Tungku Api Pedagang Susu Ini Diklaim Terbakar Selama 74 Tahun, Buka 24 Jam

Saat api berhenti menyala selama dua jam, bara api tetap menyala.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 24 Des 2023, 11:30 WIB
Diterbitkan 24 Des 2023, 11:30 WIB
Tungku Api Terbakar Selama 74 Tahun
Tungku Api Pedagang Susu Ini Diklaim Telah Terbakar Selama 74 Tahun (Sumber: Twitter/ANI)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki berbagai fenomena alam yang unik. Seperti adanya api abadi Mrapen hingga Kawah Ijen yang bisa menyala tanpa henti. Namun ada api abadi buatan manusia yang selalu dijaga agar tetap menyala. Namun kali ini tujuannya untuk merebus susu sapi.

Di jantung kota Jodhpur, toko susu bersejarah menjadi saksi bisnis multigenerasi yang tak kenal waktu. Toko yang berada di dekat Gerbang Sojati Jodhpur India ini menandakan keberlanjutan warisan dagang India, dengan api pembakar susunya menyala sejak 1949, seperti yang diungkapkan pemiliknya, Vipul Nikub.

Lewat unggahan Twitter @ANI (2/12/2023), Nikub mengungkapkan tungku apinya menyala selama 24 jam. 

"Kakek saya memulai toko ini pada tahun 1949, dan nyala api belum pernah padam sejak saat itu. Toko ini buka 22-24 jam setiap hari, menghangatkan susu dengan cara tradisional menggunakan batu bara dan kayu,” kata Nikub.

Tidak hanya sebagai simbol ketahanan, toko ini juga mencerminkan kesuksesan bisnis keluarga. Tercatat Nikub kini sebagai generasi ketiga yang meneruskan tradisi berjualan dan melanjutkan menyalakan tungku. 

Berikut Liputan6.com merangkum keunikan tungku unik ini melansir dari NDTV, Minggu (24/12/2023).

Pentingnya Bahan Baku Susu di India

Tungku Api Terbakar Selama 74 Tahun
Tungku Api Pedagang Susu Ini Diklaim Telah Terbakar Selama 74 Tahun (Sumber: Twitter/ANI)

Toko-toko susu di seluruh India memainkan peran penting dalam panorama kuliner. Tersebar di jalanan ramai, mereka bukan sekadar kios makanan, tetapi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. 

Menyajikan beragam produk berbahan dasar susu, mulai dari teh bumbu klasik hingga minuman inovatif seperti milkshake dan lassi, toko-toko ini mencerminkan keragaman kuliner India.

Tak heran jika bahan baku susu sangat dibutuhkan di dalam dunia kuliner India. Tak heran jika tungku pedagang susu di Jodhpur ini bisa beroperasi terus menerus. Bahkan saat api berhenti menyala selama dua jam, bara api tetap menyala. 

"Kami telah menjalankan toko ini selama sekitar 75 tahun. Toko ini bukan hanya tempat bisnis; ini adalah bagian dari tradisi kami. Orang-orang menyukai susu kami karena memberikan energi dan nutrisi, dan inilah yang membuat kami terus berhasil,"  kata Nikub dalam wawancara yang sama. 

Warisan bisnis keluarga tidak hanya terbatas pada toko susu ini. Di seluruh India, bisnis yang dikelola keluarga menjadi pewaris nilai-nilai kegigihan dan dedikasi. Sebagai penjaga tradisi perdagangan selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan ini menawarkan kisah fleksibilitas dan kegigihan yang melekat pada warisan mereka.

Tungku Memasak yang Sederhana

Tungku Api Terbakar Selama 74 Tahun
Tungku Api Pedagang Susu Ini Diklaim Telah Terbakar Selama 74 Tahun (Sumber: Twitter/ANI)

Lewat unggahan yang sama, terlihat dapur memasak susu masih tradisional. Hanya terlihat tungku pembakaran dari kayu dengan bejana besar berisi susu. Namun tungku ini terlihat masih kokoh meski dibakar api seharian.

Selain minuman, kios-kios susu juga menjadi vitrine untuk berbagai camilan manis dan produk olahan susu. Dalam setiap tegukan dan gigitan, mereka merangkum kekayaan rasa yang mencerminkan cinta India terhadap masakan berbahan dasar susu.

Dengan toko susu di Jodhpur sebagai contoh, kita menyaksikan lebih dari sekadar bisnis; kita menyaksikan warisan yang terus hidup, merajut kisah tentang ketahanan, adaptasi, dan komitmen keluarga yang tak tergoyahkan. 

Sebuah api yang menyala sejak 1949 bukan hanya memanaskan susu, tetapi juga menerangi perjalanan bisnis yang melibatkan generasi-generasi penerus. Sebuah warisan yang tak terputus, sebuah kisah sukses yang terus berkembang di tengah-tengah keramaian pasar India.  

Simak Videonya

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya