White Day 14 Maret, Hari Balasan untuk Valentine yang Popularitasnya Mulai Menurun

Ada tradisi yang mengharuskan hadiah yang diberikan saat White Day memiliki nilai yang lebih tinggi dari hadiah yang diterima pada Valentine Day.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 13 Mar 2024, 15:40 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2024, 15:40 WIB
jatuh cinta
Ilustrasi White Day/copyright freepik.com

Liputan6.com, Jakarta White Day, yang jatuh pada tanggal 14 Maret setiap tahunnya, merupakan sebuah hari kasih sayang yang bermula di Jepang. Tradisi ini kemudian menyebar ke beberapa negara di Asia. White Day menjadi kesempatan bagi pria untuk memberikan hadiah kepada wanita yang telah memberikan hadiah kepada mereka sebulan sebelumnya. 

Di tempat asalmya, Jepang, White Day sering kali ditandai dengan pemberian cokelat putih, marshmallow, atau permen kepada wanita yang mereka kagumi sebagai bentuk apresiasi dan pengakuan atas perasaan yang telah dinyatakan sebelumnya. Ada tradisi yang mengharuskan hadiah yang diberikan saat White Day memiliki nilai yang lebih tinggi dari hadiah yang diterima pada Valentine Day. Tujuannya adalah menunjukkan penghargaan dan keseriusan dari pria yang memberikannya. 

Meskipun demikian, White Day tidak hanya berfokus pada hubungan romantis antara pasangan, tetapi juga dianggap sebagai momen untuk mengekspresikan kasih sayang kepada teman dan keluarga. Berikut ulasan lebih lanjut tentang apa itu White day yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (13/3/2024).

Asal Mula Perayaan White Day

Valentine
Ilustrasi Foto Hari Kasih Sayang (Valentine Day). (iStockphoto)

Perayaan White Day pertama kali dicetuskan di Jepang pada tahun 1970-an oleh perusahaan pembuat manisan Ishimura Manseido. Sejarah White Day dimulai ketika seorang eksekutif perusahaan, Zengo Ishimura, terinspirasi oleh sebuah tulisan dalam majalah wanita yang mengeluhkan ketidakadilan bagi wanita yang memberikan cokelat pada Hari Valentine tanpa mendapatkan balasan. 

Ishimura meminta  karyawan wanita untuk memilih hari di mana pria dapat membalas budi dengan memberikan hadiah kepada wanita. Hasilnya, tanggal 14 Maret terpilih sebagai tanggal perayaan White Day, yang dikenal sebagai hari di mana pria memberikan hadiah kepada wanita sebagai tanda penghargaan.

Ishimura Manseido berkolaborasi dengan department store lokal, Iwataya, pada tahun 1978 mengadakan White Day untuk pertama kalinya. Peringatan ini siadakan secara besar-besaran di Jepang. Awalnya dikenal sebagai Marshmallow Day, perayaan ini kemudian diubah namanya menjadi White Day, yang kemudian menjadi populer di seluruh negeri Jepang pada tahun 1980-an. 

Selain Jepang, Taiwan dan Korea Selatan juga mengadopsi tradisi White Day dengan cokelat putih sebagai simbol hadiah yang umum diberikan. Seiring dengan perkembangan waktu, perayaan White Day telah menjadi momen yang penting dalam ekspresi kasih sayang dan penghargaan antar individu, tidak hanya dalam konteks romantis, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan kepada teman dan keluarga.

Popularitas Menurun

Valentine
Ilustrasi Foto Hari Kasih Sayang (Valentine Day). (iStockphoto)

White Day di negara asalnya mulai mengalami penurunan seiring berjalannya waktu. Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan popularitas White Day adalah persepsi bahwa memberikan hadiah pada Hari Valentine atau White Day adalah tradisi yang membosankan bagi pria dan wanita di Jepang. Beberapa orang bahkan merasa terbebani dengan “keharusan” memberikan hadiah pada perayaan tersebut.

Sistem White Day di Jepang juga tergantung pada jumlah pria yang menerima hadiah saat Hari Valentine. Jika hanya sedikit pria yang menerima hadiah, maka akan sedikit juga wanita yang akan menerima hadiah saat White Day. Hal ini menciptakan dinamika yang kompleks dalam hubungan antara pria dan wanita dalam konteks perayaan ini.

Selain itu, faktor ekonomi juga turut memengaruhi penurunan popularitas White Day di Jepang. Pendapatan yang menurun, terutama dalam beberapa tahun terakhir, membuat sulit bagi pria untuk memberikan hadiah yang diharapkan oleh wanita, yang cenderung menginginkan hadiah yang lebih mahal pada Hari White Day.

Perubahan-perubahan ini mencerminkan evolusi budaya dan sosial di Jepang, di mana tradisi-tradisi lama dapat mengalami penyesuaian atau bahkan penurunan relevansi seiring dengan perubahan kondisi ekonomi dan nilai-nilai sosial masyarakat. Meskipun demikian, White Day tetap menjadi bagian dari budaya populer di Jepang, meskipun dengan dinamika yang berubah seiring berjalannya waktu.

Aturan Pemberian Hadiah White Day

Valentine
Ilustrasi Foto Hari Kasih Sayang (Valentine Day). (iStockphoto)

Ada aturan tidak tertulis tentang hadiah yang diberikan saat perayaan White Day. Ada tuntunan bagi pria untuk memberikan hadiah yang lebih berharga daripada yang diterima pada Hari Valentine. Meskipun demikian, ini bukanlah aturan yang bersifat baku, karena dipahami bahwa setiap individu memiliki kemampuan dan kebutuhan yang berbeda.

Dalam konteks perayaan White Day, di Jepang, terdapat norma sosial yang mengatur pemberian hadiah di tempat kerja. Wanita diharapkan memberikan cokelat kepada rekan kerja pria pada Hari Valentine, sementara pria diharapkan memberikan makanan manis kepada rekan kerja wanita mereka pada Hari White Day. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghargaan dan tidak dimaksudkan atau ditafsirkan sebagai isyarat romantis.

Dengan demikian, aturan-aturan ini menunjukkan kompleksitas dan kekhasan dalam budaya pemberian hadiah di Jepang. Meskipun ada harapan untuk memberikan hadiah yang lebih berharga, norma-norma sosial ini membantu menjaga suasana profesional di tempat kerja sambil tetap merayakan hubungan interpersonal yang bersifat sopan dan ramah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya