Liputan6.com, Jakarta Gangguan bipolar dan suasana hati yang cepat berubah atau moody adalah situasi yang seringkali disalah artikan sebagai kondisi serupa. Tapi sebenarnya, keduanya merupakan kondisi yang memiliki perbedaan signifikan.
Baca Juga
Advertisement
Penting untuk memahami bahwa suasana hati yang cepat berubah atau moody tidak selalu mengindikasikan adanya gangguan bipolar. Gejala dan durasi gangguan suasana hati menjadi kriteria penting untuk membedakan kedua kondisi ini.
Moody adalah perubahan suasana hati yang umumnya tidak mencapai tingkat ekstrim seperti pada gangguan bipolar. Moody lebih cenderung menggambarkan fluktuasi suasana hati yang lebih sederhana dan umum terjadi dalam respons terhadap peristiwa sehari-hari. Sementara gangguan bipolar adalah kondisi medis yang membutuhkan perhatian dan pengelolaan khusus, suasana hati yang moody dapat menjadi respons normal terhadap stres atau situasi tertentu.
Penting untuk mengetahui perbedaan ini agar masyarakat dapat lebih memahami kompleksitas kesehatan mental dan menghindari penyalahgunaan istilah. Berikut ulasan lebih lanjut tentang apakah moody adalah gangguan mental dan perbedaannya dengan bipolar yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (6/2/2024).
Moody Lebih Sering Dialami Perempuan
Moody adalah istilah merujuk pada fluktuasi suasana hati yang dapat dialami oleh seseorang. Secara etimologis, istilah ini berasal dari kata 'mood', yang artinya 'suasana hati'. Fenomena merupakan sesuatu yang wajar terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan bukan sebagai kelainan mental.
Ketidakstabilan mood yang termanifestasi dalam kondisi moody, merupakan masalah umum dalam kehidupan sosial. Menariknya, statistik menunjukkan bahwa perempuan lebih sering mengalami ketidakstabilan mood ini dibandingkan dengan laki-laki. Fenomena ini juga cenderung lebih umum dialami oleh individu yang berusia 16-24 tahun, menunjukkan bahwa faktor usia juga dapat memainkan peran dalam fluktuasi suasana hati.
Pada perempuan, fenomena moody seringkali terkait erat dengan perubahan hormon dalam tubuh. Perempuan mengalami berbagai fase perubahan hormon sepanjang hidup mereka, seperti masa puber, premenstrual syndrome (PMS), kehamilan, masa setelah melahirkan, dan saat menopause.
Sebagai contoh, pada masa PMS, perubahan kadar hormon estrogen yang menurun dan ketidakstabilan hormon progesteron dapat menjadi pemicu lonjakan perubahan emosi pada perempuan. Pada fase ini, perempuan mungkin lebih sensitif dan mengalami mood swing.
Pemahaman terhadap hubungan antara moody dan perubahan hormon pada perempuan dapat membantu meningkatkan kesadaran akan keadaan ini. Hal ini juga memberikan pandangan yang lebih holistik terhadap kesehatan mental dan emosional perempuan, memungkinkan untuk pengelolaan yang lebih baik terhadap fluktuasi suasana hati yang dapat terjadi sepanjang perjalanan kehidupan mereka.
Advertisement
Perbedaan Moody dan Bipolar
Perbedaan antara sifat moody dan gangguan bipolar mencerminkan tingkat intensitas, dampak sosial, dan durasi perubahan mood yang dialami oleh individu. Berikut perbandingan antara keduanya.
Intensitas Perubahan Mood
Orang yang mengalami sifat moody cenderung mengalami fluktuasi suasana hati yang bersifat fluktuatif, namun tidak mencapai tingkat ekstrim. Perubahan mood biasanya bersifat normal dan dapat terjadi dalam beberapa hari atau bahkan hanya beberapa jam.
Pada gangguan bipolar, perubahan mood jauh lebih intens dan ekstrim. Individu dengan bipolar mengalami episode peningkatan mood yang intens (manik atau hipomanik) dan episode penurunan mood yang dalam (depresif). Intensitas perubahan mood ini dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dampak Sosial, Pendidikan, Karir, dan Kesehatan
Individu dengan sifat moody cenderung tidak mengalami gangguan serius dalam berinteraksi sosial, pendidikan, karir, atau kesehatan. Fluktuasi suasana hati biasanya tidak mencapai tingkat yang menghambat fungsi sehari-hari.
Sebaliknya, orang dengan gangguan bipolar sering mengalami dampak yang signifikan dalam berhubungan sosial, pendidikan, karir, dan kesehatan. Gangguan bipolar dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional yang serius, mempengaruhi kemampuan individu untuk menjalani kehidupan sehari-hari secara normal.
Dampak Merugikan pada Diri Sendiri dan Orang Lain
Perubahan mood pada sifat moody cenderung tidak memberikan dampak yang merugikan secara serius pada diri sendiri maupun orang lain. Meskipun mungkin menyebabkan ketidaknyamanan, fluktuasi emosional biasanya tidak mencapai tingkat yang membahayakan.
Sedangkan, individu dengan bipolar sering kali mengalami perilaku merugikan, seperti pengeluaran uang yang impulsif, tindakan bersemangat berlebihan, atau keputusan impulsif yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Durasi Perubahan Mood
Perubahan mood pada sifat moody cenderung bersifat singkat, mungkin hanya berlangsung selama beberapa hari atau bahkan sehari. Fluktuasi emosional ini terkait dengan situasi atau peristiwa tertentu.
Pada gangguan bipolar, durasi perubahan mood bisa jauh lebih panjang, berkisar dari berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Episode manik, hipomanik, atau depresif dapat berlangsung dalam rentang waktu yang lebih lama, membedakannya dari fluktuasi suasana hati yang lebih singkat.
Moody dapat Menjadi Gangguan Serius
Perubahan mood yang terjadi dalam batas wajar adalah bagian normal dari kehidupan sehari-hari. Namun, jika fluktuasi suasana hati ini mencapai tingkat yang mengganggu fungsi sehari-hari atau menyebabkan konsekuensi yang serius, seperti depresi, maka dapat dianggap sebagai mood disorder. Oleh karena itu, pemahaman mengenai kondisi moody dapat membantu dalam mengenali dan mengelola kesehatan mental, terutama bagi mereka yang mungkin rentan terhadap fluktuasi emosional yang lebih intens.
Moody digambarkan sebagai individu yang cenderung terikat dengan kesedihan, memurungkan diri, dan merasa tidak nyaman secara berlebihan. Kondisi moody yang tidak teratasi dengan baik memang berpotensi mengakibatkan gejala kacaunya suasana hati seseorang yang dapat membawa konsekuensi serius seperti depresi.
Individu yang mengalami mood disorder juga cenderung memiliki suasana hati yang tidak sesuai dengan situasi yang sedang dihadapinya. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk dalam konteks pendidikan dan pekerjaan. Dalam kasus yang lebih parah, seseorang dengan mood disorder dapat mengalami keinginan untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain, bahkan mencapai tingkat keinginan untuk bunuh diri.
Selain dampak sosial yang signifikan, gangguan mood juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit fisik seperti penyakit jantung dan diabetes. Ini menunjukkan bahwa kesehatan mental dan fisik saling terkait, dan penanganan yang tepat terhadap gangguan mood menjadi semakin penting untuk mencegah dampak yang lebih serius terhadap kesejahteraan individu. Oleh karena itu, penyadaran, deteksi dini, dan intervensi profesional adalah kunci untuk membantu individu yang mungkin mengalami kondisi mood disorder.
Advertisement
Penyebab Moody
Penyebab sifat moody dapat bervariasi, dan pemahaman terhadap faktor-faktor ini sangat penting untuk mengatasi fluktuasi suasana hati. Berikut beberapa penyebab moody yang dapat memengaruhi perubahan suasana hati seseorang.
1. Perubahan Hormon
Perubahan mood sering kali terkait dengan fluktuasi hormon, terutama pada perempuan menjelang datang bulan. Pada fase ini, perubahan kadar hormon, seperti penurunan estrogen dan ketidakstabilan progesteron, dapat menjadi pemicu perubahan emosi yang signifikan. Pengenalan dan pemahaman akan siklus hormonal ini dapat membantu individu dalam mengelola suasana hati mereka.
2. Gangguan Emosional
Faktor-faktor seperti kurang istirahat, masalah pekerjaan, dan kejadian-kejadian tiba-tiba, seperti putus cinta atau kehilangan orang yang disayangi, dapat menyebabkan gangguan emosional dan berkontribusi pada perubahan suasana hati. Memprioritaskan keseimbangan emosional dan penanganan stres dapat membantu mengurangi dampak negatifnya terhadap suasana hati.
3. Stres
Stres merupakan penyebab umum dari perubahan suasana hati. Tekanan yang berlebihan dapat menekan perasaan seseorang dan membuatnya sulit mengendalikan emosinya. Selain itu, stres dapat menyebabkan ketidakfokusan, yang dapat berdampak pada fluktuasi suasana hati. Strategi manajemen stres, seperti meditasi atau olahraga, dapat membantu mengatasi dampak negatif stres.
4. Konsumsi Makanan
Konsumsi gula berlebihan dapat mengganggu produksi insulin dan menyebabkan sel-sel tubuh kekurangan energi. Hal ini dapat mempengaruhi produksi hormon kebahagiaan dan berkontribusi pada perubahan suasana hati. Kesadaran terhadap pola makan yang sehat dapat menjadi langkah penting dalam menjaga keseimbangan emosi.
Cara Mengatasi Moody
Cara mengatasi sifat moody dapat menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan emosi dan mencegah gangguan aktivitas sehari-hari. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi sifat moody.
1. Menerapkan Manajemen Diri
Manajemen diri yang baik merupakan langkah penting dalam mengatasi sifat moody. Kemampuan untuk mengatur suasana hati yang akan ditunjukkan kepada orang lain dapat membantu individu untuk tetap tenang dan menghindari fluktuasi emosional yang berlebihan. Kesadaran diri dan kontrol atas reaksi emosional menjadi kunci dalam manajemen diri yang efektif.
2. Membangun Rasa Empati
Membangun rasa empati dapat membantu seseorang memahami dan meresapi perasaan orang lain. Dengan memahami perspektif orang lain, individu dapat mengembangkan stabilitas emosional, mengurangi konflik interpersonal, dan meningkatkan kesejahteraan emosional secara keseluruhan.
3. Membangun Emosi Positif
Pemupukan emosi positif menjadi langkah penting untuk mengatasi sifat moody. Upaya untuk menciptakan perasaan positif dalam diri sendiri dapat melibatkan aktivitas yang dianggap menyenangkan, seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau berkumpul dengan orang-orang yang memberikan dukungan positif.
4. Buat Ruang Khusus Saat Bad Mood
Menciptakan ruang khusus saat mengalami mood buruk dapat membantu individu untuk meresapi dan meredakan emosi negatif. Ruang ini dapat berupa tempat yang tenang dan nyaman, di mana individu dapat merenung, mendengarkan musik, atau melakukan kegiatan yang membantu melepaskan tekanan emosional.
5. Mengalihkan Emosi Negatif
Alihkan emosi negatif dengan mengalihkannya pada kegiatan yang menyenangkan atau produktif. Melibatkan diri dalam hobi, berkumpul dengan teman-teman, atau fokus pada aktivitas yang dicintai dapat membantu melepaskan energi negatif.
6. Olahraga dengan Teratur
Olahraga secara teratur dapat menjadi cara efektif untuk mengatasi sifat moody. Aktivitas fisik tidak hanya membantu melepaskan endorfin yang meningkatkan suasana hati, tetapi juga dapat menurunkan tingkat kecemasan dan stres.