Mengenal Kata Ulang, Ketahui Macam, Fungsi, dan Contohnya dalam Kalimat

Dengan demikian, kata ulang dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk baru yang terbentuk melalui reduplikasi.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 21 Des 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Des 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi menulis, kalimat interogatif
Ilustrasi menulis, kata ulang. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Kata ulang merupakan produk dari proses linguistik yang dikenal sebagai reduplikasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), reduplikasi adalah proses atau perulangan kata atau unsur kata. Contoh-contoh yang sering kita temui, seperti "rumah-rumah," "tetamu," "bolak-balik," dan sebagainya.

Sebagaimana dijelaskan oleh Rohmadi, dkk dalam buku Morfologi Telaah Morfem Dan Kata, reduplikasi merujuk pada perulangan bentuk dari suatu bentuk dasar. Kemudian, bentuk baru yang timbul dari perulangan tersebut dikenal sebagai kata ulang. Dengan demikian, kata ulang dapat dijelaskan sebagai suatu bentuk baru yang terbentuk melalui reduplikasi.

Kata ulang memiliki peran dan fungsi utama untuk memberikan penekanan atau intensifikasi pada makna dasar yang terkandung dalam kata dasar. Kata ulang tidak hanya menciptakan perulangan, tetapi juga memberikan dimensi tambahan pada makna asli. Berikut ulasan lebih lanjut tentang kata ulang yang Liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber, Kamis (21/12/2023).

Macam-Macam Kata Ulang Berdasarkan Bentuk

Ilustrasi menulis kalimat SPOK.(Photo by John on Pexels)
Ilustrasi Macam-Macam Kata Ulang Berdasarkan Bentuk. (Photo by John on Pexels)

a. Dwilingga (Utuh)

Dwilingga merupakan bentuk pengulangan penuh atas seluruh bentuk dasar tanpa variasi fonem dan afiksasi. Contoh-contoh seperti "ibu-ibu," "tontonan-tontonan," dan "sahabat-sahabat" menampilkan reduplikasi yang utuh.

b. Dwipurwa (Sebagian)

Dwipurwa melibatkan perulangan sebagian dari bentuk dasar suatu kata. Berbeda dengan dwilingga, hanya sebagian dari bentuk dasar yang diulang, seperti dalam "laki-lelaki" atau "berlari-lari."

c. Berimbuhan atau Afiksasi

Melibatkan perulangan dengan penambahan afiks atau imbuhan. Contoh mencakup "motor-motor" (jamak), "motor-motoran" (ditambah -an), "kuda-kudaan" (tiruan), dan "kemerah-merahan" (berwarna merah).

d. Variasi Fonem

Terjadi perulangan dengan variasi fonem, baik vokal maupun konsonan. Contoh mencakup "serba-serbi" (bermacam-macam), "lauk-pauk" (bermacam-macam lauk), dan "kacau-balau" (keadaan kacau).

e. Kata Ulang Semu

Bentuk perulangan yang menyerupai kata ulang namun tidak memiliki bentuk dasar sebagai entitas linguistik yang jelas. Contoh seperti "gara-gara," "kunang-kunang," dan "biri-biri" menunjukkan ketidakjelasan makna bentuk dasarnya.

f. Kata Ulang Unik

Terdiri dari unsur unik yang tidak selalu bersifat linguistik. Contoh seperti "simpang-siur" dan "gelap-gulita" menampilkan unsur unik dalam bentuk kata ulang.

Macam-Macam Kata Ulang Merubah Makna

a. Jika Bentuk Dasarnya Kata Benda

Kata ulang dapat menyatakan "meskipun," seperti dalam "biji-biji dimakannya" (meskipun biji dimakan). Juga digunakan untuk menyatakan "menyerupai atau menirukan," contohnya "kuda-kuda" atau "ular-ular."

b. Jika Bentuk Dasarnya Kata Kerja

Menyatakan "hal berhubungan," seperti dalam "masak-memasak" atau "potong-memotong." Dapat juga menyatakan "pekerjaan yang diulang-ulang," seperti "merobek-robek" atau "mencoret-coret."

c. Jika Bentuk Dasarnya Kata Sifat

Menyatakan "agak/hampir," seperti dalam "malu-malu" atau "kemerah-merahan." Juga dapat mengekspresikan "banyak" atau "bermacam-macam," seperti dalam "anak muda-muda" atau "sejauh-jauhnya."

Makna dan Fungsi Kata Ulang

Ilustrasi menulis
Ilustrasi menulis. (Image by victor217 on Freepik)

Kata ulang, sebagai bentuk proses morfologis melalui reduplikasi atau pengulangan, menarik untuk dipahami lebih lanjut dalam konteks makna dan fungsinya dalam bahasa Indonesia. Menurut Rohmadi, dkk (2013), reduplikasi pada umumnya tidak mengubah golongan jenis kata dan tidak memiliki fungsi gramatik secara umum. Namun, ada beberapa bentuk ulang tertentu yang dapat memberikan fungsi gramatik, seperti yang dijelaskan di bawah ini.

1. Perulangan Mengubah Kata Kerja Menjadi Kata Benda

Contoh:

Kata Kerja: injak, undur, karang, tulis

Kata Benda Bentuk Ulang: injak-injak, undur-undur, karang-karang, tulis-tulis

Fungsi:

Bentuk ulang mengubah kata kerja menjadi kata benda.

Contoh penggunaan dalam kalimat: "Injak-injak itu rusak," "Undur-undur itu telah mati."

2. Perulangan Mengubah Kata Sifat Menjadi Kata Keterangan

Contoh:

Kata Sifat: rajin, cepat, malas, tinggi, panas

Kata Keterangan (Bentuk Ulang): serajin-rajinnya, secepat-cepatnya, semalas-malasnya, setinggi-tingginya, sepanas-panasnya.

Fungsi:

Bentuk ulang mengubah kata sifat menjadi kata keterangan.

Contoh penggunaan dalam kalimat: "Dia bekerja serajin-rajinnya," "Mobil berjalan secepat-cepatnya."

3. Perulangan Mengubah Bentuk Tunggal Menjadi Jamak

Contoh:

Bentuk Tunggal: Ibu, makanan, minuman, lauk, sayur, buah

Bentuk Jamak (Kata Ulang): Ibu-ibu, makan-makanan, minum-minuman, lauk-pauk, sayur-sayur, buah-buahan.

Fungsi:

Bentuk ulang mengubah bentuk tunggal menjadi jamak.

Contoh penggunaan dalam kalimat: "Ibu-ibu sedang berkumpul," "Sayur-sayur di pasar segar."

4. Perulangan Menyatakan Intensitas (Penguatan Makna)

Contoh:

Bentuk Tunggal: Erat, Pemuda, Pukul

Bentuk Ulang (Intensitas): Peganglah erat-erat!, Pemuda-pemuda bergerak!, Memukul-mukul

Fungsi:

Bentuk ulang menyatakan intensitas atau penguatan makna.

Contoh penggunaan dalam kalimat: "Peganglah erat-erat tali itu!" "Pemuda-pemuda bergerak dengan semangat!"

Contoh Penggunaan Kata Ulang dalam Kalimat

Jenis-Jenis Puisi
Ilustrasi Menulis Puisi Credit: pexels.com/Judit
  1. Adik senang bermain mobil-mobilan baru yang ibunya beli.
  2. Setelah jatuh, ia berjalan terhuyung-huyung ke ruang tamu.
  3. Rencananya adalah membalaskan dendamnya pada saat yang tepat.
  4. Kakak pergi ke pasar untuk membelikan sayur-sayuran.
  5. Ia sudah merencanakan perjalanan ke Bali jauh-jauh hari.
  6. Nindi kaget melihat Arif bisa tertawa terbahak-bahak.
  7. Detektif mencari tahu korban-korban yang mungkin ada.
  8. Dalam masa pandemi, tidak disarankan bersalam-salaman dengan tetangga.
  9. Mereka mencium bau-bau kejahatan yang terjadi di sekitar.
  10. Boyolali memiliki pemandangan pegunungan yang sangat indah.
  11. Ia rela menjemputnya di sekolah meskipun hujan-hujan.
  12. Ayah memanggil-manggil nama Dinda yang sedang di kamar atas.
  13. Sifat kebapak-bapakan terlihat dari sikap dan perilaku Ikhsan.
  14. Doni kesal dengan orang yang suka pura-pura lupa janji.
  15. Guru menyuruh siswa mengambil lembar jawab satu-satu maju ke depan kelas.
  16. Wajah Trista kemerah-merahan karena terkena sinar matahari yang terik.
  17. Doraemon punya banyak baling-baling bambu di kantong ajaibnya.
  18. Ia hafal dengan gerak-gerik yang biasa dilakukan temannya.
  19. Sifa menanti-nanti grup musik kesukaannya tampil di televisi.
  20. Patung-patung itu dibuat oleh seniman terkenal di seluruh dunia.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya