Cara Melatih Anak Puasa dengan Efektif, Ketahui Kapan Mulai dan yang Perlu Dihindari

Melatih anak untuk berpuasa dapat dimulai secara bertahap, dimulai dari berpuasa setengah hari, kemudian satu hari penuh. Namun hal yang tak kalah penting adalah tahu kapan harus memulai.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 26 Feb 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2024, 18:45 WIB
Ilustrasi keluarga muslim sedang buka puasa
Ilustrasi keluarga muslim sedang buka puasa (Sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah yang wajib bagi setiap umat Muslim. Selain sebagai kewajiban, puasa juga memiliki banyak manfaat, baik fisik maupun spiritual. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mulai melatih anak-anaknya untuk berpuasa sejak dini. Dengan cara ini, anak-anak dapat terbiasa dengan kondisi berpuasa sehingga ketika sudah memasuki usia baligh dan dibebani kewajiban berpuasa Ramadhan, mereka telah siap dan tidak merasa keberatan.

Melatih anak untuk berpuasa dapat dimulai secara bertahap, dimulai dari berpuasa setengah hari, kemudian satu hari penuh. Orang tua juga perlu memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang arti puasa, manfaatnya, serta bagaimana cara melakukannya dengan benar. Selain itu, orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik dalam menjalankan puasa agar anak-anak dapat mencontoh dengan mudah.

Salah satu langkah penting yang perlu diperhatikan ketika hendak melatih anak berpuasa adalah tahu kapan harus memulai. Untuk memahami itu, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (26/2/2024).

Kapan Anak Bisa Mulai Dilatih untuk Berpuasa?

Mendidik anak tentang puasa merupakan salah satu tugas penting bagi orang tua dalam Islam. Menurut Kitab Mizanul Kubra karya Abdul Wahab As-Sya'rani, anak sudah diajarkan puasa pada usia 4-6 tahun, namun wajib berpuasa penuh setelah usia tujuh tahun.

Dalam mendidik anak untuk berpuasa, penting untuk memperhatikan bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kebutuhan yang berbeda. Pendidikan mengenai puasa juga perlu disesuaikan dengan karakter dan perkembangan anak.

Bagi sebagian anak, berpuasa mungkin bukan hal yang mudah. Orang tua perlu memberikan pendekatan yang bijaksana dan penyadaran bahwa puasa merupakan kewajiban dalam ajaran Islam. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memberikan contoh yang baik dan membimbing anak secara bertahap.

Dengan demikian, dalam mendidik anak untuk berpuasa, kita perlu memperhatikan bahwa setiap anak berbeda dan memerlukan waktu dan pendekatan yang berbeda pula. Dengan begitu, anak-anak bisa memahami arti dan pentingnya puasa dalam ajaran Islam sejak usia dini.

Memberikan Pemahaman dan Motivasi

Ilustrasi muslim, keluarga muslim
Ilustrasi muslim, keluarga muslim. (Image by Freepik)

Bagi orang tua, mengajari anak-anak untuk berpuasa adalah tanggung jawab yang penting. Namun, melatih anak-anak untuk berpuasa tidaklah mudah, mengingat kesiapan fisik dan mental yang dibutuhkan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengawali langkah ini dengan memberikan pemahaman terkait ibadah puasa. Hal ini bisa dimulai dengan langkah berikut:

1. Berikan Pemahaman tentang Ibadah Puasa

Puasa adalah salah satu ibadah wajib dalam agama Islam. Saat berpuasa, kita menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal lain yang dapat membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah meningkatkan kesehatan tubuh. Ketika berpuasa, tubuh kita bisa membersihkan diri dari racun dan menurunkan berat badan. Selain itu, puasa juga mengajarkan kesabaran dan keikhlasan.

Berpuasa juga merupakan salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan kebaikan-Nya. Untuk anak-anak, berpuasa bisa menjadi pengalaman yang menarik dan menantang. Mereka bisa belajar untuk mengontrol diri, belajar menahan nafsu, serta merasakan bagaimana rasanya tidak makan dan minum untuk waktu yang lama. Hal ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk memahami arti kesabaran dan keikhlasan.

Dengan berpuasa, anak-anak juga bisa belajar untuk lebih bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah, serta lebih memahami perasaan orang-orang yang kurang beruntung. Semoga dengan memahami manfaat dan tujuan berpuasa ini, anak-anak bisa termotivasi untuk mencoba dan menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan.

2. Berikan Motivasi

Dalam melatih anak untuk berpuasa, penting untuk memberikan motivasi dan dukungan kepada mereka. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pujian dan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atas usaha mereka dalam menjalani puasa. Selain itu, juga bisa membuat kegiatan yang menyenangkan seperti bermain game atau menghadiri kegiatan keagamaan untuk membuat mereka tetap termotivasi.

Memberikan penghargaan pada tujuan mereka dalam berpuasa juga merupakan hal yang penting. Ketika anak berhasil menyelesaikan puasa, berikan support dan pujian yang membangkitkan semangat mereka. Jangan lupa untuk selalu mendukung mereka saat mereka meminta buka puasa, dengan kata-kata semangat dan penuh pengertian.

Dengan memberikan motivasi dan dukungan yang tepat, anak-anak akan merasa lebih termotivasi untuk menjalani puasa dengan penuh semangat. Hal ini juga akan memberikan pengaruh positif dalam membentuk karakter dan nilai-nilai keagamaan pada mereka.

3. Ajak Anak Beraktivitas

Selama bulan Ramadhan, penting untuk melibatkan anak-anak dalam ibadah berpuasa. Salah satu cara untuk melatih anak-anak agar bisa berpuasa adalah dengan memberikan mereka aktivitas sehari-hari yang membuat mereka terlibat dalam proses berbuka puasa.

Anda bisa memberikan mereka tugas ringan seperti memotong sayur, mencuci piring, atau mengacau kuah. Dengan memberikan mereka tugas-tugas ini, anak-anak akan merasa lebih terlibat dalam persiapan berbuka puasa dan tidak hanya fokus pada rasa lapar dan haus. Hal ini juga akan membantu mereka untuk tidak hanya duduk diam atau hanya menunggu waktu berbuka puasa, tapi juga membuat waktu berlalu dengan lebih menyenangkan.

Dengan melatih anak-anak untuk berpuasa melalui aktivitas sehari-hari, mereka akan belajar untuk menghargai waktu berpuasa dan merasakan kebahagiaan saat berbuka puasa bersama keluarga. Segera lakukan cara ini agar anak-anak Anda bisa terbiasa dan siap untuk menjalani ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

4. Berikan Pemahaman tentang Pola Makan

Anak perlu memahami bahwa pola makan saat berpuasa adalah berbeda dengan pola makan sehari-hari. Mengajarkan anak untuk tidak minum minuman dingin saat sahur dan tidak terlalu banyak makan saat berbuka puasa adalah hal yang penting.

Selain itu, anak juga perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya makan dengan tepat dan tidak berlebihan. Hal ini untuk menjaga kesehatan tubuh selama berpuasa. Mengajarkan anak untuk makan dengan tepat juga akan membantu menjaga asupan gizi tetap terjaga meski berpuasa.

Dengan demikian, anak akan belajar untuk mengatur pola makan yang sehat dan tepat saat berpuasa, sehingga tetap dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik. Dengan kata kunci seperti pola makan, puasa, anak, asupan gizi, dan makan dengan tepat, anak akan lebih memahami pentingnya makan yang benar saat berpuasa.

Hal yang Perlu Dihindari ketika Melatih Anak Puasa

Niat Zakat Untuk Keluarga
Ilustrasi keluarga muslim. Credit: freepik.com

Saat melatih anak untuk berpuasa, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar proses ini berjalan dengan lancar dan menyenangkan bagi anak. Mengingat puasa adalah salah satu kewajiban dalam agama Islam, para orangtua perlu memastikan bahwa mereka memberikan pendekatan yang tepat dan mendukung untuk anak-anak mereka. Adapun hal-hal yang perlu dihindari ketika melatih anak berpuasa adalah sebagai berikut:

1. Memaksa

Berpuasa merupakan salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam, namun mengajarkan anak untuk berpuasa bukanlah hal yang mudah. Orang tua perlu memahami bahwa tidak semua anak siap untuk berpuasa secara penuh, dan ada perlunya untuk tidak memaksa anak dalam berpuasa. Memaksa anak untuk berpuasa dapat memberikan kesan negatif pada anak dan membuat mereka kehilangan minat untuk belajar berpuasa di masa depan.

Sebagai gantinya, orang tua dapat memberikan contoh kegiatan yang bisa dilakukan agar anak lebih semangat untuk belajar berpuasa, seperti berdiskusi tentang makna berpuasa, berpuasa untuk jangka waktu yang singkat, atau mendorong anak untuk melakukan kegiatan menarik yang membuat mereka lebih fokus pada belajar berpuasa. Orang tua juga perlu bersabar dan menggunakan kata-kata lembut dalam mengajarkan anak untuk berpuasa, serta tidak memaksakan kehendak pada anak. Hal ini akan membantu menciptakan kesan positif tentang puasa pada anak dan membuat mereka merasa lebih termotivasi untuk belajar berpuasa dengan sukacita.

2. Membandingkan dengan Anak Lain

Belajar untuk berpuasa merupakan proses individu yang perlu dihormati, terutama ketika melibatkan anak-anak. Penting untuk mengajarkan anak puasa tanpa membandingkannya dengan anak lain atau saudaranya. Membandingkan anak dengan orang lain dapat menciptakan tekanan dan membuatnya merasa tidak nyaman.

Sebagai gantinya, orang tua dapat menggunakan teknik kreatif dan menyenangkan untuk mengajarkan anak puasa secara bertahap. Misalnya, mulailah dengan memberikan anak makanan ringan saat berbuka, lalu tingkatkan waktu puasanya secara perlahan. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa nyaman dan lebih mudah memahami proses puasa.

Selain itu, orang tua juga dapat menggunakan permainan atau aktivitas yang melibatkan anak dalam proses puasa, seperti membuat kalender puasa atau membuat cerita mengenai kebaikan berpuasa. Dengan cara ini, anak akan merasa senang dan tertarik untuk belajar puasa tanpa merasa tertekan.

Dalam mengajarkan anak untuk berpuasa, penting untuk menghormati proses belajar pribadinya dan menghindari membandingkannya dengan anak lain. Dengan memberikan dukungan dan pendekatan yang menyenangkan, anak akan lebih mudah memahami arti puasa secara positif.

3. Melakukan Aktivitas Fisik yang Berat

Melatih anak untuk berpuasa merupakan pembelajaran penting dalam kehidupan anak. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak tetap nyaman dan aman selama menjalani puasa. Salah satunya adalah menjaga aktivitas fisik anak agar tidak terlalu keras, terutama di bawah terik matahari. Berlari atau bermain di luar rumah dapat menyebabkan dehidrasi pada anak, sehingga disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang terlalu kuat.

Selain itu, biarkan anak melakukan kegiatan yang biasa mereka lakukan seperti sekolah, menonton televisi, atau bermain games. Hal ini dapat membantu mengalihkan fokus anak dari rasa lapar atau haus. Namun, pastikan untuk tidak menyuruh anak duduk diam dan menunggu waktu berbuka, karena hal ini dapat membuat mereka merasa semakin lapar.

Dengan memperhatikan beberapa hal tersebut, kita dapat membantu anak untuk berpuasa dengan nyaman dan aman. Melalui pembiasaan ini, anak akan belajar untuk mengatur aktivitas fisik dan emosinya selama berpuasa, sehingga menjadikan mereka lebih siap secara mental dan fisik. Jadi, mari kita ajak anak-anak kita untuk belajar puasa sesuai dengan kebutuhan mereka.

Latihan Puasa secara Bertahap

Menyematkan Pesan Positif Salat dalam Cerita
Ilustrasi keluarga muslim. (Sumber foto: Pexels.com)

Puasa merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam, dan melatih anak untuk berpuasa merupakan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak sesuai dengan ajaran agama. Namun, melatih anak untuk berpuasa tidaklah mudah dan memerlukan kesabaran serta pendekatan yang tepat. Latihan puasa secara bertahap adalah metode yang efektif untuk mengajarkan anak-anak bagaimana cara berpuasa dengan baik dan benar. berikut tahap-tahap untuk melatih anak berpuasa:

1. Mulai dari Puasa Setengah Hari

Pada usia tertentu, anak-anak dapat mulai dilatih untuk berpuasa setengah hari secara bertahap. Mulailah dengan meminta anak untuk menahan lapar selama beberapa jam di siang hari, misalnya 2-3 jam. Berikan makanan yang bergizi dan minuman yang cukup saat berbuka puasa. Secara perlahan, tingkatkan durasi puasa setengah hari hingga anak dapat menahan lapar selama setengah hari penuh.

Penting untuk memberikan asupan nutrisi yang bergizi kepada anak, seperti susu pertumbuhan, saat berbuka puasa. Susu pertumbuhan anak mengandung nutrisi penting yang dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Selain itu, latih anak untuk berpuasa satu hari penuh secara perlahan-lahan dengan memberikan makanan yang lebih sedikit dan tetap memperhatikan asupan nutrisinya. Pastikan untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada anak selama proses pelatihan ini.

Dengan pendekatan bertahap dan menyediakan asupan nutrisi yang cukup, anak dapat belajar untuk berpuasa dengan baik dan sehat.

2. Awali dengan Puasa Jajan

Melatih anak untuk berpuasa adalah suatu proses yang perlu dilakukan dengan penuh kesabaran. Salah satu cara untuk melatih anak berpuasa adalah dengan memulai dari puasa jajan favoritnya selama bulan puasa. Pilihlah makanan yang digemari oleh si kecil seperti permen, biskuit, kue, chicken nugget, dan sosis. Kemudian, kurangi pilihan makanan favorit anak secara bertahap hingga akhirnya mereka terbiasa dan bisa mencoba berpuasa secara penuh.

Sebelum memulai latihan puasa jajan, pastikan untuk mengetahui makanan kesukaan anak. Dengan cara ini, anak akan lebih mudah untuk diajarkan tentang pentingnya berpuasa dan bagaimana cara untuk melakukannya. Selain itu, beri pengertian kepada anak tentang makna puasa dan manfaatnya agar mereka memahami betapa berharganya ibadah puasa. Dengan demikian, anak akan lebih siap dan terlatih untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesadaran.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, anak akan bisa lebih mudah terlatih untuk berpuasa secara penuh dengan makanan favoritnya. Ini merupakan cara yang efektif untuk mengajarkan anak tentang berpuasa dan membuat mereka lebih memahami arti dari ibadah puasa.

3. Perlahan Ajarkan Anak Makna Puasa

Pada bulan Ramadan, si kecil dapat belajar tentang makna puasa dan tradisi uniknya. Puasa adalah ibadah yang dilakukan umat Muslim dengan menahan diri dari makan, minum, dan perilaku yang tidak baik mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa juga merupakan kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa dan mendekatkan diri kepada Allah.

Si kecil perlu belajar berpuasa karena dengan berpuasa, ia akan mendapatkan manfaat kesehatan fisik dan spiritual. Berpuasa juga akan membantu menumbuhkan rasa empati dan solidaritas terhadap sesama. Bulan Ramadan juga merupakan waktu yang penuh berkah, di mana pahala ibadah dilipatgandakan.

Selain itu, si kecil juga perlu tahu tentang tradisi-tradisi unik Ramadan, seperti taraweh, ngabuburit, dan lainnya. Taraweh adalah salat sunah yang dilakukan setelah salat Isya, biasanya dilakukan di masjid. Ngabuburit adalah kegiatan menyambut berbuka puasa dengan melakukan kegiatan menyenangkan, seperti bermain atau makan makanan ringan.

Dengan mengenalkan makna puasa dan tradisi-tradisi unik bulan Ramadan, si kecil akan semakin tertarik untuk belajar berpuasa dan merasakan kebaikan bulan suci ini.

4. Siapkan Makanan Favorit untuk Berbuka Puasa

Untuk melatih anak dalam berpuasa, penting untuk memperhatikan aspek makanan favorit mereka. Pastikan untuk menyiapkan makanan favorit anak untuk berbuka puasa dan libatkan mereka dalam pemilihan menu serta persiapan makanan. Dengan melibatkan mereka dalam proses ini, anak akan merasa dihargai dan termotivasi untuk menjalani puasa dengan lebih baik.

Selain itu, pastikan makanan yang disajikan sehat, bergizi, dan memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil agar ia tetap kuat menjalani puasa. Ini penting untuk memastikan bahwa anak tetap sehat dan kuat selama berpuasa. Anak juga bisa diajak untuk belajar tentang pentingnya makanan sehat dan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dengan melibatkan anak dalam proses persiapan makanan untuk berbuka puasa, kita juga memberikan penghargaan atas usaha mereka dalam menjalani puasa. Ini juga dapat menjadi momen berkumpul dan belajar bersama, sehingga anak akan merasa lebih terlibat dan bersemangat dalam menjalani ibadah puasa. Dengan demikian, melatih anak untuk berpuasa dapat dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mendukung perkembangan mereka.

5. Buat Aktivitas Ngabuburit Seru

Selama bulan puasa, penting untuk melibatkan anak-anak dalam aktivitas yang menyenangkan dan bermanfaat agar mereka bisa menjalani puasa dengan lebih baik. Salah satu cara untuk melatih anak untuk berpuasa adalah dengan menciptakan aktivitas ngabuburit yang seru.

Salah satu aktivitas ngabuburit yang bisa dilakukan adalah bermain game bersama-sama. Pilihlah game yang bisa dimainkan secara kolaboratif agar anak-anak bisa belajar bekerja sama dan bertoleransi. Selain itu, melibatkan anak-anak dalam memasak takjil juga bisa menjadi kegiatan yang menarik. Mereka bisa belajar cara membuat takjil sederhana dan merasakan kebahagiaan saat bisa berbagi dengan yang lain.

Tidak hanya itu, jalan-jalan sore juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian anak-anak dari makanan dan minuman saat berpuasa. Selama jalan-jalan, ajaklah mereka untuk bermain dan bergerak agar tetap aktif.

Tak hanya itu, membaca al-quran dan bersama-sama bermain dengan saudara juga bisa menjadi cara yang baik untuk melatih anak-anak berpuasa. Dengan melibatkan anak-anak dalam berbagai aktivitas yang menyenangkan, diharapkan mereka bisa menjalani puasa dengan lebih baik dan merasa bahagia selama bulan suci ini.

6. Jadi Contoh dan Teladan yang Baik

Dalam melatih anak untuk berpuasa, menjadi contoh dan teladan yang baik sangatlah penting. Cara terbaik untuk membimbing anak adalah dengan menunjukkan praktek yang baik secara langsung. Selama bulan Ramadan, orangtua dapat memberikan teladan yang baik melalui kegiatan harian, seperti membiasakan diri untuk berbuka dan sahur tepat waktu, berdoa dan membaca Al-Qur'an secara rutin, serta berbuat baik kepada sesama.

Selain itu, orangtua juga dapat melakukan ibadah puasa secara bersama-sama dengan anak, sehingga anak dapat melihat dan meniru praktek yang baik tersebut. Melibatkan anak dalam kegiatan Ramadan, seperti membantu menyiapkan hidangan sahur dan berbuka, juga dapat membantu mereka memahami pentingnya berpuasa dan ibadah Ramadan secara kolektif.

Dengan menjadi contoh dan teladan yang baik, orangtua dapat membantu anak untuk memahami dan menghargai arti dari puasa dan ibadah Ramadan. Melalui praktek yang baik dan kesadaran kolektif, anak dapat tumbuh menjadi generasi yang paham akan pentingnya berpuasa dan menjalankan ibadah dengan baik selama bulan suci Ramadan.

7. Hadiah Spesial pada Hari Lebaran

Menyambut Hari Lebaran, kita dapat memberikan hadiah spesial kepada anak sebagai motivasi untuk berpuasa. Cara ini bisa membantu mereka memahami makna berpuasa dan merasa diapresiasi atas usaha mereka. Contohnya, kita bisa memberikan hadiah seperti mainan kesukaan mereka, tas sekolah baru, atau makanan favorit mereka setelah berbuka puasa.

Memberikan hadiah spesial ini tidak hanya akan menjadi motivasi bagi anak untuk berpuasa, tetapi juga memperkuat hubungan emosional antara kita dan mereka. Selain itu, hal ini juga akan membantu mereka merasakan kebahagiaan dan kebanggaan setelah menyelesaikan ibadah puasa.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah memberikan penghargaan kepada anak setelah mereka menyelesaikan puasa. Dengan memberikan apresiasi pada usaha mereka, kita dapat membangun rasa percaya diri dan kepercayaan diri pada diri mereka sendiri.

Dengan memberikan hadiah spesial ini, kita juga dapat mengajarkan anak tentang pentingnya berbagi kebahagiaan dan nilai-nilai keagamaan. Semoga dengan hadiah spesial ini, anak-anak dapat tumbuh dengan lebih bahagia dan penuh kesadaran akan nilai-nilai keagamaan. Selamat Hari Lebaran!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya