Psikomotorik Adalah Bagian Penting pada Perkembangan Anak, Pahami Aspeknya

Para ahli berpendapat, psikomotorik adalah kemampuan yang perkembangannya sering kali teridentifikasi melalui pengalaman anak di sekolah.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 05 Mar 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2024, 17:15 WIB
7 Rekomendasi Mainan Anak Laki-laki Umur 7 Tahun untuk Optimalkan Tumbuh Kembangnya
ilustrasi Para ahli berpendapat, psikomotorik adalah kemampuan yang perkembangannya sering kali teridentifikasi melalui pengalaman anak di sekolah. (Pexels/Scott McNiel)

Liputan6.com, Jakarta Psikomotorik adalah salah satu aspek penting dalam pembelajaran anak yang memegang peranan krusial dalam proses perkembangan mereka. Dalam konteks ini, pembelajaran tidak hanya terfokus pada pengetahuan (kognitif) dan emosi (afektif), tetapi juga pada kemampuan fisik dan motorik mereka.

Para ahli berpendapat, psikomotorik adalah kemampuan yang perkembangannya sering kali teridentifikasi melalui pengalaman anak di sekolah. Hal ini menekankan pentingnya lingkungan pembelajaran yang memfasilitasi eksplorasi fisik, keterampilan motorik kasar (seperti berjalan, berlari), dan keterampilan motorik halus (seperti menulis, menggambar).

Pentingnya pengembangan psikomotorik dalam pendidikan anak tidak dapat dipandang sebelah mata. Kemampuan motorik yang baik tidak hanya penting untuk kegiatan sehari-hari, tetapi juga berperan dalam proses belajar dan perkembangan keterampilan lainnya. 

Pemahaman dan pengintegrasian aspek psikomotorik dalam kurikulum pendidikan sangatlah vital untuk memastikan anak-anak dapat mengembangkan potensi mereka secara menyeluruh. Berikut ulasan lebih lanjut tentang psikomotorik adalah bagian penting dari perkembangan anak yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/3/2024).

Apa itu Psikomotorik?

Contoh ilustrasi aktivitas balita
Apa itu Psikomotorik? (Foto: Pexels.com/Yan Krukau)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikomotorik dijelaskan sebagai suatu aktivitas fisik yang berhubungan dengan proses mental dan psikologi. Ini melibatkan perilaku gerakan, koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan kemampuan fisik. Keterampilan ini, seperti berlari, melompat, atau melukis, sering kali berkorelasi dengan hasil belajar yang dicapai melalui manipulasi otot dan fisik.

Dalam konteks perkembangan anak, psikomotorik adalah aspek yang menyoroti keterampilan individu dalam berbagai bidang, yang juga dipengaruhi oleh minat pribadi. Misalnya, seorang anak mungkin lebih terampil dalam seni daripada dalam matematika. Oleh karena itu, setiap individu memiliki keahlian yang berbeda-beda yang harus dihargai.

Pemahaman tentang psikomotorik penting dalam pendidikan karena hal ini merupakan bagian dari penilaian yang mengukur keterampilan atau kemampuan fisik seseorang setelah menerima pembelajaran. Hasil belajar dalam ranah psikomotorik sering terlihat dalam bentuk tindakan nyata atau gerakan fisik yang dapat diamati. Dengan memahami aspek ini, guru dapat memberikan perlakuan yang sesuai dan mendukung perkembangan keterampilan individu secara optimal.

Aspek Perkembangan Psikomotorik

Parenting yang Dapat Mengembangkan Critical Thinking Anak
Aspek Perkembangan Psikomotorik (foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Aspek psikomotorik mencakup berbagai elemen yang menunjukkan kemampuan fisik seseorang, berikut diantaranya.

1. Menirukan

Kemampuan meniru tidak hanya melibatkan kemampuan fisik untuk meniru gerakan atau tindakan yang diamati, tetapi juga kemampuan untuk memahami dan mereplikasi gerakan tersebut dengan presisi. Ini mencakup pengamatan yang cermat terhadap gerakan yang ditiru dan kemampuan untuk mengontrol tubuh secara tepat agar gerakan yang dihasilkan sesuai dengan yang diamati. Seseorang yang mahir dalam meniru cenderung memiliki kepekaan sensorik yang tinggi dan kemampuan memodifikasi gerakan dengan baik.

2. Memanipulasi

Kemampuan memanipulasi memungkinkan seseorang untuk mengambil keterampilan atau gerakan yang telah dipelajari dan menerapkannya dalam konteks yang berbeda atau dengan cara yang berbeda dari yang diajarkan. Ini menunjukkan tingkat pemahaman yang dalam terhadap keterampilan tersebut serta kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru.

3. Ketepatan (Presisi)

Ketepatan dalam pelaksanaan tugas psikomotorik menunjukkan sejauh mana seseorang dapat melakukan gerakan atau tugas dengan benar dan tepat. Ini mencakup kemampuan untuk mengontrol gerakan secara halus, mengarahkan kekuatan dengan tepat, dan mencapai tujuan dengan akurasi. Ketepatan sangat penting dalam keterampilan yang memerlukan presisi, seperti menulis, menggambar, atau melakukan prosedur medis.

4. Pengalamiahan

Kemampuan pengalamiahan mengacu pada kemampuan seseorang untuk menguasai keterampilan atau gerakan yang telah dipelajari dan bahkan mampu mengubah atau mengadaptasi mereka dalam berbagai situasi atau konteks yang berbeda. Ini menunjukkan fleksibilitas dan keahlian yang lebih tinggi dalam menerapkan keterampilan yang dimiliki dalam berbagai konteks praktis.

5. Artikulasi

Artikulasi adalah kemampuan untuk menciptakan gerakan atau tindakan baru berdasarkan pada apa yang telah dipelajari sebelumnya. Seseorang dengan kemampuan artikulasi yang baik dapat menghasilkan gerakan kreatif, menggabungkan elemen-elemen yang berbeda dari keterampilan yang dikuasai untuk menciptakan sesuatu yang baru dan original.

Kegiatan untuk Melatih Psikomotorik Anak

Contoh ilustrasi seorang anak dengan mainan yang digemarinya
Cara sederhana lain yang dapat menstimulasikan kecerdasan otak anak adalah dengan melibatkan anak pada mainan yang digemarinya (Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota)

Penting bagi orang tua untuk merangsang dan mengembangkan keterampilan motorik anak sejak dini. Berikut beberapa aktivitas yang dapat membantu melatih psikomotorik anak.

1. Menyusun Balok atau Mainan Pop It

Permainan sederhana ini tidak hanya melatih kemampuan anak dalam menggenggam dan meraih benda, tetapi juga merangsang koordinasi gerakan tubuh. Aktivitas ini dapat dimulai sejak bayi berusia 6 atau 8 bulan.

2. Melukis atau Menggambar

Kegiatan ini tidak hanya melatih kemampuan jemari anak, tetapi juga memupuk imajinasi dan kreativitas mereka. Anak-anak yang diajarkan melukis atau menggambar sejak dini cenderung memiliki kemampuan belajar dan mengingat yang lebih baik.

3. Bermain dengan Adonan

Bermain dengan adonan, seperti lilin atau tanah liat, membantu anak melatih kemampuan menyentuh, mencubit, menekan, dan membentuk. Ini juga membantu mereka mengenal tekstur benda-benda di sekitar mereka.

4. Bermain Bola

Aktivitas ini membantu melatih keterampilan motorik kasar anak, termasuk kemampuan melempar, menangkap, atau menendang. Bermain bola juga mengajarkan anak untuk menggerakkan tangan dan kaki sesuai gerakan bola.

5. Menarik dan Mendorong Mainan

Mainan yang bisa ditarik atau didorong membantu anak melatih keterampilan motorik kasar mereka, terutama ketika mereka mulai belajar berjalan. Bermain di luar rumah juga memberikan kesempatan bagi anak untuk melatih keterampilan motorik mereka dengan berbagai aktivitas seperti bermain bola, mobil-mobilan, atau berlari-larian.

Perbedaan Peran Psikomotorik, Kognitif, dan Afektif dalam Perkembangan Anak

5 Rekomendasi Mainan untuk Membantu Stimulasi Anak yang Speech Delay
Ilustrasi mainan mobil-mobilan (Foto: unsplash.com/Sandy Miller)

Perkembangan anak melibatkan tiga aspek utama, yaitu psikomotorik, kognitif, dan afektif. Ketiga aspek ini memiliki fokus yang berbeda, namun saling terkait dan saling memengaruhi. Dalam konteks pendidikan, pemahaman tentang ketiga aspek ini memungkinkan pendidik untuk merancang pengalaman belajar yang holistik dan mendukung perkembangan yang seimbang dari anak-anak.

Berikut perbedaan peran psikomotorik, kognitif, dan afektif dalam pembelajaran dan perkembangan anak.

1. Psikomotorik

Fokus utama dari aspek psikomotorik adalah pengembangan keterampilan fisik dan koordinasi gerakan seseorang. Ini mencakup aktivitas-aktivitas seperti meniru gerakan, memanipulasi objek, dan melakukan gerakan yang presisi. Psikomotorik berperan penting dalam menyempurnakan kemampuan fisik anak dan membantu mereka dalam mengekspresikan diri melalui gerakan.

2. Kognitif

Aspek kognitif berkaitan dengan cara anak berpikir dan bagaimana otak mereka bekerja. Ini mencakup kemampuan seperti analisis, evaluasi, dan sintesis informasi. Kognitif memungkinkan anak untuk memahami dan menerapkan pengetahuan, serta mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir kritis.

3. Afektif

Aspek afektif berkaitan dengan sikap, emosi, dan interaksi sosial anak. Ini mencakup pengembangan kecerdasan emosional, kepekaan terhadap perasaan orang lain, dan kemampuan dalam mengelola emosi. Afektif memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian anak, membantu mereka dalam membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain, dan mengelola stres dan tekanan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya