Liputan6.com, Jakarta Keluarnya darah saat buang air besar (BAB) merupakan kondisi yang perlu diwaspadai. Hal ini dapat mengindikasikan adanya masalah kesehatan yang serius. BAB berdarah dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu diperhatikan.
Baca Juga
Advertisement
Satu kemungkinan penyebab darah keluar saat BAB adalah ambeien atau wasir. Selain itu, polip usus juga dapat menjadi penyebab darah keluar saat BAB. Infeksi saluran pencernaan juga dapat menyebabkan darah keluar saat BAB. Infeksi seperti radang usus atau radang usus besar (kolitis) dapat menyebabkan kerusakan pada dinding usus, yang pada gilirannya menyebabkan perdarahan.
Mengingat bahwa keluarnya darah ketika BAB selalu berhubungan dengan penyakit tertentu, ada baiknya kita mewaspadainya lebih dini dan segera mengambil tindakan. Mengenai kenapa BAB keluar darah, ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebabnya. Untuk mengetahui hal tersebut, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (14/3/2024).
Penyebab BAB Berdarah
Ada beberapa faktor kenapa BAB keluar darah. Beberapa kemungkinan penyebab tersebut meliputi wasir, fisura ani, penyakit inflamasi usus, divertikulosis, dan infeksi pada saluran pencernaan. Berikut penjelasan mengenai faktor yang dapat menjawab kenapa BAB keluar darah:
1. Wasir
Wasir, atau dikenal juga sebagai ambeien, adalah salah satu penyebab umum keluarnya darah saat buang air besar (BAB). Gejala wasir meliputi rasa nyeri, gatal, dan perdarahan pada anus. Faktor penyebab utama wasir adalah tekanan yang berlebihan pada pembuluh darah di daerah rektum dan anus.
Tekanan yang menyebabkan wasir dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu penyebab umum adalah sembelit atau konstipasi. Ketika seseorang mengalami sembelit, ia cenderung mengejan lebih keras saat BAB. Tekanan ini dapat menyebabkan pembuluh darah di sekitar anus membengkak dan pecah, yang mengakibatkan keluarnya darah saat BAB.
Selain sembelit, kehamilan juga dapat menjadi penyebab wasir. Pada masa kehamilan, rahim yang membesar menekan pembuluh darah di area panggul, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan perdarahan pada anus.
Jika Anda mengalami gejala wasir, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengobatinya secara mandiri. Pertama, perlu menjaga pola makan yang sehat dan tinggi serat untuk mencegah sembelit. Konsumsi makanan seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Selain itu, penting untuk menjaga kebersihan area anus dengan mencuci dengan air hangat dan menghindari menggunakan kertas toilet yang kasar. Mengompres area yang terkena juga dapat membantu meredakan rasa nyeri dan pembengkakan.
Namun, jika gejala wasir berlanjut atau semakin parah, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin akan memberikan pengobatan lebih lanjut, seperti krim atau obat. Dalam beberapa kasus, terapi fisik atau tindakan pembedahan mungkin diperlukan.
Dalam kesimpulannya, wasir dapat menjadi penyebab keluarnya darah saat BAB. Penting untuk memahami gejala dan penyebab wasir untuk dapat mengobatinya dengan baik. Dengan mengambil langkah-langkah pencegahan dan pengobatan mandiri yang tepat, gejala wasir dapat dikendalikan dan mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.
2. Fisura Ani
Fisura Ani adalah kondisi medis yang didefinisikan sebagai robekan pada kulit di sekitar anus. Kondisi ini dapat menjadi penyebab keluarnya darah saat buang air besar (BAB) pada seseorang.
Fisura Ani biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kulit di sekitar anus. Salah satu penyebab umumnya adalah BAB yang keras dan sulit, yang menyebabkan tekanan berlebih pada area tersebut. Selain itu, kurangnya serat dalam makanan, dehidrasi, dan gaya hidup yang kurang sehat juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fisura ani.
Gejala dari fisura ani meliputi rasa sakit dan ketidaknyamanan saat buang air besar, terutama jika tinja keras atau berdarah. Beberapa orang juga melaporkan adanya gatal-gatal di area anus.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Fisura Ani dapat diobati dengan perubahan pola makan, seperti meningkatkan asupan serat dan cairan, serta menggunakan krim topikal untuk membantu penyembuhan kulit yang robek. Dalam kasus yang lebih parah, mungkin diperlukan pembedahan untuk mengobati fisura ani. Sebagai tindakan pencegahan, penting untuk menjaga pola makan yang sehat, memperhatikan konsumsi air, dan menghindari BAB yang keras.
3. Divertikulitis
Divertikulitis adalah kondisi medis yang terjadi saat kantung-kantung kecil yang terbentuk pada dinding usus besar yang disebut divertikula menjadi meradang atau terinfeksi. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan keluarnya darah saat buang air besar (BAB) adalah divertikulitis.
Divertikulitis dapat menyebabkan darah keluar saat BAB karena peradangan dan infeksi pada divertikula tersebut. Peradangan dan infeksi ini dapat membuat dinding divertikula menjadi terluka sehingga darah terusik dan mengakibatkan keluarnya darah saat buang air besar. Jumlah darah yang keluar bisa bervariasi, mulai dari hanya sedikit sampai darah yang cukup banyak.
Penyebab divertikulitis sendiri dapat berkaitan dengan pola makan yang buruk, kurangnya serat dalam diet, kurangnya aktivitas fisik, serta usia lanjut. Gejala yang umum dialami oleh penderita divertikulitis adalah nyeri pada sisi kiri bawah perut, gangguan pencernaan seperti diare atau sembelit, demam, mual, dan muntah.
Jika divertikulitis tidak diobati dengan tepat, maka dapat timbul komplikasi serius seperti abses (kantung nanah yang terbentuk di sekitar divertikula), perforasi usus (retak pada dinding usus besar), atau terbentuknya saluran feses palsu (fistula) yang menghubungkan usus besar dengan organ lain di sekitarnya.
Agar terhindar dari divertikulitis dan keluarnya darah saat BAB, penting untuk membiasakan pola makan sehat dengan asupan serat yang cukup, menjaga berat badan yang sehat, dan rutin melakukan olahraga. Jika mengalami keluhan seperti darah saat BAB atau gejala divertikulitis lainnya, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
4. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah luka pada dinding lambung yang dapat menjadi penyebab keluarnya darah saat buang air besar. Luka ini terjadi karena adanya gangguan pada sistem perlindungan dinding lambung, seperti oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori atau penggunaan jangka panjang obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS).
Gejala tukak lambung dapat bervariasi, namun beberapa gejala umum yang dapat muncul antara lain nyeri pada ulu hati, terutama saat perut kosong atau malam hari, mual dan muntah, merasa kenyang cepat, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Selain itu, adanya darah dalam tinja atau BAB yang mengeluarkan darah segar dapat menjadi tanda bahwa tukak lambung menyebabkan perdarahan.
Pada penderita tukak lambung, luka pada dinding lambung dapat mengalami perdarahan jika terjadi kerusakan atau pecah pada pembuluh darah yang teraba suling. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya infeksi bakteri H. pylori yang merusak lapisan pelindung dinding lambung atau oleh penggunaan OAINS yang menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang berperan dalam melindungi dinding lambung.
Untuk mencegah perdarahan akibat tukak lambung, penting untuk mengidentifikasi dan mengobati penyebab luka pada lambung tersebut. Pengobatan biasanya melibatkan eliminasi bakteri H. pylori dengan antibiotik dan penghambat pompa proton untuk mengurangi produksi asam lambung. Selain itu, menghindari konsumsi OAINS tanpa resep dokter serta menjaga pola makan yang sehat juga merupakan bagian dari pengobatan tukak lambung.
Dalam kesimpulan, tukak lambung dapat menjadi penyebab keluarnya darah saat BAB. Gejala tukak lambung meliputi nyeri ulu hati, mual dan muntah, serta perdarahan saat BAB. Penyebab tukak lambung dapat berkaitan dengan infeksi bakteri H. pylori dan penggunaan OAINS. Untuk mengobati tukak lambung, perlu mengeliminasi penyebab luka pada lambung dan menjalani pengobatan yang disarankan oleh dokter.
5. Angiodisplasia
Angiodisplasia adalah sebuah kelainan pembuluh darah di dalam saluran cerna yang dapat menyebabkan darah keluar saat buang air besar. Kelainan ini biasanya terjadi di usus besar namun bisa juga terjadi di usus kecil.
Penyebab pasti dari angiodisplasia belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor risiko yang mungkin berkontribusi termasuk usia tua, tekanan darah tinggi di arteri yang membawa darah ke usus, dan penyakit ginjal. Biasanya, angiodisplasia tidak memberikan gejala namun pada beberapa kasus bisa menyebabkan anemia atau pendarahan yang tidak terlihat.
Pengobatan untuk angiodisplasia yang menyebabkan buang air besar berdarah biasanya tergantung pada tingkat keparahan dan gejala yang dialami individu. Terapi hormon seperti esterogen dapat digunakan untuk mengurangi aliran darah ke pembuluh darah yang rusak. Jika terjadi pendarahan hebat, mungkin diperlukan transfusi darah untuk memperbaiki kadar darah. Pasien juga bisa diberikan suplemen zat besi untuk mengatasi anemia yang terjadi.
Perdarahan pada angiodisplasia biasanya dapat berhenti dengan sendirinya, terutama pada kasus yang lebih ringan. Namun, jika perdarahan berlanjut atau semakin sering terjadi, intervensi medis mungkin diperlukan seperti tindakan endoskopi atau pembedahan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada buang air besar berdarah agar dapat mendiagnosis dan mengatasi masalah yang mendasarinya dengan tepat.
6. Radang Usus
Radang Usus adalah kondisi yang dapat menyebabkan keluarnya darah saat BAB. Radang Usus dapat terjadi pada dua jenis penyakit, yaitu kolitis ulseratif dan Crohn's disease.
Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus besar yang menyebabkan peradangan dan luka pada dinding usus. Gejala umumnya meliputi diare berdarah, sakit perut, penurunan berat badan, dan kelelahan. Penyebab pasti kolitis ulseratif masih belum diketahui, namun faktor genetik dan gangguan sistem kekebalan diyakini berperan sebagai penyebabnya.
Sementara itu, Crohn's disease juga merupakan penyakit inflamasi usus, namun bisa terjadi di bagian mana pun dari saluran pencernaan. Gejala yang muncul antara lain perut kembung, diare berdarah, berat badan turun, dan demam. Penyebab penyakit ini juga belum sepenuhnya diketahui, namun faktor risiko meliputi riwayat keluarga, merokok, dan gangguan sistem kekebalan.
Radang Usus bisa menyebabkan iritasi dan luka pada organ tubuh karena adanya peradangan yang mengganggu fungsi normal usus. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya ulkus atau luka di dinding usus. Ketika BAB, darah dapat bercampur dengan tinja karena luka yang terjadi pada dinding usus mengakibatkan perdarahan. Ini menjelaskan mengapa seorang pasien dengan radang usus dapat mengalami keluarnya darah saat BAB.
Dalam kesimpulan, Radang Usus termasuk kolitis ulseratif dan Crohn's disease, adalah penyakit inflamasi usus yang dapat menyebabkan darah keluar saat BAB. Peradangan dan luka pada dinding usus dapat menyebabkan iritasi dan perdarahan, sehingga darah muncul di feses. Penting untuk mengenali gejala dan faktor risiko penyakit ini serta segera berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Advertisement
Tanda-Tanda BAB Keluar Darah Sudah Berbahaya
Jika kita mengalami kondisi di mana BAB mengeluarkan darah, penting untuk mengetahui kapan harus segera menghubungi dokter. Tanda-tanda BAB berdarah yang berbahaya adalah:
- Darah yang berwarna merah terang atau segar: Jika darah yang keluar memiliki warna merah terang, ini bisa menandakan adanya pendarahan yang baru terjadi. Sebaiknya segera menghubungi dokter karena pendarahan yang terus berlanjut dapat menjadi masalah serius.
- Darah yang bercampur dengan tinja: Jika darah tercampur dengan tinja, ini mungkin menunjukkan adanya pendarahan di usus atau kolon. Pendarahan seperti ini perlu segera ditangani dan diperiksa oleh dokter.
- Darah yang disertai dengan gejala lain: Jika BAB berdarah disertai dengan mual, muntah, nyeri abdomen yang parah, penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, atau perubahan pola buang air besar yang signifikan, sebaiknya segera menghubungi dokter. Gejala-gejala ini dapat menjadi tanda bahwa ada masalah serius dalam sistem pencernaan yang perlu diperiksa lebih lanjut.
Jika mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda di atas, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Gangguan dalam saluran pencernaan dapat menjadi masalah serius jika tidak segera ditangani, dan hanya dokter yang dapat memberikan penanganan yang diperlukan.
Makanan untuk BAB Berdarah
Berdarah saat buang air besar (BAB) bisa menimbulkan kekhawatiran yang serius. Faktor penyebabnya bisa bermacam-macam, namun salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi adalah pola makan yang kurang sehat. Untuk mengatasi masalah ini, makanan tertentu dapat membantu memperbaiki kondisi BAB berdarah.
Makanan yang kaya serat, seperti oatmeal, biji-bijian, dan kacang-kacangan, sangat dianjurkan untuk dikonsumsi. Serat dalam makanan ini dapat membantu mengatur pencernaan dan mencegah sembelit, yang merupakan penyebab umum dari BAB berdarah. Selain itu, makanan berserat juga membantu melunakkan tinja dan mengurangi tekanan pada dinding usus.
Buah-buahan segar juga sangat penting dalam diet untuk mengatasi masalah ini. Buah-buahan seperti apel, stroberi, dan pisang, mengandung serat yang larut dalam air, yang membantu mengembalikan kelembapan dan melunakkan tinja. Selain itu, buah-buahan juga mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk kesehatan usus.
Sayur-sayuran hijau seperti bayam, sawi, dan brokoli, adalah sumber serat dan nutrisi yang baik untuk sistem pencernaan. Konsumsi sayur-sayuran hijau ini dapat membantu membuat tinja menjadi lebih lembut dan mengurangi risiko BAB berdarah.
Tambahkan juga biji chia dalam makanan Anda. Biji chia adalah sumber serat larut yang tinggi, yang membantu melunakkan tinja dan meningkatkan gerakan usus. Selain itu, biji chia juga kaya akan nutrisi seperti omega-3, protein, dan antioksidan.
Tempe juga bisa menjadi pilihan yang baik dalam mengatasi BAB berdarah. Tempe mengandung serat tinggi dan probiotik alami, yang membantu meningkatkan kesehatan pencernaan. Mengonsumsi tempe secara teratur dapat membantu menjaga keseimbangan sistem pencernaan dan mencegah masalah BAB berdarah.
Dalam kesimpulan, mengonsumsi makanan yang kaya serat seperti makanan berserat, buah-buahan, sayur-sayuran hijau, biji chia, dan tempe, sangat dianjurkan untuk mengatasi BAB berdarah. Jenis makanan ini membantu melunakkan tinja, memperbaiki sistem pencernaan, dan mencegah sembelit. Tetap menjaga pola makan yang sehat dan teratur juga penting dalam menangani masalah ini.
Advertisement