60 Contoh Kata Khusus dan Umum dalam Cerpen, Perhatikan Perbedaannya

Contoh kata khusus dan umum dalam cerpen berperan menciptakan nuansa, karakter, dan alur cerita.

oleh Laudia Tysara diperbarui 30 Jan 2024, 18:20 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2024, 18:20 WIB
Ilustrasi membaca buku, kumpulan pantun
Wanita membaca buku di lantai ditemani secangkir kopi sambil bersandar di sofa. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Pada sebuah cerpen, perbedaan antara kata khusus dan kata umum terdampak pada kekayaan bahasa dan kedalaman cerita. Kata khusus merujuk pada istilah atau deskripsi yang spesifik dan menghadirkan gambaran yang lebih detail dan hidup dalam narasi.

Contoh kata khusus dalam cerpen seperti "serunyit" atau "merenggangkan" membantu menambahkan dimensi emosional dan visual yang khas, menghidupkan karakter dan suasana dalam cerita dengan lebih jelas.

Sementara itu, kata umum cenderung merujuk pada konsep atau aktivitas yang lebih umum dan luas, seperti "makan" atau "melihat." Meskipun tidak sejelas kata khusus, penggunaan kata umum memungkinkan penulis untuk menyajikan ide dan peristiwa secara lebih umum dan universal dalam cerpen.

Meskipun sederhana, kata-kata ini membantu membangun kerangka cerita yang lebih luas, memperkuat tema dan alur secara keseluruhan.

Dalam cerpen, penggunaan kata khusus dan umum memiliki peran penting dalam membentuk nuansa, karakter, dan alur cerita secara keseluruhan. Kata khusus menambahkan detail yang kaya dan mendalam, sementara kata umum memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan cerita dengan tema dan konsep yang lebih luas.

Gabungan keduanya menciptakan cerita yang kaya akan warna dan makna, memperkaya pengalaman pembaca dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang karakter dan suasana yang dihadapi dalam cerpen. Berikut Liputan6.com ulas contoh kata khusus dan umum dalam cerpen yang dimaksudkan, Selasa (30/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perbedaan Kata Khusus dan Umum

Ilustrasi membaca, buku
Wanita fokus membaca buku. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Perbedaan antara kata khusus dan kata umum sangatlah penting dalam pemahaman bahasa, terutama dalam konteks penggunaan dan implikasinya dalam sebuah karya, seperti novel. Kata umum, sebagaimana dijelaskan dalam berbagai referensi seperti buku EYD & Seputar Kebahasa - Indonesia karya Waridah (2008), memiliki cakupan yang lebih luas dalam arti dan konteksnya.

Sebaliknya, kata khusus, atau yang sering disebut sebagai subordinat atau hiponim, memiliki ruang lingkup makna yang lebih sempit atau spesifik.

Dalam karya sastra seperti novel hingga cerpen, penggunaan kata khusus dan kata umum memainkan peran penting dalam membentuk karakterisasi, latar, dan suasana. Misalnya, penggunaan kata khusus dalam menggambarkan pemandangan atau situasi dapat memberikan detail yang lebih spesifik dan memperkaya imajinasi pembaca. Hal ini sesuai dengan pandangan Gorys Keraf dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa (1984), yang menyatakan kata khusus memberikan pengarahan yang khusus dan konkret dalam sebuah narasi.

Sementara itu, kata umum cenderung memberikan gambaran yang lebih umum dan luas, sehingga memungkinkan pembaca untuk memiliki interpretasi yang lebih fleksibel terhadap konteks yang dijelaskan. Dalam karya sastra, penggunaan kata umum dapat membantu pembaca untuk membentuk gambaran yang lebih luas tentang setting, karakter, atau peristiwa yang sedang dibahas.

Sebagai contoh, dalam kalimat "Pemandangan pantai itu sangat elok," kata "elok" merupakan kata khusus yang memberikan deskripsi yang lebih spesifik daripada kata umum "indah." Penggunaan kata khusus seperti ini memperkaya pengalaman pembaca dengan memberikan nuansa yang lebih detail dan khusus terhadap pemandangan pantai tersebut.

Dalam karya sastra, penulis sering kali menggunakan kombinasi kata khusus dan kata umum untuk menciptakan efek tertentu dalam narasi. Hal ini membantu dalam membangun suasana, memperkuat karakter, dan mengarahkan pemahaman pembaca terhadap cerita. Oleh karena itu, pemahaman akan perbedaan dan penerapan kata khusus dan kata umum merupakan aspek penting dalam mengapresiasi dan menganalisis karya sastra, termasuk novel.


Contoh Kata Khusus dalam Cerpen

Dalam sebuah cerpen, penggunaan kata khusus memainkan peran penting dalam memberikan detail yang khas dan mendalam terhadap karakter, suasana, dan peristiwa yang dijelaskan. Berikut adalah 30 contoh kata khusus yang sering ditemukan dalam cerpen:

  1. Melengos: Ekspresi wajah yang menunjukkan sikap kurang puas atau marah, dengan bibir yang dimunculkan ke arah bawah.
  2. Mencibirkan: Menggambarkan gerakan seseorang yang menunjukkan sikap merendahkan atau meremehkan dengan mengangkat bibir secara halus.
  3. Menggeletakkan: Menggambarkan tindakan meletakkan sesuatu dengan perlahan dan biasanya dalam posisi yang datar.
  4. Merongrong: Ekspresi suara yang dihasilkan oleh seseorang yang merasa tidak puas atau tidak setuju dengan sesuatu.
  5. Menggelosor: Gerakan kaki seseorang yang tidak stabil atau tergelincir karena lantai yang licin atau berlumpur.
  6. Berdesis: Suara halus dan berirama yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergesekan atau bergerak dengan cepat.
  7. Menggoda-goda: Tindakan yang dilakukan untuk menghibur atau memancing perhatian seseorang dengan cara yang lucu atau menyenangkan.
  8. Berangan-angan: Aktivitas mental seseorang yang bermimpi atau berkhayal tentang sesuatu.
  9. Serunyit: Ekspresi wajah yang mengerut atau berkerut karena kesedihan atau kekesalan.
  10. Menceburkan: Tindakan seseorang yang dengan sengaja masuk atau terjun ke dalam air atau cairan lainnya.
  11. Mengais-ngais: Gerakan seseorang yang mencari-cari atau mengorek-korek sesuatu dengan teliti.
  12. Menggerenyetkan: Suara halus dan berirama yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergetar atau digerakkan dengan cepat.
  13. Tertawa terbahak-bahak: Ekspresi tertawa yang sangat keras dan terdengar jelas.
  14. Merenggangkan: Gerakan seseorang yang memanjangkan atau mengendurkan sesuatu dengan perlahan.
  15. Bergegas: Gerakan seseorang yang bergerak cepat atau melakukan sesuatu dengan tergesa-gesa.
  16. Meringis: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit atau ketidaknyamanan, biasanya dengan bibir yang terangkat ke atas.
  17. Mengintip: Tindakan diam-diam melihat atau memerhatikan sesuatu dari tempat yang tersembunyi.
  18. Mengulurkan: Gerakan seseorang yang memanjangkan atau membentangkan sesuatu ke arah tertentu.
  19. Berjongkok: Posisi tubuh seseorang yang duduk dengan lutut menekuk dan pantat hampir menyentuh tumit.
  20. Mencengkam: Gerakan seseorang yang menggenggam atau memegang sesuatu dengan kuat.
  21. Mengerang: Suara yang dihasilkan oleh seseorang yang merasa sakit atau dalam kondisi yang sulit.
  22. Mengempis: Perubahan bentuk menjadi lebih datar atau tipis.
  23. Berbisik-bisik: Aktivitas berbicara dengan suara yang pelan dan rahasia, biasanya antara dua orang yang berada dekat.
  24. Menepuk-nepuk: Gerakan seseorang yang memukul atau mengetuk sesuatu secara berulang-ulang.
  25. Mencibir: Ekspresi wajah yang menunjukkan ketidakpuasan atau penolakan, biasanya dengan bibir yang terangkat ke samping.
  26. Mengacak-acak: Gerakan seseorang yang merusak atau mencampur aduk sesuatu dengan tidak teratur.
  27. Berbisik-bisik: Aktivitas berbicara dengan suara yang pelan dan rahasia, biasanya antara dua orang yang berada dekat.
  28. Mencengkam: Gerakan seseorang yang menggenggam atau memegang sesuatu dengan kuat.
  29. Berdesis: Suara halus dan berirama yang dihasilkan oleh sesuatu yang bergesekan atau bergerak dengan cepat.
  30. Mencibirkan: Menggambarkan gerakan seseorang yang menunjukkan sikap merendahkan atau meremehkan dengan mengangkat bibir secara halus.

Dalam penulisan cerpen, penggunaan contoh kata khusus membantu dalam memberikan gambaran yang lebih hidup dan mendetail terhadap suasana, karakter, dan peristiwa. Misalnya, dalam kalimat "Matahari merunduk di balik awan, menciptakan serunyit yang menyelimuti kota," kata serunyit memberikan gambaran yang khusus tentang suasana yang teduh dan hening. 


Contoh Kata Umum dalam Cerpen

Ilustrasi membaca buku, belajar tembang gambuh
Pria berkacamata membaca tumpukan buku di mejanya. (Photo created by andreas on www.freepik.com)

Dalam sebuah cerpen, penggunaan kata umum seringkali digunakan untuk menyampaikan ide, peristiwa, atau karakter secara umum tanpa memberikan detail yang terlalu spesifik. Contoh kata umum seperti "berjalan," "melihat," dan "berbicara" membantu dalam menyajikan gambaran dasar tentang aktivitas dan interaksi antar karakter dalam cerita tanpa mendetaili setiap aspeknya.

Penggunaan kata umum ini memungkinkan pembaca untuk membentuk gambaran yang lebih luas tentang alur cerita dan karakter tanpa membebani mereka dengan detail yang terlalu rinci. Berikut adalah 30 contoh kata umum dalam cerpen beserta penjelasannya:

  1. Berjalan: Gerakan dasar manusia atau makhluk lain untuk berpindah tempat dari satu lokasi ke lokasi lain.
  2. Melihat: Tindakan menggunakan indra penglihatan untuk memperhatikan atau mengamati sesuatu dengan mata.
  3. Mendengar: Proses menerima bunyi atau suara melalui telinga atau indra pendengaran.
  4. Mengatakan: Tindakan menggunakan kata-kata untuk menyampaikan pesan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain.
  5. Berbicara: Kemampuan manusia untuk menggunakan suara dan bahasa untuk berkomunikasi dengan orang lain.
  6. Makan: Proses memasukkan makanan ke dalam mulut dan menelannya untuk memberikan nutrisi bagi tubuh.
  7. Minum: Tindakan mengonsumsi cairan, seperti air, untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
  8. Tersenyum: Ekspresi wajah yang menunjukkan kebahagiaan atau kegembiraan dengan mengangkat bibir ke atas.
  9. Menangis: Reaksi emosional manusia yang diungkapkan dengan mengeluarkan air mata dari mata.
  10. Berlari: Gerakan tubuh yang cepat dengan langkah kaki melompat-lompat untuk mencapai tujuan atau menghindari bahaya.
  11. Menyentuh: Tindakan menggunakan tangan atau bagian tubuh lain untuk meraba atau merasakan permukaan atau objek.
  12. Tidur: Keadaan alami tubuh di mana seseorang beristirahat dengan menutup mata dan mengalami penurunan aktivitas fisik.
  13. Berdiri: Posisi tubuh manusia atau makhluk lain yang tegak di kaki tanpa menggunakan bantuan lain.
  14. Bangun: Tindakan berhenti tidur dan kembali ke keadaan sadar.
  15. Menulis: Proses menggunakan tangan atau alat lain untuk membuat huruf atau karakter pada permukaan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
  16. Membaca: Proses mengurai atau mengartikan kata-kata atau simbol-simbol tertulis untuk memperoleh informasi atau hiburan.
  17. Bermain: Aktivitas yang dilakukan untuk kesenangan atau rekreasi, seringkali melibatkan interaksi sosial atau fisik.
  18. Mengerti: Kemampuan seseorang untuk memahami atau menangkap makna dari sesuatu yang disampaikan atau dialami.
  19. Belajar: Proses memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau pemahaman melalui pengalaman atau pendidikan.
  20. Berpikir: Aktivitas mental di mana seseorang memproses informasi, merenungkan, atau membuat keputusan.
  21. Merasa: Sensasi atau perasaan yang dialami seseorang sebagai respons terhadap rangsangan internal atau eksternal.
  22. Menyukai: Menunjukkan ketertarikan atau kecenderungan terhadap sesuatu yang dianggap menyenangkan atau bermanfaat.
  23. Mengingat: Kemampuan seseorang untuk menyimpan dan mengambil kembali informasi atau pengalaman dari memori.
  24. Mengalami: Proses atau peristiwa yang dialami atau dirasakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
  25. Menemui: Tindakan menemukan atau bertemu dengan seseorang atau sesuatu dalam situasi atau lokasi tertentu.
  26. Mencari: Tindakan aktif untuk menemukan atau memperoleh sesuatu yang hilang atau diinginkan.
  27. Menyimpan: Tindakan menaruh atau memelihara sesuatu di tempat yang aman atau sesuai.
  28. Menghadapi: Tindakan menghadapi atau berurusan dengan situasi atau masalah yang dihadapi seseorang.
  29. Menghadiri: Tindakan pergi atau datang ke suatu tempat atau acara sebagai peserta atau penonton.
  30. Menginginkan: Menunjukkan keinginan atau kebutuhan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu yang diinginkan.

Selain itu, kata umum juga dapat digunakan untuk menyampaikan ide atau konsep yang luas dan bersifat universal dalam cerpen. Contoh kata umum seperti "makan," "minum," dan "tidur" membantu dalam menyajikan kebutuhan dasar manusia atau reaksi emosional secara umum tanpa harus terjebak dalam detail yang spesifik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya