Liputan6.com, Jakarta Kata ulang merupakan produk dari proses linguistik yang dikenal sebagai reduplikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reduplikasi adalah proses atau perulangan kata atau unsur kata. Contoh-contoh yang sering kita temui, seperti "rumah-rumah," "tetamu," "bolak-balik," dan sebagainya.
Advertisement
Baca Juga
Advertisement
Sebagaimana dijelaskan oleh Rohmadi, dkk dalam buku Morfologi Telaah Morfem Dan Kata, reduplikasi merujuk pada perulangan bentuk dari suatu bentuk dasar. Kemudian, bentuk baru yang timbul dari perulangan tersebut dikenal sebagai kata ulang. Dengan demikian, kata ulang dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk baru yang terbentuk melalui reduplikasi.
Kata ulang memiliki peran dan fungsi utama untuk memberikan penekanan atau intensifikasi pada makna dasar yang terkandung dalam kata dasar. Kata ulang tidak hanya menciptakan perulangan, tetapi juga memberikan dimensi tambahan pada makna asli. Berikut ulasan lebih lanjut tentang kata ulang yang Liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber, Kamis (21/12/2023).
Macam-Macam Kata Ulang Berdasarkan Bentuk
a. Dwilingga (Utuh)
Dwilingga merupakan bentuk pengulangan penuh atas seluruh bentuk dasar tanpa variasi fonem dan afiksasi. Contoh-contoh seperti "ibu-ibu," "tontonan-tontonan," dan "sahabat-sahabat" menampilkan reduplikasi yang utuh.
b. Dwipurwa (Sebagian)
Dwipurwa melibatkan perulangan sebagian dari bentuk dasar suatu kata. Berbeda dengan dwilingga, hanya sebagian dari bentuk dasar yang diulang, seperti dalam "laki-lelaki" atau "berlari-lari."
c. Berimbuhan atau Afiksasi
Melibatkan perulangan dengan penambahan afiks atau imbuhan. Contoh mencakup "motor-motor" (jamak), "motor-motoran" (ditambah -an), "kuda-kudaan" (tiruan), dan "kemerah-merahan" (berwarna merah).
d. Variasi Fonem
Terjadi perulangan dengan variasi fonem, baik vokal maupun konsonan. Contoh mencakup "serba-serbi" (bermacam-macam), "lauk-pauk" (bermacam-macam lauk), dan "kacau-balau" (keadaan kacau).
e. Kata Ulang Semu
Bentuk perulangan yang menyerupai kata ulang namun tidak memiliki bentuk dasar sebagai entitas linguistik yang jelas. Contoh seperti "gara-gara," "kunang-kunang," dan "biri-biri" menunjukkan ketidakjelasan makna bentuk dasarnya.
f. Kata Ulang Unik
Terdiri dari unsur unik yang tidak selalu bersifat linguistik. Contoh seperti "simpang-siur" dan "gelap-gulita" menampilkan unsur unik dalam bentuk kata ulang.
Macam-Macam Kata Ulang Merubah Makna
a. Jika Bentuk Dasarnya Kata Benda
Kata ulang dapat menyatakan "meskipun," seperti dalam "biji-biji dimakannya" (meskipun biji dimakan). Juga digunakan untuk menyatakan "menyerupai atau menirukan," contohnya "kuda-kuda" atau "ular-ular."
b. Jika Bentuk Dasarnya Kata Kerja
Menyatakan "hal berhubungan," seperti dalam "masak-memasak" atau "potong-memotong." Dapat juga menyatakan "pekerjaan yang diulang-ulang," seperti "merobek-robek" atau "mencoret-coret."
c. Jika Bentuk Dasarnya Kata Sifat
Menyatakan "agak/hampir," seperti dalam "malu-malu" atau "kemerah-merahan." Juga dapat mengekspresikan "banyak" atau "bermacam-macam," seperti dalam "anak muda-muda" atau "sejauh-jauhnya."
Advertisement
Makna dan Fungsi Kata Ulang
Kata ulang, sebagai bentuk proses morfologis melalui reduplikasi atau pengulangan, menarik untuk dipahami lebih lanjut dalam konteks makna dan fungsinya dalam bahasa Indonesia. Menurut Rohmadi, dkk (2013), reduplikasi pada umumnya tidak mengubah golongan jenis kata dan tidak memiliki fungsi gramatik secara umum. Namun, ada beberapa bentuk ulang tertentu yang dapat memberikan fungsi gramatik, seperti yang dijelaskan di bawah ini.
1. Perulangan Mengubah Kata Kerja Menjadi Kata Benda
Contoh:
Kata Kerja: injak, undur, karang, tulis
Kata Benda Bentuk Ulang: injak-injak, undur-undur, karang-karang, tulis-tulis
Fungsi:
Bentuk ulang mengubah kata kerja menjadi kata benda.
Contoh penggunaan dalam kalimat: "Injak-injak itu rusak," "Undur-undur itu telah mati."
2. Perulangan Mengubah Kata Sifat Menjadi Kata Keterangan
Contoh:
Kata Sifat: rajin, cepat, malas, tinggi, panas
Kata Keterangan (Bentuk Ulang): serajin-rajinnya, secepat-cepatnya, semalas-malasnya, setinggi-tingginya, sepanas-panasnya.
Fungsi:
Bentuk ulang mengubah kata sifat menjadi kata keterangan.
Contoh penggunaan dalam kalimat: "Dia bekerja serajin-rajinnya," "Mobil berjalan secepat-cepatnya."
3. Perulangan Mengubah Bentuk Tunggal Menjadi Jamak
Contoh:
Bentuk Tunggal: Ibu, makanan, minuman, lauk, sayur, buah
Bentuk Jamak (Kata Ulang): Ibu-ibu, makan-makanan, minum-minuman, lauk-pauk, sayur-sayur, buah-buahan.
Fungsi:
Bentuk ulang mengubah bentuk tunggal menjadi jamak.
Contoh penggunaan dalam kalimat: "Ibu-ibu sedang berkumpul," "Sayur-sayur di pasar segar."
4. Perulangan Menyatakan Intensitas (Penguatan Makna)
Contoh:
Bentuk Tunggal: Erat, Pemuda, Pukul
Bentuk Ulang (Intensitas): Peganglah erat-erat!, Pemuda-pemuda bergerak!, Memukul-mukul
Fungsi:
Bentuk ulang menyatakan intensitas atau penguatan makna.
Contoh penggunaan dalam kalimat: "Peganglah erat-erat tali itu!" "Pemuda-pemuda bergerak dengan semangat!"
Contoh Penggunaan Kata Ulang dalam Kalimat
- Adik senang bermain mobil-mobilan baru yang ibunya beli.
- Setelah jatuh, ia berjalan terhuyung-huyung ke ruang tamu.
- Rencananya adalah membalaskan dendamnya pada saat yang tepat.
- Kakak pergi ke pasar untuk membelikan sayur-sayuran.
- Ia sudah merencanakan perjalanan ke Bali jauh-jauh hari.
- Nindi kaget melihat Arif bisa tertawa terbahak-bahak.
- Detektif mencari tahu korban-korban yang mungkin ada.
- Dalam masa pandemi, tidak disarankan bersalam-salaman dengan tetangga.
- Mereka mencium bau-bau kejahatan yang terjadi di sekitar.
- Boyolali memiliki pemandangan pegunungan yang sangat indah.
- Ia rela menjemputnya di sekolah meskipun hujan-hujan.
- Ayah memanggil-manggil nama Dinda yang sedang di kamar atas.
- Sifat kebapak-bapakan terlihat dari sikap dan perilaku Ikhsan.
- Doni kesal dengan orang yang suka pura-pura lupa janji.
- Guru menyuruh siswa mengambil lembar jawab satu-satu maju ke depan kelas.
- Wajah Trista kemerah-merahan karena terkena sinar matahari yang terik.
- Doraemon punya banyak baling-baling bambu di kantong ajaibnya.
- Ia hafal dengan gerak-gerik yang biasa dilakukan temannya.
- Sifa menanti-nanti grup musik kesukaannya tampil di televisi.
- Patung-patung itu dibuat oleh seniman terkenal di seluruh dunia.
Advertisement