Ikan Pari Jawa Resmi Punah, IUCN: Mulai Langka di Jakarta Sejak 1862

Ikan Pari Jawa punah akibat ulah manusia.

oleh Ibrahim Hasan diperbarui 27 Des 2023, 10:20 WIB
Diterbitkan 27 Des 2023, 10:15 WIB
Ikan Pari Jawa Resmi Punah
Ikan Pari Jawa Resmi Punah (Sumber: Organisasi Pangan dan Pertanian dan Museum für Naturkunde Berlin)

Liputan6.com, Jakarta Ikan Pari Jawa, spesies laut yang unik, resmi dinyatakan punah oleh Charles Darwin University, Australia, melalui penelitian terbaru. Pengumuman ini disertai dengan pembaruan Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN). 

Ketua Kelompok Spesialis Ikan Air Tawar IUCN SSC, Kathy Hughes, mengungkapkan kekhawatiran. Fenomena ikan Pari Jawa resmi dinyatakan punah ini merupakan urgensi dalam pelestarian ekosistem.

"Spesies yang beragam ini merupakan bagian integral dari ekosistem, dan penting bagi ketahanannya. Hal ini penting bagi miliaran orang yang bergantung pada ekosistem air tawar, dan jutaan orang yang bergantung pada perikanan,” kata Kathy Hughes

Ikan Pari Jawa yang besarnya hanya seukuran piring makan sempat dikenal dari satu spesimen yang dikumpulkan di pasar ikan Jakarta pada tahun 1862. Meskipun upaya survei terjadwal, spesies ini tidak pernah ditemukan sejak saat itu. 

Pesisir utara Jawa, terutama Teluk Jakarta, menjadi kawasan industri besar yang menyaksikan hilangnya habitat dan degradasi lingkungan. Ini berkontribusi pada kepunahan ikan Pari Jawa, menciptakan dampak parah terhadap ekosistem laut di kawasan tersebut.

Dilansir Liputan6.com dari Sciencealert dan Sea Today, Rabu (27/12/2023), ikan Pari Jawa yang pernah hidup di Thailand hingga Australia juga sama-sama lenyap. 

Ikan Laut Pertama di Dunia Punah Akibat Ulah Manusia

Ikan Pari Jawa Resmi Punah
Ikan Pari Jawa Resmi Punah (Sumber: Museum für Naturkunde Berlin)

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mengumumkan bahwa ikan Stingaree Jawa (Urolophus javanicus), yang sangat langka kini resmi punah. Pengumuman ini dibuat saat Konferensi Perubahan Iklim COP29 di Dubai pada Senin (12/11/2023) lalu.

Julia Constance, penilai utama dan Ph.D. kandidat di Universitas Charles Darwin, menyatakan bahwa penangkapan ikan secara intensif dan tidak diatur, ditambah dengan hilangnya habitat pesisir dan degradasi akibat industrialisasi, merupakan faktor utama yang menyebabkan kepunahan.

Penelitian menunjukkan bahwa langkanya ikan Pari Jawa sesuai dengan prediksi ilmuwan. Bahkan dari tepi sungai pedalaman Australia, hingga tepi danau AS dan pantai Thailand, ikan Pari Jawa mati secara massal akibat polusi dan dampak perubahan iklim yang meningkat. 

Dampaknya pada hewan-hewan ini pada tahun 2023 sulit diperkirakan, menciptakan tantangan serius bagi keberlanjutan lingkungan.

120 Ikan Laut Terancam Menyusul Kepunahan Pari Jawa

Ikan Pari Jawa Resmi Punah
Ikan Pari Jawa Resmi Punah (Sumber: Jane Rucker/IMAS)

Daftar Merah IUCN kini mencatat setidaknya 120 ikan laut terancam punah, termasuk ikan stingaree dan ikan skate Maugean di Tasmania. Industri yang mendapat manfaat dari praktik-praktik merugikan ini harus bertanggung jawab, dan transparansi menjadi kunci dalam menyelamatkan spesies laut.

Selain Pari Jawa, spesies pari langka juga ditemukan di Indonesia, khususnya di perairan Kepulauan Kei, Provinsi Maluku. Seperti Pari Jawa, spesies di Kei juga menghadapi tantangan serius karena belum pernah dilihat langsung oleh manusia.

Kepunahan ikan Pari Jawa menjadi cermin dari urgensi pelestarian lingkungan. Dengan lebih banyak spesies yang terancam punah, langkah-langkah konkrit dan kolaboratif diperlukan untuk mencegah kehancuran lebih lanjut terhadap kehidupan laut dan ekosistem bumi.

"Untuk mencegah krisis kepunahan ini, lembaga-lembaga UE harus mengadopsi Undang-Undang Restorasi Alam yang telah lama ditunggu-tunggu, yang mencakup target memulihkan 25.000 kilometer sungai yang mengalir bebas yang penting bagi salmon dan ikan migran lainnya,” desak Claire Baffert, Pejabat Kebijakan Air Senior di Kantor Kebijakan Eropa WWF

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya