Memahami Threshold Pemilu, Berapa Banyak Suara yang Diperlukan untuk Mendapatkan Kursi di Parlemen?

Pengaturan threshold pemilu merupakan salah satu bagian penting dalam sistem pemilihan umum di Indonesia. Aturan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 14 Feb 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2024, 10:00 WIB
Ilustrasi alokasi kursi daerah pemilihan dalam pemilu 2024 (Istimewa)
Ilustrasi alokasi kursi daerah pemilihan dalam pemilu 2024 (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pengaturan threshold pemilu merupakan salah satu bagian penting dalam sistem pemilihan umum di Indonesia. Aturan ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009, sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan stabilitas politik dan mendorong partai politik untuk memperoleh dukungan yang kuat dari masyarakat. Dalam konteks Indonesia, threshold pemilu adalah mekanisme yang menetapkan jumlah suara minimal yang diperlukan bagi partai politik atau koalisi untuk dapat memperoleh kursi di parlemen.

Adopsi threshold pemilu di Indonesia terkait dengan besarnya jumlah partai politik yang ikut serta dalam pemilu. Sebelum adanya aturan ini, terdapat banyak partai politik yang kecil dan tersebar, sehingga ketika berhasil memperoleh kursi, mereka tidak memiliki representasi yang cukup kuat untuk dapat berkontribusi secara signifikan dalam proses legislatif. Dengan adanya threshold pemilu, para pemilih diharapkan lebih cenderung memberikan dukungan kepada partai politik yang lebih besar dan lebih berpotensi untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Dengan begitu, threshold pemilu tidak hanya berdampak pada perolehan kursi di parlemen, tetapi juga mengarahkan partai politik untuk membangun basis dukungan yang kuat dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Ini juga memberikan dorongan bagi partai politik untuk bekerja sama dalam koalisi yang lebih solid, sebagai upaya untuk memperoleh dukungan yang mencukupi untuk memperoleh kursi di parlemen. Dengan demikian, threshold pemilu memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas politik dan memastikan representasi yang lebih kuat dalam kehidupan politik Indonesia.

Lalu berapa banyak suara yang diperlukan untuk memperoleh kursi di DPR? Simak penjelasan selengkapnya seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (14/2/2024).

Pengertian Threshold Pemilu

Threshold pemilu adalah suatu ambang batas atau persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh partai politik atau calon legislatif agar dapat memperoleh kursi di parlemen. Ambang batas ini dapat berupa jumlah suara minimum yang harus didapatkan dalam pemilu untuk memperoleh kursi di parlemen.

Dalam sistem pemilu proporsional, threshold pemilu biasanya digunakan untuk mencegah partai-partai kecil atau independen yang hanya mendapatkan sedikit suara agar tidak memperoleh kursi di parlemen. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa partai politik yang duduk di parlemen memiliki cukup dukungan publik yang signifikan.

Threshold pemilu dapat bervariasi dalam setiap negara, baik dalam bentuk persentase suara yang dibutuhkan maupun jumlah suara absolut. Beberapa negara menerapkan threshold pemilu sebesar 5% dari total suara, sementara negara lain dapat memiliki threshold yang lebih tinggi atau lebih rendah.

Dengan adanya threshold pemilu, diharapkan bahwa parlemen akan terdiri dari partai-partai politik yang memiliki dukungan publik yang kuat dan representatif, serta mencegah fragmentasi parlemen dengan partai-partai kecil yang memiliki pengaruh yang minim.

Jenis Threshold Pemilu

Ilustrasi pemilu, pilkada, pilpres
Ilustrasi pemilu, pilkada, pilpres. (Photo by Element5 Digital on Unsplash)

Threshold pemilu dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu parliamentary threshold (ambang batas parlemen) dan seat threshold (ambang batas perolehan kursi).

Parliamentary threshold adalah batasan jumlah suara yang harus diperoleh oleh sebuah partai politik agar dapat memperoleh kursi di parlemen. Sementara itu, seat threshold adalah persentase suara yang diperlukan oleh sebuah kandidat atau partai politik agar dapat memperoleh kursi secara langsung.

Implikasi dari masing-masing jenis threshold ini sangat berbeda. Parliamentary threshold dapat mempengaruhi representasi dalam parlemen, karena partai-partai kecil atau baru mungkin kesulitan untuk memperoleh kursi jika threshold-nya tinggi. Di sisi lain, seat threshold mempengaruhi keragaman politik di parlemen, karena dapat mempengaruhi berapa banyak partai politik yang dapat meraih kursi di parlemen.

Dengan demikian, pemahaman tentang berbagai jenis threshold pemilu ini penting untuk menganalisis dinamika politik dan representasi dalam parlemen.

 

Jumlah dan Persyaratan Threshold

Ilustrasi Pemilu Pilkada Pilpres (Freepik)
Ilustrasi Pemilu/Pilkada/Pilpres (Freepik)

Threshold pemilu di Indonesia adalah aturan yang menentukan jumlah suara atau persentase dukungan yang dibutuhkan agar partai politik dapat memperoleh kursi di parlemen. Untuk pemilu legislatif, thresholdnya adalah 4% dari total suara sah nasional. Artinya, partai politik harus memperoleh minimal 4% dari total suara sah nasional agar dapat memperoleh kursi di parlemen. Sedangkan untuk pemilu presiden, thresholdnya adalah minimal 20% dari total kursi di parlemen atau minimal 25% dari total suara sah nasional. Jumlah suara atau persentase dukungan ini menjadi penentu seberapa besar pengaruh dan kehadiran partai politik di parlemen serta dalam pemerintahan. Dengan threshold ini, diharapkan partai politik yang terpilih benar-benar memiliki dukungan yang kuat dari masyarakat untuk dapat memimpin dan mengambil keputusan dalam pembentukan kebijakan negara.

Pengaruh Terhadap Sistem Politik

132 TPS di Jakarta Utara Diprediksi Tidak Aman
Ilustrasi: Persiapan Pemilu

Threshold pemilu merupakan aturan yang menetapkan jumlah minimum suara yang harus didapatkan oleh partai politik agar dapat memperoleh kursi di parlemen. Dalam konteks sistem politik di Indonesia, threshold pemilu memiliki dampak yang signifikan. Di satu sisi, aturan ini dianggap dapat memperkuat stabilitas politik dengan mengurangi fragmentasi partai dan memungkinkan terbentuknya koalisi yang lebih stabil. Namun, di sisi lain, aturan ini juga dapat memperlemah sistem demokrasi dengan membatasi pluralisme politik dan representasi rakyat.

Dampak dari threshold pemilu terhadap pluralisme politik adalah pembatasan partisipasi partai-partai kecil atau baru, yang mengurangi keragaman opsi politik bagi rakyat. Hal ini juga berdampak pada representasi rakyat, karena partai-partai kecil yang mungkin mewakili kelompok minoritas akan kesulitan untuk mendapatkan kursi di parlemen. Sehingga, aturan ini dapat mengurangi diversitas pandangan dalam pembuatan keputusan politik di parlemen.

Meskipun demikian, threshold pemilu juga dianggap dapat membantu meminimalisir instabilitas politik dengan mendorong terbentuknya koalisi yang kuat. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keseimbangan antara memperkuat stabilitas politik dengan menjaga representasi yang inklusif bagi rakyat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya