Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia dikenal sebagai salah satu yang sangat percaya pada mitos. Fenomena ini tidak mengherankan karena di Indonesia terdapat beragam mitos populer yang telah berkembang sejak zaman dahulu kala. Setiap daerah di Indonesia memiliki mitosnya sendiri yang turun-temurun dari generasi sebelumnya. Mitos tersebut merupakan cerminan dari sejarah dan kepercayaan yang tertanam dalam budaya masyarakat setempat.
Mitos populer masyarakat Indonesia sering kali berkaitan dengan hal-hal gaib atau fenomena alam yang sulit dijelaskan secara ilmiah. Meskipun demikian, banyak dari masyarakat Indonesia masih mempercayainya, terutama anak-anak yang sering kali menerima cerita-cerita tersebut dari orang tua dan teman-teman sebaya.
Advertisement
Asal-usul mitos populer masyarakat Indonesia seringkali tidak jelas, muncul begitu saja dan kemudian menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Meskipun beberapa terdengar tidak masuk akal, mitos-mitos ini tetap dipercaya dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari oleh sebagian orang. Berikut mitos populer masyarakat Indonesia yang Liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber, Senin (4/3/2024).
Advertisement
1. Anak Gadis Dilarang Duduk di Depan Pintu
Mitos ini sangat populer di kalangan masyarakat Jawa. Dipercaya bahwa seorang gadis yang duduk di depan pintu akan kesulitan bertemu jodoh. Meskipun sebenarnya mungkin karena duduk di depan pintu akan menghalangi jalan, mitos ini telah menjadi bagian dari kepercayaan turun-temurun dalam budaya Jawa.
2. Kupu-kupu Masuk Rumah Pertanda Akan Ada Tamu
Mitos populer ini juga berasal dari kepercayaan masyarakat Jawa. Kupu-kupu yang masuk ke dalam rumah dipercaya sebagai pertanda akan ada tamu yang datang. Meskipun secara ilmiah masuknya kupu-kupu ke dalam rumah adalah hal yang biasa terjadi, kepercayaan ini tetap kuat di kalangan masyarakat Jawa.
3. Menabrak Kucing Menyebabkan Sial
Mitos ini beredar di kalangan masyarakat Indonesia bahwa menabrak kucing namun membiarkannya akan mengalami sial. Kucing sering kali dianggap sebagai simbol keberuntungan atau kesialan dalam budaya populer. Meskipun tidak beralasan secara ilmiah, mitos ini tetap dipercaya oleh sebagian masyarakat.
4. Larangan Menikah pada Bulan Suro
Dalam budaya Jawa, menikah pada bulan Suro dianggap sebagai larangan karena dipercaya akan mendatangkan kesialan. Meskipun tidak ada dasar ilmiah yang mendukung, mitos ini tetap dipercaya oleh sebagian masyarakat Jawa dan dijadikan pertimbangan dalam menentukan tanggal pernikahan.
5. Duduk di Atas Bantal Menyebabkan Bisul
Mitos populer masyarakat Indonesia ini mengatakan bahwa sering duduk di atas bantal dapat menyebabkan bisul. Meskipun tidak ada dasar ilmiah yang mendukung, mitos ini tetap dipercaya oleh sebagian masyarakat.
Advertisement
6. Menyapu Tidak Bersih
Mitos ini lebih berfokus pada anak perempuan, yang mengatakan bahwa menyapu tidak bersih maka akan mendapat calon suami yang brewokan. Meskipun tujuan sebenarnya mungkin untuk mendorong kebersihan, mitos ini diwariskan dari generasi ke generasi dan masih dipercaya oleh sebagian masyarakat.
7. Larangan Mengenakan Baju Hijau di Pantai Selatan
Di beberapa wilayah pesisir Selatan Pulau Jawa, ada larangan bagi pengunjung pantai untuk menggunakan baju hijau. Hal ini diyakini sebagai upaya untuk menghindari menghilang dan dibawa oleh Nyi Roro Kidul, yang dalam mitologi Jawa dianggap sebagai penguasa lautan selatan. Meskipun mungkin hanya mitos, larangan ini tetap dihormati oleh beberapa masyarakat setempat sebagai bentuk penghormatan terhadap kepercayaan tradisional.
8. Bersiul di Malam Hari Mengundang Makhluk Halus
Dalam kepercayaan masyarakat, bersiul di malam hari dipercaya dapat mengundang makhluk halus dan gangguan mistis ke dalam rumah. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung, mitos ini masih dipegang teguh oleh beberapa individu yang mempercayai keberadaan dunia gaib.
9. Menyisakan Nasi saat Makan Membuat Nasi "Menangis"
Menyisakan nasi saat makan seringkali dianggap sebagai tindakan tidak sopan atau tidak menghargai makanan. Dalam mitos ini, menyisakan nasi dapat membuat nasi "menangis", yang sebenarnya adalah metafora untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak agar menghargai makanan dan tidak bersikap boros.
10. Membuka Payung di Dalam Rumah Membawa Kesialan:
itos ini menyatakan bahwa membuka payung di dalam rumah dapat mendatangkan kesialan. Hal ini diyakini sebagai kebalikan dari fungsi sebenarnya payung yang melindungi dari hujan, sehingga membuka payung di dalam rumah dianggap sebagai tindakan tidak beruntung.
11. Mengantongi Batu untuk Menahan Buang Air
Mitos ini masih cukup populer dan kerap dilakukan, terutama di kalangan anak-anak. Mengantongi batu dipercaya sebagai cara ampuh untuk menahan buang air kecil ataupun besar. Meskipun tidak beralasan secara ilmiah, mitos ini masih bertahan dalam budaya populer di beberapa daerah.
12. Larangan Keluar saat Magrib
Magrib dianggap sebagai waktu di mana makhluk halus banyak berkeliaran, mitos ini menegaskan bahwa keluar saat magrib dapat meningkatkan risiko penculikan atau gangguan dari makhluk gaib. Meskipun tidak semua orang mempercayainya, beberapa masih mengikuti larangan ini sebagai tindakan pencegahan.
13. Posisi Rumah Tusuk Sate
Mitos ini menyatakan bahwa memilih rumah dengan posisi tusuk sate (rumah yang memiliki jalan di bagian depan dan belakangnya) dapat membawa sial karena membawa aura negatif seperti hawa panas terus-menerus. Sebagian orang menghindari rumah semacam ini sebagai tempat tinggal karena kepercayaan akan adanya pengaruh negatif.
14. Menyisakan Nasi saat Makan
Dipercaya bahwa menyisakan nasi saat makan akan membuat nasi "menangis", yang merupakan metafora untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak agar menghargai makanan dan tidak bersikap boros. Meskipun tujuannya adalah untuk mengajarkan nilai-nilai tentang menghargai makanan, mitos ini tetap menjadi bagian dari pola pengasuhan di beberapa keluarga.
15. Ibu Hamil Wajib Membawa Gunting
Gunting dipercaya sebagai penolak bala, sehingga ibu hamil dianggap wajib membawanya untuk melindungi diri dari gangguan jin dan makhluk halus lainnya. Meskipun tidak beralasan secara ilmiah, kepercayaan ini masih dipraktikkan oleh beberapa ibu hamil sebagai bentuk perlindungan spiritual.
Advertisement
16. Suami Dilarang Menggunting Sesuatu saat Istri Hamil
Mitos ini menyatakan bahwa suami dilarang menggunting sesuatu saat istrinya sedang hamil karena diyakini bahwa melanggar pantangan ini dapat menyebabkan bayi yang belum lahir cacat. Meskipun tidak ada dasar ilmiah yang mendukung, mitos ini masih dipatuhi oleh beberapa pasangan sebagai bentuk kehati-hatian.
17. Bulu Mata Jatuh
Mitos ini mengatakan bahwa jika bulu mata jatuh dan menempel di wajah, itu merupakan pertanda bahwa seseorang sedang merindukan kita. Ada ritual khusus yang dilakukan untuk menentukan siapa yang merindukan kita dengan melafalkan huruf-huruf sambil menepuk bulu mata secara bergantian. Meskipun tidak ada dasar ilmiah yang mendukung, mitos ini masih sering dipercaya, terutama oleh anak-anak dan remaja yang baru mengenal cinta.
18. Kucing Hitam sebagai Pertanda Mistis
Kucing hitam sering dianggap sebagai simbol mistis dalam kepercayaan masyarakat Indonesia. Salah satu mitos yang terkenal adalah jika ada mayat yang dilangkahi oleh kucing hitam, maka mayat tersebut akan bangkit kembali dan dikuasai oleh roh jahat yang dibawa oleh kucing hitam tersebut. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung, mitos ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat dan dapat memengaruhi cara pandang terhadap kucing hitam.
19. Gerhana Bulan
Mitos gerhana bulan tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dipercayai bahwa gerhana bulan adalah pertanda kedatangan Batara Kala, sosok mitologis dalam kepercayaan Hindu yang dianggap sebagai dewa waktu yang bertanggung jawab atas kehancuran dan kekacauan. Meskipun dalam pandangan ilmiah gerhana bulan hanyalah fenomena alam, kepercayaan ini tetap menjadi bagian dari tradisi dan kebudayaan masyarakat Indonesia.
20. Membuang Air Panas di Selokan
Mitos ini menyatakan bahwa membuang air panas di selokan dapat membawa nasib sial atau membangunkan jin-jin yang tinggal di saluran air. Sebagai tindakan pencegahan, disarankan untuk tidak membuang air panas langsung ke selokan, melainkan mencampurnya dengan air biasa terlebih dahulu agar menjadi dingin. Meskipun tidak ada bukti ilmiah yang mendukung, mitos ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat sebagai bentuk kehati-hatian.