan sumber daya ke sistem."
Meskipun potensi penuh komputasi DNA untuk tujuan umum masih jauh, langkah-langkah ini memberikan harapan akan kemajuan lebih lanjut, membawa kita ke masa depan yang penuh dengan inovasi dan potensi baru.