Kapan Masa Subur Wanita Terjadi? Begini 4 Metode Pemeriksaannya

Memahami dan mengidentifikasi masa subur wanita memungkinkan pasangan untuk mengalokasikan waktu secara tepat dalam melakukan hubungan seksual.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 24 Jan 2024, 11:20 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2024, 11:20 WIB
Ilustrasi pemeriksaan rahim
Ilustrasi pemeriksaan rahim. (Image by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Masa subur wanita menjadi suatu aspek kritis dalam perencanaan kehamilan. Pengetahuan akan rentang waktu ini memegang peranan penting dalam meningkatkan peluang terjadinya kehamilan. Masa subur pada dasarnya merujuk pada periode di mana tubuh wanita menjadi lebih mungkin untuk mengalami kehamilan, khususnya pada saat ovulasi.

Ovulasi, sebagai suatu tahap kunci dalam siklus menstruasi, terjadi ketika sel telur matang dilepaskan dan bersiap untuk pembuahan oleh sperma di dalam rahim. Jika pembuahan tidak terjadi, tubuh akan melanjutkan ke fase menstruasi atau haid. Oleh karena itu, mengetahui kapan ovulasi terjadi dapat menjadi pengetahuan yang sangat berharga bagi pasangan yang berusaha untuk hamil.

Memahami dan mengidentifikasi masa subur wanita memungkinkan pasangan untuk mengalokasikan waktu secara tepat dalam melakukan hubungan seksual. Hal ini karena kemungkinan terjadinya pembuahan meningkat secara signifikan saat sperma bertemu dengan sel telur yang telah matang selama masa subur.  Berikut ulasan lebih lanjut tentang metode mengetahui masa subur wanita yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (14/1/2024).

1. Penghitungan Kalender

Ilustrasi siklus menstruasi
Ilustrasi siklus menstruasi. (Image by Freepik)

Metode kalender menjadi salah satu cara sederhana yang banyak digunakan untuk menentukan masa subur wanita dalam rangka merencanakan kehamilan. Prosesnya melibatkan pemantauan siklus menstruasi, di mana langkah pertama adalah mencatat tanggal haid bulan ini dan bulan sebelumnya. Masa subur umumnya diidentifikasi sebagai rentang waktu sekitar 5 hari sebelum ovulasi.

Perlu diingat bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang unik, dan masa ovulasi bisa bervarias. Pada umumnya, wanita dengan siklus haid 28 hari akan mengalami ovulasi sekitar hari ke-12 hingga ke-14 setelah hari pertama haid. Namun, metode kalender ini cenderung kurang akurat, terutama untuk wanita dengan siklus menstruasi yang tidak teratur.

Keterbatasan utama metode kalender terletak pada ketidakpastiannya untuk wanita dengan siklus menstruasi yang pendek (kurang dari 26 hari) atau panjang (lebih dari 32 hari). Pengukuran yang tidak akurat ini dapat membuat perhitungan masa subur menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, disarankan untuk mempertimbangkan metode lain atau mengombinasikan dengan pendekatan lain, seperti menggunakan alat prediksi ovulasi atau tes ovulasi, untuk meningkatkan ketepatan dalam menentukan masa subur.

Meskipun memiliki keterbatasan, pemahaman terhadap siklus menstruasi tetap menjadi langkah awal yang bermanfaat dalam merencanakan kehamilan. Kombinasi dengan metode lain dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan membantu pasangan dalam memaksimalkan peluang keberhasilan untuk memiliki keturunan.

2. Cek Lendir Serviks

Ilustrasi rahim sehat
Ilustrasi rahim sehat. (Image by pikisuperstar on Freepik)

Sebelum ovulasi, vagina mengeluarkan lendir lebih banyak daripada biasanya, dan karakteristik lendir ini dapat menjadi petunjuk penting pada masa subur wanita. Lendir masa subur memiliki ciri-ciri seperti putih telur mentah, dengan warna bening, tekstur licin, dan keadaan yang cukup encer, serta dikeluarkan dalam jumlah yang signifikan.

Proses pemantauan lendir serviks untuk menentukan masa subur dimulai sejak 1 hari setelah menstruasi berakhir. Pada periode ini, penting untuk menghindari membersihkan vagina dengan sabun pembersih khusus organ kewanita. Hal ini disebabkan oleh potensi gangguan terhadap keseimbangan bakteri di vagina yang dapat mempengaruhi tekstur dan jenis lendir yang dikeluarkan.

Metode ini mengharuskan pemantau untuk lebih sensitif terhadap perubahan-perubahan subtan lendir serviks. Dengan mencatat dan memperhatikan kondisi lendir setiap hari, wanita dapat mengidentifikasi periode masa subur mereka. Meskipun metode ini memerlukan ketelitian dan pemahaman yang baik terhadap tubuh sendiri, banyak pasangan menganggapnya sebagai metode alami yang tidak melibatkan bahan kimia atau alat khusus.

Namun, perlu diingat bahwa metode ini bersifat subjektif dan mungkin tidak cocok untuk semua orang. Wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur atau mengalami perubahan hormon yang signifikan mungkin menghadapi kesulitan dalam mengandalkan metode ini sepenuhnya. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan atau dokter dapat memberikan panduan lebih lanjut untuk menentukan metode pemantauan masa subur yang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.

Seputar Penyakit Tipes
Ilustrasi Suhu Badan Credit: pexels.com/Polina

Mengukur suhu basal tubuh (BBT) menjadi salah satu metode yang digunakan untuk menentukan masa subur wanita. Suhu basal tubuh merujuk pada suhu tubuh saat dalam keadaan istirahat, dan selama masa ovulasi, terjadi peningkatan suhu basal tubuh sekitar 0,30 Celsius. Metode ini memanfaatkan perubahan suhu ini sebagai petunjuk kunci dalam menentukan periode masa subur.

Pengukuran suhu basal tubuh memerlukan termometer khusus yang dirancang untuk keakuratan pengukuran ini. Untuk hasil yang paling akurat, diinstruksikan untuk mengukur suhu tubuh segera setelah bangun tidur di pagi hari, sebelum melakukan aktivitas apapun atau bahkan sebelum bangun dari kasur. Rutin melakukan pengukuran setiap pagi dan mencatat hasilnya membantu dalam melihat pola perubahan suhu basal tubuh serta memprediksi masa subur dengan lebih baik.

Ketepatan metode ini diperoleh dengan melakukan pengukuran suhu basal tubuh pada saat tubuh dalam kondisi normal. Kondisi demam atau stres dapat mempengaruhi akurasi hasil pengukuran. Dengan demikian, konsistensi dan kepatuhan pada prosedur pengukuran menjadi kunci utama dalam mendapatkan informasi yang dapat diandalkan.

Meskipun metode mengukur suhu basal tubuh memerlukan kedisiplinan dan ketelitian, banyak pasangan yang menganggapnya sebagai pendekatan yang alami dan tanpa efek samping. Pemahaman terhadap perubahan suhu basal tubuh dapat memberikan wawasan lebih lanjut tentang siklus menstruasi dan membantu pasangan dalam meningkatkan peluang kehamilan sesuai dengan waktu yang tepat. 

Sebagaimana halnya dengan metode lain, konsultasi dengan profesional kesehatan dapat memberikan panduan yang lebih personal dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing individu.

4. Alat Prediksi Ovulasi

Seputar Rahim Turun
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/freestocks

Alat prediksi ovulasi menjadi solusi modern yang efektif untuk mengetahui masa subur wanita dalam rangka perencanaan kehamilan. Alat ini berupa tes ovulasi yang memungkinkan wanita untuk dengan mudah menentukan periode ovulasi dengan meneteskan sampel urine ke dalam alat tersebut. Hasilnya kemudian akan menunjukkan apakah saat itu sedang berada dalam fase subur atau tidak.

Keunggulan alat prediksi ovulasi terletak pada kemudahan penggunaannya dan ketersediaan di apotek tanpa memerlukan resep dokter. Proses tes yang cepat dan praktis membuatnya menjadi pilihan populer bagi pasangan yang berencana untuk memiliki anak. Dengan memahami kapan ovulasi terjadi, pasangan dapat mengatur waktu hubungan seksual mereka dengan lebih tepat, meningkatkan peluang kehamilan secara signifikan.

Penting untuk diingat bahwa hasil tes ovulasi hanya memberikan indikasi terhadap waktu ovulasi dan kesuburan. Masa subur yang terdeteksi dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan peluang kehamilan bagi pasangan yang merencanakannya. Sebaliknya, bagi mereka yang belum siap untuk hamil atau menerapkan metode kontrasepsi alami, dapat dijadikan pedoman untuk menghindari hubungan seksual selama periode tersebut.

Meskipun alat prediksi ovulasi memberikan kenyamanan dan ketepatan dalam menentukan masa subur, faktor-faktor lain seperti kondisi kesehatan dan hormon perlu tetap diperhatikan. Setiap individu memiliki keunikan siklus menstruasi, dan konsultasi dengan profesional kesehatan dapat memberikan panduan lebih lanjut serta membantu pasangan dalam merencanakan kehamilan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya