Gangguan Makan dan Gejalanya, Ketahui Penyebab dan Dampaknya pada Kesehatan

Gangguan makan merupakan persoalan serius yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara fisik, emosional, dan mental.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 16 Mar 2024, 10:25 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2024, 10:25 WIB
Seperti Apa Tanda Anoreksia yang Sebenarnya?
Gangguan makan yang melanda seseorang menyebabkan kondisi tubuh dekat dengan komplikasi anoreksia.

Liputan6.com, Jakarta Gangguan makan merupakan persoalan serius yang dapat memengaruhi kesehatan seseorang secara fisik, emosional, dan mental. Gangguan makan tidak hanya mencakup kebiasaan makan berlebihan atau terlalu sedikit, tetapi juga merujuk pada perubahan serius dalam pola makan seseorang. Kebiasaan makan yang tidak sehat ini dapat menjadi tanda atau gejala gangguan makan yang potensial.

Ketika seseorang mengalami gangguan makan, pola makan yang terganggu bisa menjadi salah satu tanda utama. Beberapa orang mengalami penurunan nafsu makan yang signifikan atau menghindari makanan secara berkelanjutan, sedangkan yang lain cenderung makan dalam jumlah yang jauh berlebihan dari yang seharusnya.

Selain itu, gangguan makan juga bisa menimbulkan dampak yang serius bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda dan gejala gangguan makan dan mencari bantuan profesional segera jika Anda atau seseorang yang Anda kenal memiliki masalah dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Memahami penyebab dan dampaknya pada kesehatan dapat menjadi langkah awal untuk pemulihan yang sukses.

Untuk memahami lebih dalam mengenai gangguan makan, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Sabtu (16/3/2024).

Pengertian Gangguan Makan

Gangguan makan adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat dan perilaku terkait makan yang tidak normal. Ini melibatkan kekhawatiran yang berlebihan terhadap makanan, berat badan, dan citra tubuh. Ada beberapa jenis gangguan makan yang umum, termasuk anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder.

Anoreksia nervosa adalah gangguan makan di mana penderitanya merasa ketakutan berlebihan berat badan dan keinginan untuk tetap kurus, yang sering melibatkan diet yang ketat dan penolakan untuk makan dengan cukup. Sedangkan Bulimia nervosa melibatkan siklus makan berlebihan yang disebut bingeing, diikuti oleh perilaku kompensasi seperti muntah, penggunaan obat pencahar, atau olahraga berlebihan. Binge eating disorder melibatkan kehilangan kendali saat makan dengan jumlah makanan yang jauh lebih besar dari yang biasanya dikonsumsi dalam periode waktu tertentu.

Gangguan makan dapat berdampak serius pada kesehatan fisik dan emosional individu yang terkena. Mereka dapat menyebabkan kekurangan nutrisi, kelelahan kronis, gangguan pencernaan, masalah tulang dan gigi, serta masalah psikologis seperti depresi dan kecemasan.

Adalah penting untuk menyadari tanda-tanda dan gejala gangguan makan agar bisa segera mencari bantuan medis dan psikologis. Pengobatan yang tepat termasuk terapi kognitif perilaku, dukungan nutrisi, dan intervensi medis jika diperlukan. Dengan pemahaman tentang gangguan makan, diharapkan masyarakat dapat mengenalinya, mengurangi stigma, dan memberikan dukungan kepada individu yang membutuhkan.

 

Tanda dan Gejala Gangguan Makan

Ilustrasi
Ilustrasi gangguan makan pada remaja. (dok. pexels/Mikhail Nilov)

Gangguan makan adalah kondisi yang memengaruhi pola makan seseorang dan dapat memiliki efek yang serius pada kesehatan fisik dan mental. Tanda dan gejala yang sering terkait dengan gangguan makan meliputi perubahan berat badan yang signifikan, perilaku makan yang tidak normal, perasaan cemas terkait makanan, dan komplikasi kesehatan lainnya.

Perubahan berat badan yang signifikan adalah salah satu tanda utama gangguan makan. Seseorang yang mengalami anoreksia nervosa cenderung kehilangan berat badan secara ekstrem, sedangkan mereka yang mengalami bulimia nervosa cenderung memiliki berat badan yang tidak stabil dan mengalami fluktuasi yang besar. Selain itu, perilaku makan yang tidak normal juga sering terlihat dalam gangguan makan. Misalnya, orang dengan anoreksia nervosa mungkin menolak makan dan berolahraga secara berlebihan, sedangkan orang dengan bulimia nervosa dapat merasa kehilangan kontrol saat makan dan kemudian mengambil langkah-langkah drastis untuk menghilangkan makanan yang telah dimakan.

Perasaan cemas terkait makanan juga dapat menjadi tanda gangguan makan. Seseorang dengan gangguan makan mungkin sangat khawatir tentang berat badan dan bentuk tubuh mereka, bahkan jika mereka sudah sangat kurus. Mereka juga dapat mengalami rasa bersalah dan malu setelah makan atau muntah dengan sengaja setelah makan untuk menghindari penambahan berat badan.

Selain itu, gangguan makan juga dapat menyebabkan komplikasi kesehatan lainnya. Misalnya, gangguan makan dapat menyebabkan masalah jantung, gangguan pencernaan, gangguan hormonal, kerusakan gigi dan gusi, kerontokan rambut, dan masalah mental seperti depresi dan kecemasan.

Adanya tanda dan gejala ini penting agar gangguan makan dapat diidentifikasi dan diobati secara efektif. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami tanda-tanda gangguan makan, penting untuk mencari bantuan medis segera untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

 

Penyebab Gangguan Makan

makan nasi putih
Nasi membantu organ tubuh menyerap mudah energi dan membuat perut kenyang tanpa harus mengalami gangguan pencernaan.

Gangguan makan merupakan kondisi serius yang ditandai dengan pola makan tidak sehat dan berbahaya. Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan makan.

Tekanan sosial adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi seseorang untuk mengembangkan gangguan makan. Standar kecantikan yang tidak realistis dan tekanan untuk memiliki tubuh yang ideal dapat membuat seseorang merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya, yang pada gilirannya dapat memicu perilaku makan yang tidak sehat.

Citra tubuh yang tidak sehat juga dapat menjadi faktor penyebab gangguan makan. Seseorang yang mengalami persepsi yang tidak akurat terhadap bentuk tubuh dan ukuran dirinya cenderung memiliki resiko lebih tinggi untuk mengembangkan gangguan makan. Gambaran yang distorsi ini sering terjadi pada penderita anoreksia nervosa dan gangguan makan lainnya.

Trauma masa lalu juga dapat menjadi penyebab gangguan makan. Pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual, kekerasan fisik, atau pengabaian dapat mempengaruhi hubungan seseorang dengan makanan dan tubuhnya. Gangguan makan dapat menjadi sebuah mekanisme untuk mengendalikan atau menghindari emosi yang terkait dengan pengalaman traumatis tersebut.

Selain itu, faktor genetik juga turut berperan dalam perkembangan gangguan makan. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara faktor genetik dengan kemungkinan seseorang untuk mengalami gangguan makan. Jika ada riwayat gangguan makan dalam keluarga, seseorang mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan tersebut.

Dalam rangka mencegah dan mengobati gangguan makan, penting untuk mengenal dan memahami faktor-faktor penyebabnya. Dengan demikian, dukungan sosial dan pemahaman yang tepat akan menjadi faktor penting dalam pemulihan yang berkelanjutan.

 

Dampak Gangguan Makan pada Kesehatan

Kenali Ragam Gangguan Nafsu Makan Pada Remaja
Gangguan makan yang dialami remaja berasal dari beberapa akibat

Gangguan makan adalah kondisi yang serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan seseorang. Dampaknya bisa dirasakan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam jangka pendek, gangguan makan dapat menyebabkan masalah nutrisi yang serius. Kurangnya asupan nutrisi yang cukup dapat menyebabkan kelemahan, kurang energi, serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada remaja. Selain itu, gangguan makan juga dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti perut kembung, sembelit, atau diare.

Dalam jangka panjang, gangguan makan dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular seperti penurunan denyut jantung, tekanan darah rendah, dan kelainan irama jantung. Hal ini berpotensi menyebabkan masalah serius seperti gagal jantung. Selain itu, konsekuensi psikologis dan sosial juga bisa terjadi akibat gangguan makan. Seseorang dengan gangguan makan mungkin mengalami perubahan mood, depresi, kecemasan, serta isolasi sosial akibat perasaan malu atau rendah diri.

Oleh karena itu, penting bagi seseorang yang mengalami gangguan makan untuk segera mencari bantuan medis dan dukungan sosial. Perawatan yang tepat dan dukungan yang memadai dapat membantu individu mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh gangguan makan dan memulihkan kesehatan mereka.

Diagnosis Gangguan Makan

Gangguan Makan Orthorexia, Gejala, Penyebab, hingga Penanganannya
Gangguan Makan Orthorexia, Gejala, Penyebab, hingga Penanganannya. Image by Jerzy Górecki from Pixabay

Gangguan makan adalah kondisi serius yang memengaruhi pola makan seseorang secara negatif. Dalam diagnosis gangguan makan, penyedia layanan kesehatan akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memahami kondisi seseorang dengan lebih baik.

Pada awalnya, profesional kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda umum seperti penurunan berat badan yang signifikan atau pertumbuhan terhambat pada anak-anak. Selain itu, mereka juga akan mengevaluasi kesehatan umum pasien, termasuk kondisi fisik lainnya yang mungkin berperan dalam perkembangan gangguan makan.

Tes laboratorium juga penting dalam proses diagnosis ini. Tes darah dapat membantu mengidentifikasi masalah kesehatan yang mendasari, seperti gangguan hormonal, kekurangan nutrisi, atau ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh. Tes lainnya seperti tes fungsi hati dan fungsi ginjal juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi dampak gangguan makan pada organ tubuh.

Selain itu, evaluasi psikologis juga penting dalam diagnosis gangguan makan. Psikolog atau psikiater akan melakukan wawancara serta penilaian kesehatan mental untuk memahami faktor-faktor psikologis yang mungkin berkontribusi terhadap gangguan makan. Mereka dapat menggunakan alat-alat penilaian khusus, seperti skala penilaian perilaku makan, untuk membantu dalam menentukan diagnosis yang akurat.

Dalam hal diagnosis gangguan makan, penting untuk mencari bantuan profesional yang kompeten dan berpengalaman. Diagnosis yang tepat adalah langkah pertama dalam mencapai perawatan yang efektif dan pemulihan yang baik.

Penanganan Gangguan Makan

Mengonsumsi Makanan Asam dan Mengalami Gangguan Makan
Ilustrasi Mengonsumsi Yoghurt Credit: unsplash.com/Bradyn

Gangguan makan adalah kondisi serius yang mempengaruhi pola makan seseorang, dengan contoh yang umum meliputi anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan tidak spesifik. Ada beberapa metode pengobatan yang tersedia untuk mengatasi gangguan makan ini.

Terapi kognitif perilaku (CBT) adalah salah satu pendekatan pengobatan yang efektif untuk gangguan makan. Terapi ini membantu individu mengubah perilaku dan pola pikir yang tidak sehat terkait dengan makan, penampilan, dan citra tubuh mereka. Selain itu, dukungan medis dan psikologis juga diperlukan untuk membantu pemulihan mereka. Dukungan medis melibatkan pemeriksaan fisik dan pengobatan medis yang mungkin dibutuhkan, sementara dukungan psikologis melibatkan terapi individu atau kelompok untuk membantu mengatasi kesulitan emosional dan psikologis yang mendasari gangguan makan.

Selain metode pengobatan tersebut, dukungan keluarga dan kelompok juga sangat penting dalam penanganan gangguan makan. Keluarga dan teman-teman yang mendukung dapat memberikan dukungan emosional dan praktis, serta membantu individu dalam mempertahankan makan yang sehat dan pola hidup yang seimbang.

Untuk mencegah terjadinya gangguan makan, langkah-langkah yang perlu diambil termasuk edukasi tentang pola makan yang sehat, promosi citra tubuh yang positif, dan dukungan sosial yang memadai. Edukasi tentang pola makan yang sehat dapat membantu individu dalam memahami pentingnya makan dengan gizi seimbang dan pola makan yang teratur. Promosi citra tubuh yang positif melibatkan penggalangan dukungan sosial dan meningkatkan kepercayaan diri individu terkait tubuh mereka. Dukungan sosial yang memadai juga penting untuk mengurangi stres dan tekanan yang dapat menyebabkan munculnya gangguan makan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya