Quarter Life Crisis Bukan Hanya Masalah Generasi Muda, Ini 5 Tandanya

Quarter-Life Crisis (QLC) telah menjadi istilah yang sering diucapkan, ketika seseorang merasa terjebak dalam ketidakpastian dan kecemasan mengenai masa depan mereka.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 23 Jan 2024, 12:38 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2024, 09:30 WIB
Contoh ilustrasi bingung
Di antara kedua hal tersebut, manakah yang harus dilakukan? (Foto: Pexels.com/Christopher Campbell)

Liputan6.com, Jakarta Quarter life crisis atau krisis pada usia seperempat abad, merupakan masa di mana seseorang merasa bingung, cemas dan tidak berdaya, ketika mereka mendekati pertengahan usia 20-an hingga awal 30-an. Masa ini dapat membuat seseorang merasa kehilangan arah hidup, meragukan diri, bahkan merasa tidak puas dengan pencapaian yang telah dicapai.

Para ahli menyarankan, bahwa keluhan yang umum pada quarter life crisis dapat diatasi dengan cara sederhana, seperti berlaku lebih baik dengan diri sendiri, merenungkan kembali tujuan hidup, serta merancang rencana masa depan yang lebih konkret.

Quarter life crisis ini seringkali dialami oleh orang-orang yang baru lulus kuliah, atau memasuki dunia kerja di mana kondisi krisi ini, bisa sangat memengaruhi kesehatan mental dan emosional seseorang. Oleh karena itu, penting bagi individu yang mengalami quarter-life crisis untuk mencari dukungan dan bantuan, baik dari teman, keluarga, hingga profesional untuk mengatasi perasaan cemas dan kebingungan tersebut.

Berikut ini tanda-tanda quarter life crisis yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (23/1/2024). 

Mengenal Apa itu Quarter Life Crisis

Ilustrasi
Padatnya rutinitas ibu rumah tangga bisa membuat ibu rumah tangga merasa stres dan jenuh. Apa yang bisa mereka lakukan untuk mengatasinya?

Quarter-Life Crisis (QLC) merujuk pada periode ketidakpastian dan kebingungan yang dialami oleh sebagian individu, dalam rentang usia pertengahan 20-an hingga awal 30-an. Saat mengalami QLC, seseorang seringkali merenung secara mendalam mengenai identitas pribadi, tujuan hidup dan pencapaian yang telah dicapai. Istilah ini mencerminkan fase transisi, ketika individu menghadapi tekanan dan pertanyaan tentang arah hidup mereka.

Beberapa karakteristik quarter life crisis melibatkan perasaan cemas mengenai masa depan, perbandingan diri dengan orang lain,  hingga pertanyaan introspektif tentang pilihan hidup. Pertanyaan seperti "Apakah saya sudah mencapai apa yang diharapkan oleh orang lain?" atau "Apakah saya berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan hidup saya?" seringkali menjadi pemicu kecemasan dan kebingungan.

Quarter life crisis tidak memiliki definisi yang baku dan dampaknya dapat bervariasi antarindividu. Beberapa orang mungkin merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton, sementara yang lain dapat mengalami tekanan berlebih terkait pencapaian pribadi dan profesional. Meskipun tidak diakui sebagai masalah kesehatan mental yang bersifat klinis, QLC dapat memiliki pengaruh emosional dan psikologis yang signifikan pada individu yang mengalaminya.

 

Tanda-Tanda

Ilustrasi Jenuh dan Bosan
Ilustrasi Jenuh dan Bosan (dok.Pexels/Cottonbro)

1. Mulai mempertanyakan tujuan hidup

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang mulai mempertanyakan tujuan hidupnya. Tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis antara lain merasa kebingungan atau kehilangan arah dalam hidup, merasa tidak puas dengan pekerjaan atau pencapaian yang telah diraih, merasa terjebak dalam rutinitas yang monoton, serta merasa cemas akan masa depan. Selain itu, seseorang yang mengalami quarter life crisis juga mungkin merasa tertekan atau gelisah karena merasa tidak mampu mencapai impian atau ekspektasi yang telah dipikirkan sebelumnya.

2 Merasa tidak bahagia

Quarter life crisis merupakan masa dimana seseorang merasa tidak bahagia dan kebingungan akan arah hidupnya. Tanda-tandanya antara lain adalah merasa tidak puas dengan pekerjaan atau karir yang dimiliki, merasa kecewa karena ekspektasi hidup tidak sesuai dengan kenyataan, merasa tidak berdaya dalam menghadapi tekanan sosial maupun ekonomi, hingga pada tahap merasa kebingungan akan tujuan hidup yang sebenarnya. Perasaan tidak bahagia ini bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang dan menyebabkan perubahan perilaku seperti mudah marah, kurang semangat, atau bahkan depresi. 

3. Sosial media membuat tertekan

Tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis dapat terlihat, dari bagaimana sosial media membuatmu tertekan. Seseorang yang mengalami quarter life crisis mungkin menjadi terlalu obsesif dengan sosial media, terutama dalam membandingkan dirinya dengan orang lain. Mereka dapat merasa cemas dan tidak puas dengan pencapaian atau kehidupan mereka sendiri, karena melihat kesuksesan orang lain di sosial media. Hal ini dapat menyebabkan perasaan tidak berarti, kebingungan, dan kecemasan akan masa depan. 

4. Melupakan waktu untuk bersenang-senang

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang mengalami kebingungan dan ketidakpastian, terkait dengan tujuan hidup dan karir mereka. Salah satu tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis adalah mulai melupakan waktu untuk bersenang-senang. Mereka mungkin merasa terlalu sibuk dengan pekerjaan dan tanggung jawab lainnya, sehingga lupa atau tidak memiliki waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan dan membuat mereka bahagia. Mereka mungkin merasa tertekan dan kehilangan minat pada hal-hal yang sebelumnya mereka nikmati, seperti berkumpul dengan teman-teman atau melakukan hobi mereka. 

5 Lingkaran pertemanan berubah

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang yang berusia sekitar 20 hingga 30 tahun, mengalami kebingungan akan arah hidup dan tujuan mereka. Salah satu tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis adalah perubahan lingkaran pertemanan. Mereka mungkin mulai merasa tidak lagi cocok dengan teman-teman mereka yang dulu, atau bahkan merasa kesepian dan sulit untuk membangun hubungan yang baru. Selain itu, mereka juga mungkin merasa cemburu melihat teman-teman sebayanya yang tampaknya lebih sukses dalam hidup mereka. Perubahan lingkaran pertemanan ini bisa menjadi indikasi, bahwa seseorang sedang mengalami masa sulit dalam menemukan identitas dan perannya dalam kehidupan dewasa.

Cara Menghadapi

Mengalami Masa Kejenuhan yang Akut
Ilustrasi Mengalami Kejenuhan Credit: pexels.com/Andrea

1. Kenali diri sendiri

Quarter life crisis adalah masa dimana seseorang mengalami kebingungan, kecemasan dan kekhawatiran tentang masa depan dan tujuan hidup mereka di usia 20-an hingga awal 30-an. Untuk menghadapi quarter life crisis, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengenali diri dengan baik. Cobalah untuk mulai memahami siapa diri Anda, apa yang Anda inginkan, dan apa yang membuat Anda bahagia. Lakukan introspeksi diri, dan tuliskan hal-hal yang Anda sukai dan tidak sukai, serta tujuan dan impian Anda.

Selanjutnya, cobalah untuk mengenali passion dan minat Anda. Cari tahu apa yang membuat Anda bergairah dan memiliki semangat dalam hidup. Jika Anda sudah menemukan passion dan minat Anda, cobalah untuk mengembangkan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengenali diri, Anda akan lebih mudah menghadapi quarter life crisis dan menemukan jalan keluar tepat, untuk merasa lebih baik dan lebih bersemangat dalam menjalani hidup.

2. Henti membandingkan diri dengan orang lain

Salah satu cara mudah menghadapi quarter life crisis, adalah dengan menghentikan kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain. Stop comparing yourself to others. Fokus pada diri sendiri, tujuan dan perkembangan pribadi tanpa perlu memikirkan apa yang orang lain lakukan. Tanda-tanda seseorang mengalami quarter life crisis termasuk merasa kebingungan, kurang motivasi, perasaan tidak puas dengan pencapaian dan merasa tertekan dengan ekspektasi dari lingkungan sekitar. Dengan menghentikan perbandingan diri dengan orang lain, seseorang bisa lebih fokus untuk menemukan tujuan hidup dan mengatasi quarter life crisis dengan lebih mudah.

3. Menganggap sebagai fase hidup yang normal

Penting untuk diingat bahwa quarter life crisis sebenarnya adalah sesuatu yang normal dan banyak orang mengalaminya. Salah satu cara menghadapinya adalah dengan menganggapnya sebagai sebuah fase hidup yang wajar dan tidak perlu terlalu khawatir. Untuk menghadapi quarter life crisis, penting untuk merenungkan dan mengevaluasi tujuan dan nilai-nilai hidup, serta mengenali dan menerima perasaan yang muncul. Berbicara dengan orang-orang terdekat atau mencari bantuan profesional, juga dapat membantu dalam mengatasi quarter life crisis.

4. Jangan berdiam diri

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang merasa kebingungan dan stres, karena merasa tidak memiliki arah hidup yang jelas. Untuk menghadapi quarter life crisis, janganlah berdiam diri. Langkah pertama adalah menerima dan memahami bahwa ini adalah hal yang umum dialami oleh banyak orang di usia ini. Cara menghadapi quarter life crisis adalah dengan melakukan introspeksi diri dan menetapkan tujuan yang jelas. Selain itu, berusahalah untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang dimiliki, serta mencari hobi atau aktivitas yang dapat memberikan kepuasan dan rasa pencapaian.

5. Berbagi dengan orang terdekat 

BERBAGI DENGAN ORANG TERDEKATQuarter Life Crisis: Cara Menghadapinya dengan Berbagi kepada Orang Terdekat

Salah satu cara menghadapi quarter life crisis adalah dengan berbagi kepada orang terdekat. Bicarakan perasaan dan kebingungan yang sedang Anda alami dengan teman atau keluarga. Mendengarkan saran dan pengalaman dari orang lain, bisa membantu memberikan perspektif baru dan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Selain itu, berbagi dengan orang terdekat juga bisa memberikan rasa dukungan dan mengurangi rasa sendirian dalam menghadapi quarter life crisis. Merasa didengarkan dan dipahami oleh orang-orang terdekat, dapat memberikan ketenangan pikiran dan rasa nyaman dalam menghadapi masa sulit ini.

6. Buatlah rencana hidup

Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang merasa cemas, bingung, dan tertekan karena merasa tidak yakin tentang arah hidup dan tujuan mereka. Untuk menghadapi quarter life crisis, langkah pertama adalah membuat rencana hidup yang jelas dan realistis. Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, baik dalam karir maupun kehidupan pribadi. Buatlah rencana tindakan yang terarah dan praktis untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, penting untuk memiliki sikap positif dan optimis dalam menghadapi segala tantangan. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau bahkan profesional jika diperlukan.

Penting juga untuk menjaga keseimbangan antara hidup pribadi dan karir. Luangkan waktu untuk rehat dan melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti hobi atau olahraga. Jangan terlalu fokus pada pekerjaan dan karir sehingga mengesampingkan kebahagiaan pribadi. Dengan membuat rencana hidup yang jelas, memiliki sikap positif dan menjaga keseimbangan antara hidup pribadi dan karir, seseorang dapat menghadapi quarter life crisis dengan lebih mudah dan meraih kesuksesan dalam hidup.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya