Pengertian Kebahagiaan, Tanda, Mitos dan Cara Menjadi Bahagia

Informasi seputar apa itu kebahagian, dan bagaimana cara menjadi bahagia

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 29 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2024, 14:45 WIB
Ilustrasi bekerja, percaya diri, bahagia, tertawa
Ilustrasi bekerja, percaya diri, bahagia, tertawa. (Photo by Mateus Campos Felipe on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Di dunia yang terus berubah dan penuh tekanan ini, pertanyaan tentang apa itu kebahagiaan tetap menjadi pusat perhatian manusia. Dari para filsuf klasik hingga peneliti modern, upaya untuk mendefinisikan dan memahami esensi kebahagiaan terus bergulir. Namun, kebahagiaan tidak hanya sekadar sebuah emosi sementara atau pencapaian tertentu, itu adalah keadaan kesejahteraan yang melampaui kesenangan instan.

Bukan hanya sekadar perasaan positif, kebahagiaan juga telah terbukti memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang. Dari peningkatan sistem kekebalan tubuh hingga peningkatan harapan hidup, bukti ilmiah menunjukkan bahwa kebahagiaan adalah kunci untuk hidup yang lebih bermakna dan produktif.

Di tengah kemajuan teknologi dan tekanan hidup yang terus bertambah, menemukan kebahagiaan menjadi semakin menantang bagi banyak orang. Dari tuntutan karir hingga perubahan budaya, individu-individu modern dihadapkan pada berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional mereka. Namun demikian, dengan pendekatan yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan, setiap individu memiliki kesempatan untuk menjalani kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Psychology Today informasi seputar apa itu kebahagiaan, dan bagaimana cara menjadi bahagia pada Senin (29/1).

Apa itu Kebahagiaan?

5 Zodiak yang Kreatif, Virgo Masuk Daftar
Ilustrasi zodiak, kreatif, cerdas, wanita, santai, bahagia. (Freepik)

Kebahagiaan adalah suatu keadaan yang mempesona dan sulit ditangkap. Para filsuf, teolog, psikolog, dan bahkan ekonom telah lama berusaha mendefinisikannya. Sejak tahun 1990-an, cabang psikologi tertentu, yaitu psikologi positif, telah didedikasikan untuk menggambarkan secara lebih rinci. Lebih dari sekadar suasana hati yang positif, kebahagiaan adalah suatu keadaan kesejahteraan yang mencakup menjalani kehidupan yang baik, dengan rasa makna dan kepuasan yang mendalam.

Merasa gembira juga memiliki manfaat kesehatan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan dapat meningkatkan kesehatan fisik; perasaan positif dan pemenuhan tampaknya bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh, tingkat peradangan, dan tekanan darah, antara lain. Kebahagiaan bahkan dikaitkan dengan umur panjang serta kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih tinggi.

Mencapai kebahagiaan adalah upaya global. Peneliti menemukan bahwa orang dari setiap sudut dunia menilai kebahagiaan lebih penting daripada hasil pribadi yang diinginkan lainnya, seperti memperoleh kekayaan, mendapatkan barang material, dan masuk surga.

Cara Menjadi Bahagia

Ilustrasi Ucapan Orang Tua, Keluarga, Bahagia
Ilustrasi Ucapan Orang Tua, Keluarga, Bahagia. Photo by Freepik

Kebahagiaan bukanlah hasil dari melompat dari satu kegembiraan ke kegembiraan berikutnya; penelitian menunjukkan bahwa mencapai kebahagiaan umumnya melibatkan waktu-waktu ketidaknyamanan yang cukup. Susunan genetik, kondisi kehidupan, pencapaian, status pernikahan, hubungan sosial, bahkan tetangga Anda—semuanya mempengaruhi seberapa bahagia Anda. Atau bisa mempengaruhi. Jadi begitu juga dengan cara individu berpikir dan mengekspresikan perasaan. Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kebahagiaan dapat dikendalikan oleh individu.

Menginduksi diri dalam kenikmatan kecil secara teratur, tenggelam dalam kegiatan yang menantang, menetapkan dan mencapai tujuan, menjaga ikatan sosial yang erat, dan menemukan tujuan di luar diri sendiri semuanya meningkatkan kepuasan hidup. Bukan kebahagiaan itu sendiri yang meningkatkan kesejahteraan, melainkan pengejaran yang sebenarnya yang menjadi kunci.

Menjaga keseimbangan antara perasaan positif dan negatif, mengembangkan ketahanan terhadap stres, dan mempraktikkan rasa syukur juga dapat membantu menciptakan fondasi kebahagiaan yang kokoh. Ini mencakup pengembangan kebiasaan sehari-hari yang mendukung kesejahteraan emosional dan fisik, seperti tidur yang cukup, olahraga, dan praktik meditasi.

Selain itu, membuka diri untuk pertumbuhan pribadi dan pembelajaran konstan, mengelola ekspektasi, dan memberikan arti pada tindakan sehari-hari juga merupakan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencapai dan mempertahankan kebahagiaan. Kesadaran diri dan penghargaan terhadap momen-momen kecil dalam hidup juga dapat menjadi kunci untuk meraih kebahagiaan yang berkelanjutan.

Tanda-tanda Orang yang Bahagia

Ilustrasi bahagia, menikmati hidup, bebas, semangat
Ilustrasi bahagia, menikmati hidup, bebas, semangat. (Photo by Quang Anh Ha Nguyen from Pexels)

Orang yang bahagia hidup dengan tujuan. Mereka menemukan kebahagiaan dalam hubungan yang langgeng, berusaha mencapai tujuan mereka, dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai mereka. Orang bahagia tidak terpikat dengan barang-barang materi atau liburan mewah. Mereka puas dengan kenikmatan sederhana dalam hidup, seperti mengelus kucing, duduk di bawah pohon, menikmati secangkir teh. Berikut adalah beberapa tanda-tanda luar bahwa seseorang merasa puas.

  • Menerima pembelajaran hal baru.
  • Memiliki tingkat kesabaran dan kerendahan hati yang tinggi.
  • Mudah tersenyum dan tertawa.
  • Bersikap fleksibel dalam menghadapi perubahan.
  • Menerapkan sikap kasih sayang.
  • Sering merasa bersyukur.
  • Melakukan perawatan diri secara teratur.
  • Menikmati hubungan yang sehat.
  • Merasa bahagia melihat kesuksesan orang lain.
  • Memberi dan menerima tanpa merasa tersiksa.
  • Hidup dengan makna dan tujuan.
  • Tidak merasa berhak dan memiliki harapan yang lebih sedikit.
  • Tidak penuh dendam atau menyakiti perasaan orang lain.
  • Tidak menyimpan dendam.
  • Tidak terganggu oleh hal-hal kecil.
  • Tidak merasa gelisah mengenai kemarin dan besok.
  • Tidak bermain-main dengan perasaan orang lain.
  • Bukan martir atau korban.
  • Tidak pelit dalam berbagi kebahagiaan mereka.

Memiliki tanda-tanda ini tidak hanya mencerminkan keadaan bahagia saat ini, tetapi juga menunjukkan pola pikir dan sikap hidup yang mendukung kebahagiaan berkelanjutan.

Mitos Kebahagiaan

Kesalahpahaman terjadi ketika kita membicarakan apa yang kita pikir akan membuat kita bahagia. Orang seringkali meyakini bahwa kebahagiaan akan tercapai begitu mereka mencapai tonggak tertentu, seperti menemukan pasangan yang sempurna atau mendapatkan gaji tertentu.

Namun, manusia cenderung sangat baik beradaptasi dengan keadaan baru, yang berarti bahwa orang akan terbiasa dengan hubungan atau kekayaan baru mereka, kembali ke tingkat kebahagiaan dasar, dan mencari tonggak berikutnya. Untungnya, prinsip yang sama berlaku untuk kemunduran, kita tangguh dan kemungkinan besar akan menemukan kebahagiaan lagi.

Jenis pemikiran di bawah ini mencerminkan kesalahpahaman ini tentang kebahagiaan:

  • "Aku akan bahagia ketika aku kaya dan sukses."
  • "Aku akan bahagia ketika aku menikah dengan orang yang tepat."
  • "Mendapatkan pekerjaan impianku akan membuatku bahagia."
  • "Aku tidak bisa bahagia ketika hubunganku hancur."
  • "Aku tidak akan pulih dari diagnosis ini."
  • "Tahun-tahun terbaik dalam hidupku sudah berlalu."

Mengetahui bahwa kebahagiaan tidak selalu terletak pada pencapaian tertentu atau situasi eksternal tertentu adalah langkah penting menuju pemahaman yang lebih sehat tentang arti sejati dari kebahagiaan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya