Makna Kata Empati Menurut KBBI, Begini Ciri dan Cara Menumbuhkannya

Empati adalah bentuk pemahaman dan kesanggupan untuk merasakan emosi orang lain.

oleh Laudia Tysara diperbarui 11 Jan 2024, 18:10 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 18:10 WIB
Ilustrasi memberi, menolong, membantu
Wanita dengan tas putih ini memberikan makanan kepada pengemis di trotoar jalan saat salju turun. (Photo by Jon Tyson on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makna kata empati adalah merujuk pada keadaan mental yang memungkinkan seseorang merasakan atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

KBBI menetapkan empati sebagai suatu bentuk pemahaman dan kesanggupan untuk merasakan emosi orang lain. Empati yang menciptakan dasar bagi hubungan sosial yang lebih mendalam.

Tindakan empati mencerminkan kemampuan seseorang untuk memahami dan menyelami perasaan orang lain. Sebagai contoh, dalam situasi konflik, individu yang memiliki tingkat empati yang tinggi mungkin dapat melihat perspektif dari semua pihak yang terlibat, meresapi ketegangan, dan menciptakan pemahaman yang lebih luas tentang dinamika interpersonal.

Penting untuk diakui bahwa makna kata empati, sebagaimana dijelaskan, mencakup dimensi psikologis yang dapat membentuk karakter dan perilaku seseorang. Pemahaman yang mendalam tentang empati ini menjadi kunci untuk menciptakan lingkungan sosial yang inklusif dan membangun hubungan yang penuh pengertian.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang makna kata empati adalah menurut KBBI, Kamis (11/1/2024).

Kemampuan Memahami Orang Lain

Seseorang sedang berempati dengan orang lain
Seorang gadis berempati pada temannya. Wanita berambut keriting tampak memeluk temannya, wanita berambut lurus. (Pexels.ocm/ Liza Summer)

Makna kata empati adalah kemampuan memahami orang lain, sebagaimana dijelaskan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, dalam ilmu psikologi, empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Sebagai contoh, ketika seorang teman sedang mengalami kesulitan, individu yang memiliki empati akan dapat merasakan dan memahami perasaan temannya tersebut, seperti kecemasan atau kekhawatiran.

Menurut pemikiran Carl Rogers, seperti yang diungkapkan dalam buku "The Development of Islamic Thought on Multiple Perspectives" karya Dr. Abdul Gaffar, M.Pd.I, makna kata empati merupakan kemampuan untuk memahami kerangka acuan internal orang lain dengan akurat.

Misalnya, dalam situasi konflik, seseorang dengan empati dapat mencoba memahami sudut pandang dan perasaan orang lain secara mendalam, sehingga menciptakan ruang untuk solusi yang lebih baik dan pemahaman yang lebih baik.

Komponen-komponen empati yang dibahas dalam jurnal "The Family Origins Of Empathic Concern" oleh Koestner, R., Franz, C., & Weinberger, J, memberikan pandangan lebih rinci. Ada komponen kognitif dan afektif.

  1. Komponen kognitif dalam empati mencakup proses intelektual untuk memahami perspektif orang lain secara tepat. Sebagai contoh, dalam konteks profesional, seseorang dengan komponen kognitif yang baik mungkin mampu mengerti sudut pandang kolega mereka, memperkaya ide-ide tim dengan berbagai perspektif.
  2. Komponen afektif dalam empati melibatkan kecenderungan seseorang untuk mengalami perasaan emosional orang lain. Misalnya, ketika seseorang menyaksikan teman mereka meraih kesuksesan, individu dengan komponen afektif yang tinggi akan merasakan kebahagiaan dan kebanggaan bersama teman mereka.

Jika demikian, bisa dipahami makna kata empati adalah bukan hanya sekadar memahami pikiran seseorang, tetapi juga merasakan emosi yang mereka alami. Secara keseluruhan, empati memiliki peran yang penting dalam membangun hubungan yang sehat dan membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik.

Ciri-Ciri Orang Berempati Tinggi

Ada lima ciri-ciri empati dijelaskan dalam e-book berjudul "Edukasi Resiliensi Remaja" karya Dr. Jungjungan Simorangkir, M.Th., Marina Letara Nababan, M.Pd., dkk, serta e-book berjudul "Dari Tanda Titik Hingga Ke Tanda Tanya" karya Ali Anhar Syi'bul Huda.

Menjadi pendengar yang baik

Pertama, kemampuan menjadi pendengar yang baik dan memberi perhatian terhadap orang lain yang sedang memiliki masalah menunjukkan bahwa individu dengan empati tidak hanya mendengarkan secara pasif, tetapi juga aktif memberikan perhatian penuh kepada orang yang membutuhkan dukungan. Ini berarti mereka mampu menciptakan ruang yang aman dan terbuka untuk berbagi perasaan.

Peka dan sensitif

Kedua, kepekaan dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain menandakan bahwa individu tersebut mampu merasakan dan menghargai emosi yang sedang dialami oleh orang di sekitarnya. Misalnya, jika seorang teman merasa sedih atau stres, individu dengan empati akan dapat merasakan dan merespons secara empatik terhadap kondisi tersebut.

Mampu membaca tanda-tanda verbal dan non verbal

Ketiga, kemampuan membaca tanda-tanda verbal dan nonverbal, seperti nada bicara, ekspresi wajah, dan gerakan, menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Mereka dapat menginterpretasikan pesan yang tersembunyi di balik kata-kata atau ekspresi, memungkinkan mereka untuk lebih memahami keadaan emosional orang lain.

Memiliki sudut pandang berbeda

Keempat, kemampuan memahami suatu masalah dari sudut pandang orang lain menunjukkan kedewasaan empati. Ini melibatkan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif orang lain, menghindari sikap egosentris, dan memahami bahwa pandangan orang lain juga memiliki validitasnya sendiri.

Memiliki toleransi tinggi

Kelima, memiliki toleransi yang tinggi adalah ciri empati yang mendasar. Individu dengan empati tidak cepat menghakimi atau mengkritik, melainkan bersikap terbuka terhadap perbedaan pendapat dan nilai. Mereka mampu mengakui keberagaman dan meresapi keberagaman tersebut.

Mampu memahami diri sendiri

Keenam, kemampuan memahami diri sendiri dengan baik menunjukkan bahwa empati tidak hanya terbatas pada orang lain, tetapi juga pada diri sendiri. Individu ini dapat mengeksplorasi dan memahami perasaan dan motif di balik tindakan mereka sendiri, memberikan dasar yang kuat untuk memahami orang lain.

 

Cara Menumbuhkan Rasa Empati

Rasa Empati
Ayah sedang mengecat jendela dari kardus bersama anaknya. (foto: Pexels/Tatiana Syrikova)

Menumbuhkan rasa empati adalah suatu proses yang memerlukan kesadaran, latihan, dan kesediaan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan rasa empati adalah:

Praktek mendengarkan aktif:

  1. Berikan perhatian penuh ketika seseorang berbicara. Matikan distraksi dan tunjukkan minat pada pembicara.
  2. Berikan umpan balik yang memperlihatkan pemahaman dan kepedulian terhadap perasaan mereka.
  3. Ajukan pertanyaan yang mendalam untuk merangsang refleksi lebih lanjut.

Empati melalui perspektif orang lain:

  1. Berusaha melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain. Tanyakan pada diri sendiri bagaimana Anda akan merasa atau bertindak dalam situasi tersebut.
  2. Diskusikan perasaan dan perspektif dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda.

Baca dan pelajari lebih banyak tentang pengalaman orang lain:

  1. Baca buku atau artikel tentang kehidupan dan pengalaman orang lain, terutama dari latar belakang yang berbeda.
  2. Tonton film atau dokumenter yang menggambarkan berbagai realitas dan tantangan kehidupan.

Praktekkan kesadaran diri:

  1. Kenali dan pahami perasaan Anda sendiri. Kesadaran diri adalah langkah awal untuk dapat memahami perasaan orang lain.
  2. Pertimbangkan bagaimana pengalaman dan emosi pribadi Anda dapat memberikan wawasan tentang perasaan orang lain.

Ikuti pelatihan empati:

  1. Bergabung dengan kelompok atau pelatihan yang fokus pada pengembangan keterampilan empati.
  2. Latihan role-playing atau simulasi untuk meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan merasakan perasaan orang lain.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya