65 Kata-Kata Bijak Bahasa Jawa Beserta Artinya, Berisi Nilai-nilai Luhur

Dalam nilai-nilai Jawa, kata-kata bijak bahasa Jawa mencerminkan kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari warisan budaya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 08 Des 2023, 11:41 WIB
Diterbitkan 08 Des 2023, 09:45 WIB
Ilustrasi Jawa
Ilustrasi Jawa. (Unsplash/Agto Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Kata-kata bijak bahasa Jawa tidak hanya mengandung kebijaksanaan tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang dapat menjadi sumber inspirasi dalam menjalani kehidupan. Sejumlah ungkapan bijak Jawa tidak hanya menyiratkan kebijaksanaan lokal, tetapi juga memberikan pandangan yang universal terkait kehidupan dan hubungan antarmanusia.

Dalam nilai-nilai Jawa, kata-kata bijak bahasa Jawa mencerminkan kearifan lokal yang telah menjadi bagian dari warisan budaya. Inspirasi dari kata-kata bijak ini dapat membimbing individu untuk hidup dengan bijak, penuh kasih, dan menghargai makna kebersamaan. 

Nilai-nilai dalam kata-kata bijak bahasa Jawa dapat memberikan arahan bagi seseorang untuk menjalani kehidupan dengan makna dan tujuan yang lebih besar. Berikut kata-kata bijak bahasa Jawa yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (8/12/2023).

Kata-kata Bijak Bahasa Jawa Inspiratif

Ilustrasi budaya, Jawa
Ilustrasi budaya, Jawa. (Photo by Renda Eko Riyadi: https://www.pexels.com/photo/people-wearing-traditional-dress-2912492/)

1. Adigang, adigung, adiguna. (Mengandalkan kekuatan, kekuasaan, dan kepintarannya)

2. Aja dadi uwong sing rumangsa bisa lan rumangsa penter. Nanging dadiya uwong sing bisa lan pinter rumangsa. (Jangan jadi orang yang merasa bisa dan merasa pintar, tetapi jadkan orang yang bisa dan merasa pintar)

3. Aja gumunan, aja getunan, aja kagetan, aja aleman. (Jangan mudah terheran-heran, jangan mudah meyesal, jangan muda terkejut-kejut, jangan manja)

4. Aja mbedakake marang spadha-padha. (Hargai perbedaan, jangan membeda-bedakan sesama manusia)

5. Aja milik barang kang melok. (Jangan tergiur barang yang berkilau).

6. Akeh cara dienggo bahagia, salah sijine ngeculke uwong sing nyia-nyiake kowe. (Banyak cara untuk bahagia, salah satunya melepaskan orang yang menyia-nyiakan kamu)

7. Akeh wong sing ngrasake tresna, namung gur sethithik wong sing ngrasakne hakekate tresna. (Banyak orang yang dapat merasakan cinta, tetapi hanya sedikit orang yang dapat merasakan hakikat dari cinta).

8. Aku pancen lelah, tapi aku janji ora bakal nyera nggo nyanding sliramu. (Aku memang lelah, tapi aku janji tidak akan menyerah untuk bersanding denganmu)

9. Aku pancen wedi kelangan kowe, nanging aku luwih wedi yen kowe ora nemu bungah merga aku. (Aku memang takut kehilanganmu, tetapi aku lebih takut jika kamu tidak menemukan kebahagiaan hanya karena diriku)

10. Aku tanpamu bagaikan es dawet ra diwei gulo. (Aku tanpamu bagaikan es dawet tanpa gula)

11. Ambeg utomo, andhap asor. (Boleh menjadi yang utama, tetapi tetap rendah hati).

12. Ana dina, ana upa. (Tiap perjuangan selalu ada hasil yang nyata)

13. Anak polah bapa kepradah. (Anak berulang, Bapak kena imbasnya)

14. Basa iku busananing bangsa. (Budi pekerti seseorang bisa terlihat dari tutur kata yang diucapkannya).

15. Becik ketitik, ala ketara. (Perbuatan baik akan selalu dikenali, dan perbuatan buruk nantinya juga akan diketahui juga)

16. Beda-beda pandumaning dumadi. (Tuhan Yang Maha Adil memberikan anugerah yang adil kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya)

17. Ben akhire ora kecewa, dewe kudu ngerti kapan wetune berharap lan kapan wektune kudu mandeg. (Agar tidak kecewa, kita harus mengerti kapan waktunya berharap dan kapan waktunya harus berhenti)

18. Beras kuwi bakale saka pari, kandas kuwi asale saka ngapusi. (Beras itu berasal dari padi, putus cinta itu berasal dari sebuah kebohongan).

19. Cekelana impenmu, amarga yen impen mati, urip iku kaya manuk sing swiwine tugel lan ora bisa mabur. (Berpegang teguhlah kepada mimpi, karena jika mimpi mati, itu seperti burung yang sayapnya patah dan tidak dapat terbang).

20. Cuplak andheng-andheng, yen ora prenah panggonane bakal disingkirake. (Orang yang menyebabkan keburukan, semua kebaikannya akan terhapus).

Kata-kata Bijak Bahasa Jawa Berisi Nilai Luhur

Ilustrasi wayang kulit, Jawa
Ilustrasi wayang kulit, Jawa. (Image by pikisuperstar on Freepik)

21. Dandhang diunekake kuntul, kuntul diunekake dandhang. (Perkara yang buruk dianggap baik, sedangkan yang baik dianggap buruk)

22. Dane lamun tan miraos yen amuwus, luwung umandela, ananging ingkang semu wingit, myang den dumeh ing pasmon semu dyatmika. (Jika merasa bicaranya tidak berisi, lebih baik dimalah, terutama untuk hal-hal yang penting dan mendalam, bersikaplah tenang)

23. Dhuwur wekasane, endhek wiwitane. (Kesengsaraan yang membuahkan kemuliaan)

24. Eling lan waspada, sadar lan sabar, setiti lan ngabekti, sumeleh tur sareh. (Ingat dan waspada, sadar dan sabar, hemat dan mengabdi, ikhlas dan tenang)

25. Golek jodho aja mung mburu endhaning warna, pala krama aja ngeceh-ngeceh banda. (Mencari jodoh jangan hanya memperhatikan warna kulitnya saja, menikah bukan untuk memeras harta seseorang).

26. Gusti paring mergi kangge tyang ingkang purun teng merginipun. (Tuhan akan memberikan jalan bagi mereka yang mengikuti jalan kebenaran)

27. Iso are aku ngelalikne koe tapi kenangane kui seng susah dilaleke. (Bisa saja aku melupakan kamu tapi kenangannya itu yang susah dilupakan)

28. Iso nembang gak iso nyuling, iso nyawang gak iso nyanding. (Bisa bernyanyi tidak bisa bermain seruling, bisa melihat tidak bisa mendampingi)

29. Kakehan gludug kurang udan. (Terlalu banyak bicara namun tidak pernah memberi bukti)

30. Kawula mung saderma, mobah-mosik kersaning Hyang sukmo. (Mulailah untuk bertindak sebisamu, baru akhirnya serahkan semuanya kepada Allah Yang Maha Esa)

31. Kebo nyusu gudel. (Tidak ada yang salah jika orang yang lebih tua meminta petunjuk atau diajari oleh yang lebih muda).

32. Kebo-sapi dikeluhi, wong dikandani. (Jika kerbau atau sapi dalam melakukan sesuatu perlu dicambuk, berbeda halnya dengan manusia yang hanya diajak berbicara saja untuk bertindak).

33. Kegedhen endhas kurang utek. (Orang yang kurang ilmu atau pikiran).

34. Manungsa iku kanggonan sipating Pangeran. (Manusia itu memiliki sifat Tuhan)

35. Manungsa mung ngunduh wohing pakarti. (Manusia hanya menerima akibat dari perbuatannya sendiri).

36. Nabok nyilih tangan. (Menggambarkan orang yang tidak berani menghadapi musuhnya dan meminta bantuan orang lain diam-diam)

37. Nek cinta ora iso mbalekne koe meng aku orep neng ndunio iki, pestilah cinta akan nyatuk ke dewe neng kehidupan mengarepe engko. (Jika cinta tidak dapat menyatukan cinta kita di kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita di kehidupan selanjutnya)

38. Nek wes niat kerjo iku ojo golek perkoro, nek wes diniati golek rejeki. (Kalau sudah niat bekerja itu jangan cari perkara, kalau sudah diniati cari rezeki itu tidak usah cari muka)

39. Ngilo marang ghitokke dhewe. (Berkaca, introspeksi, evaluasi diri, melihat diri sendiri).

40. Nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, sekti tanpa aji-aji, sugih tanpa bandha. (Berjuang tanpa membawa massa, menang tanpa merendahkan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kaya tanpa didasarkan harta).

 

Kata-kata Bijak Bahasa Jawa untuk Motivasi Hidup

Ilustrasi Jawa
Ilustrasi Jawa/Unsplash

41. Ngundhuh wohing pakerti. (Apa pun yang kita lakukan akan membuahkan hasil yang sepadan)

42. Ora usah kakean cangkem, sing penting kuwi buktine. (Tidak usah banyak berbicara, yang penting itu buktinya).

43. Pondasi sukses iku integritas, yakin, amanah, karakter sing mulya, tresna, lan setya. (Fondasi kesuksesan itu integritas, keyakinan, amanah, karakter yang mulia, cinta, dan setia).

44. Sabar iku ingaran mustikaning laku. (Bertingkah laku dengan mengedepankan kesabaran itu sebuah hal yang sangat indah dalam sebuah kehidupan).

45. Sabar iku lire momot kuwat nandhang sakehing coba lan pandhadharaning ngaurip. (Sabar itu merupakan sebuah kemampuan untuk menahan segala macam godaan dalam hidup)

46. Sak apik-apike wong yen awehi pitulung kanthi cara dedemita. (Sebaik-baiknya orang adalah yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi)

47. Sanajan aku sengit banget karo kowe, nanging rasa ning ati ora bisa diapusi. Rasa tresna iki mung kanggo sliramu. (Walaupun aku sangat membencimu, perasaan di hati ini tidak dapat dibohongi. Rasa sayang yang ada di dalam hati ini hanyalah untukmu).

48. Sapa wani rekasa, bakal nggayuh mulya. (Siapa pun yang bersungguh-sungguh dalam usahanya pasti akan meraih kemuliaan).

49. Sepi ing pamrih, rame ing gawe, banter tan mblancangi, dhuwur tan nungkuli.  (Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih, cepat tanpa harus mendahului, tinggi tanpa harus melebihi).

50. Sepi ing pamrih, rame ing gawe. (Melakukan pekerjaan tanpa pamrih)

51. Tresna kanggo manungsa mung amerga katresnane marang Gusti Allah sing nyipta’aken manungsa! (Cinta kepada seorang manusia hanya dikarenakan kecintaan kepada Allah Tuhan Semesta Alam yang telah menciptakan manusia)

52. Urip iku koyo kopi, yen ndak iso nikmati rasane panggah pait. (Hidup itu bagaikan secangkir kopi, jika kalian tidak bisa menikmatinya yang dirasa hanyalah pahit)

53. Urip iku terus mlaku, bebarengan karo wektu, sing bisa gawa lakumu, supaya apik nasibmu. (Hidup itu terus berjalan, bersamaan dengan waktu yang dapat membawa tingkah lakumu, agar baik biar nasibmu).

54. Urip iku urup. (Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Sekecil apa pun manfaat yang kita berikan, jangan sampai menjadi orang yang meresahkan masyarakat)

55. Urip iku urup. (Hidup itu hendaknya menyala atau memberikan manfaat bagi orang lain di sekitar).

56. Urip ing donya iki mung sedilit. Kabeh iku mung caramu ngadepi ujiane Gusti. (Hidup di dunia ini hanya sebentar. Semuanya hanyalah caramu menghadapi ujian dari Tuhan).

57. Wani silit, wedi rai. (Seorang pengecut yang hanya berani di belakang, namun takut ketika berhadapan secara langsung)

58. Witing tresno jalaran seko sering diajak ke sana kemari. (Cinta tumbuh dari sering diajak jalan ke sana kemari)

59. Witing tresno jalaran soko kulino. Witing mulyo jalaran wani rekoso. (Bahwa cinta itu tumbuh lantaran ada kebiasaan. Kemakmuran itu timbul karena berani bersusah dahulu)

60. Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah. (Orang sabar rezekinya luas, hidup mengalah jauh lebih berkah).

61. Wong sabar rejekine jembar, ngalah urip luwih berkah. (Orang sabar rezekinya luas, mengalah hidup lebih berkah)

62. Yen kabeh wis ginaris nyata, aja nganti ana ati sing rumangsa sengsara nrima pacoban. (Jika semua sudah menjadi ketentuan Tuhan, jangan ada lagi hati yang merasa sedih saat menerima cobaan).

63. Yen kowe tresna mung amarga rupa, banjur kepiye anggonmu tresna marang Gusti kang tanpa rupa? (Jika dirimu mencintai hanya karena wajahnya, lalu bagaimana caramu mencintai Tuhan yang tanpa rupa?).

64. Yen urip mung isine nuruti hawa nepsu, sing jenenge mulya mesti saya angel ketemu. (Jika hidup masih dipenuhi dengan hawa nafsu, sesuatu yang bernama kemuliaan pasti akan semakin sulit ditemukan).

65. Zaman iku owah gingsir. (Ruang, waktu, serta zaman akan selalu dinamis dan berubah)

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya