Perkembangan adalah Perubahan Anak Seiring Waktu, Begini Tahapannya

Perkembangan adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor genetika dan pengalaman prenatal, seperti nutrisi selama kehamilan.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 15 Mar 2024, 17:17 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 16:20 WIB
Ilustrasi Tumbuh Kembang Anak (Sumber: parenting.co.id)
Ilustrasi Tumbuh Kembang Anak (Sumber: parenting.co.id)

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan adalah proses kompleks dan berkelanjutan yang dilewati anak dengan melibatkan berbagai aspek, mulai dari fisik, bahasa, emosi, hingga pemikiran. Proses ini dimulai sejak anak dilahirkan dan terus berlanjut hingga awal masa dewasa, di mana anak menjadi lebih mandiri. 

Perkembangan anak merupakan serangkaian perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu. Ini melibatkan pencapaian berbagai milestone, seperti kemampuan berbicara, berjalan, berpikir logis, dan mengontrol emosi. Perkembangan adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor genetika dan pengalaman prenatal, seperti nutrisi selama kehamilan. 

Faktor eksternal juga memiliki peran penting, termasuk lingkungan keluarga, sosial, ekonomi, dan budaya. Berikut ulasan tentang perkembangan adalah adalah perubahan yang dialami anak dari waktu ke waktu yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/3/2024).

Perkembangan pada Anak

Manfaat Protein Hewani untuk Tumbuh Kembang Anak
Perkembangan pada Anak (foto: Pexels/Yan Krukau)

Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang melibatkan transformasi dari masa konsepsi hingga anak mencapai kemandirian penuh sebagai orang dewasa. Ini adalah perjalanan dari ketergantungan total pada orang tua hingga kemampuan untuk mengambil tanggung jawab atas diri sendiri.

Menurut Elizabeth B. Hurlock, ahli psikologi perkembangan anak remaja yang mengembangkan teori Hurlock, perkembangan anak tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga melibatkan kemajuan progresif dalam berbagai bidang. Ini mencakup pertumbuhan fisik seiring dengan perkembangan intelektual, bahasa, emosional, dan sosial.

Meskipun terlihat sebagai aspek yang terpisah, setiap aspek ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, perkembangan otak secara fisik memengaruhi kemampuan intelektual, yang kemudian memungkinkan anak untuk mengeksplorasi dunia sosialnya dengan lebih baik, mengembangkan respons emosional, dan menguasai bahasa yang diperlukan untuk berkomunikasi.

Pertumbuhan dan perkembangan anak juga dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti nutrisi, tingkat kesejahteraan, pola asuh, pendidikan, dan interaksi dengan teman sebaya. Lingkungan yang mendukung dan interaksi yang positif dalam berbagai konteks memainkan peran penting dalam membentuk perkembangan anak secara menyeluruh.

Dengan memahami kompleksitas perkembangan anak dan faktor-faktor yang memengaruhinya, orang tua dan pengasuh dapat menciptakan lingkungan yang mendukung dan merangsang perkembangan optimal anak dalam berbagai aspek kehidupannya.

Tahapan Perkembangan Anak

Meningkatkan Kecerdasan
Tahapan Perkembangan Anak (foto: Pexels/Alex Green)

Perkembangan anak merupakan proses yang bertahap dan dapat memiliki perbedaan pada setiap individu. Namun, terdapat lima tahapan umum yang dilalui oleh setiap anak, berikut diantaranya

1. Bayi Baru Lahir

Pada tahap ini, bayi menunjukkan respons otomatis terhadap rangsangan eksternal seperti mengarahkan kepalanya ke arah tangan ibu atau menanggapi rangsangan visual dan auditif. Tanda-tanda cacat perkembangan seperti spina bifida atau kelainan genetik bisa terlihat pada tahap ini.

2. Bayi

Bayi mengalami perkembangan pesat di tahun pertama kehidupan, mulai dari mengontrol gerakan kepalanya hingga mengambil benda dan merangkak. Perkembangan yang lambat bisa menjadi pertanda cacat perkembangan seperti sindrom Down.

3. Balita

Pada usia satu hingga tiga tahun, anak belajar berjalan tanpa bantuan, menaiki tangga, dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Penting untuk memantau perkembangan anak pada tahap ini, termasuk melakukan skrining autisme jika diperlukan.

4. Usia Prasekolah

Anak-anak pada usia ini menyempurnakan keterampilan motorik dan sosial mereka, seperti bermain dengan teman sebaya dan mengikuti instruksi sederhana. Tanda-tanda cacat perkembangan seperti kelumpuhan otak bisa muncul pada tahap ini.

5. Usia Sekolah

Anak usia sekolah, yaitu antara 6-12 tahun, mulai mengembangkan kemandirian, tanggung jawab, dan hubungan sosial dengan teman sebaya. Pada tahap ini, karakteristik ADHD seperti kesulitan berkonsentrasi bisa muncul.

Jenis Perkembangan Pada Anak

7 Rekomendasi Mainan Anak Laki-laki Umur 7 Tahun untuk Optimalkan Tumbuh Kembangnya
ilustrasi lego (Pexels/Scott McNiel)

Perkembangan anak meliputi berbagai aspek yang penting untuk pertumbuhan dan kemandirian mereka. Berikut adalah lima area utama perkembangan anak.

1. Perkembangan Kognitif

Merupakan proses di mana anak-anak mengembangkan kemampuan intelektual dan pemahaman mereka dari waktu ke waktu. Ini mencakup kemampuan berpikir, memahami, mengingat, belajar, dan menyelesaikan masalah. Perkembangan kognitif dimulai sejak lahir dan berlanjut hingga masa kanak-kanak, membentuk dasar bagi kemampuan belajar dan beradaptasi anak.

2. Interaksi Sosial dan Regulasi Emosional

Melibatkan kemampuan anak dalam berinteraksi dengan orang lain serta kemampuan mereka untuk mengatur dan mengelola emosi mereka sendiri. Interaksi sosial yang sehat dan kemampuan mengelola emosi penting untuk membangun hubungan yang baik dengan orang lain dan memperoleh keterampilan sosial yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

3. Perkembangan Kemampuan Bicara dan Bahasa

Merupakan kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitar mereka. Proses ini dimulai sejak lahir dan berlanjut selama masa kanak-kanak, memengaruhi cara anak berinteraksi, belajar, dan mengekspresikan diri. Kemampuan bicara dan bahasa membantu anak untuk menyampaikan pikiran dan perasaan mereka dengan tepat.

4. Perkembangan Keterampilan Fisik

Melibatkan kemampuan anak untuk belajar bergerak dan menggunakan otot-otot mereka. Ini mencakup keterampilan motorik kasar seperti berjalan dan berlari, serta keterampilan motorik halus seperti menggambar dan menulis. Pengembangan keterampilan fisik penting untuk kemandirian anak dan kemampuan mereka untuk menjalani kegiatan sehari-hari.

5. Kesadaran Sensorik

Merupakan kemampuan anak untuk mengenali dan merespons rangsangan dari lingkungan sekitar melalui indera mereka. Kesadaran sensorik membantu anak untuk memahami dunia di sekitar mereka dan beradaptasi dengan lingkungan dengan lebih baik.

Cara Mengoptimalkan Perkembangan Anak

4 Rekomendasi Mainan Seru untuk Anak Satu Tahun yang Bisa Bantu Tumbuh Kembangnya
ilustrasi anak main. (Pexels/Sides Imagery)

Mengoptimalkan perkembangan anak memerlukan perhatian dan dukungan yang konsisten dari orang tua dan lingkungan sekitar. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mendukung perkembangan optimal anak.

1. Stimulasi dan Interaksi Positif

Memberikan stimulasi kognitif melalui interaksi positif seperti berbicara, membacakan cerita, dan bermain bersama anak sangat penting. Ini merangsang pertumbuhan kognitif dan bahasa mereka serta memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan anak.

2. Lingkungan yang Kaya akan Pengalaman

Memperkenalkan anak pada lingkungan yang kaya akan pengalaman seperti alam, pameran seni, dan tempat-tempat edukatif membantu mereka untuk memahami dunia di sekitar mereka dengan lebih baik. Hal ini juga merangsang rasa ingin tahu dan mengembangkan pemahaman mereka tentang berbagai hal.

3. Nutrisi yang Seimbang 

Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang dan menjaga kesehatan mereka secara optimal. Asupan makanan yang baik, tidur yang cukup, serta perawatan kesehatan yang rutin membantu perkembangan fisik dan otak anak. Memberikan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan yang teratur juga penting untuk mencegah penyakit dan mendukung kesehatan yang baik.

4. Memberikan Kesempatan untuk Eksplorasi

Biarkan anak bereksplorasi dengan mainan kreatif, alat seni, atau instrumen musik. Memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan diri secara bebas membantu mengembangkan kreativitas dan minat anak dalam berbagai aktivitas.

5. Konsistensi 

Berikan konsistensi dan batas yang jelas dalam mendidik anak. Hal ini membantu mereka untuk memahami aturan, mengembangkan disiplin diri, dan menghargai nilai-nilai sosial. Dengan memberikan struktur yang konsisten, anak belajar mengenali konsekuensi dari tindakan mereka dan mengembangkan tanggung jawab.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya