Liputan6.com, Jakarta Masa subur wanita merupakan periode waktu di mana seorang wanita memiliki kemungkinan tertinggi untuk hamil. Pada saat ini, ovarium mengeluarkan sel telur matang yang dapat dibuahi oleh sperma. Hal ini menjadi penting bagi pasangan yang berencana untuk memiliki anak, karena mengetahui kapan masa subur wanita bisa membantu meningkatkan peluang kehamilan.
Masa subur wanita umumnya terjadi dalam satu siklus menstruasi, yang berlangsung sekitar 28 hari. Namun, setiap wanita dapat memiliki siklus yang berbeda-beda. Untuk mengetahui kapan masa subur wanita berlangsung, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.
Jadi, bagi pasangan yang ingin mengetahui kapan masa subur wanita berlangsung, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (22/3/2024).
Advertisement
Siklus Menstruasi dan Masa Ovulasi
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kapan masa subur wanita, penting bagi kita untuk memahami siklus menstruasi. Siklus menstruasi adalah proses alami yang dialami oleh setiap wanita yang berpotensi untuk hamil. Siklus ini terdiri dari beberapa fase utama, yaitu menstruasi, fase folikuler, ovulasi, dan fase luteal.
Menstruasi adalah fase pertama dalam siklus menstruasi. Pada fase ini, lapisan dalam rahim yang akan menjadi tempat menempelnya embrio jika terjadi pembuahan akan terlepas dan keluar dari tubuh melalui vagina. Masa menstruasi umumnya berlangsung selama 3-7 hari.
Setelah menstruasi selesai, tubuh mulai mempersiapkan diri untuk ovulasi. Fase folikuler adalah saat di mana rahim memproduksi hormon yang disebut estrogen untuk merangsang pertumbuhan folikel ovarium. Folikel ini berisi sel telur yang matang.
Ovulasi adalah fase ketiga dalam siklus menstruasi dan merupakan saat yang paling penting dalam merencanakan kehamilan. Pada saat ovulasi, sel telur matang dilepaskan dari ovarium dan siap untuk dibuahi oleh sperma. Kondisi ini hanya berlangsung selama 24-48 jam.
Untuk mengetahui kapan masa subur wanita, penting bagi mereka untuk memahami proses ovulasi dan memperhatikan gejala yang mungkin terjadi, seperti perubahan suhu basal tubuh, perubahan lendir serviks, dan rasa nyeri di bagian perut bawah.
Secara umum, ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya dimulai. Namun, setiap wanita dapat memiliki rentang waktu yang sedikit berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mengenal tubuh mereka dan memperhatikan pola siklus menstruasi mereka untuk menentukan masa subur dengan lebih akurat.
Advertisement
Cara Menghitung Masa Subur Wanita
Masa subur wanita adalah periode waktu dimana kemungkinan terbesar untuk hamil terjadi. Mengetahui kapan masa subur wanita sangat penting bagi pasangan yang ingin merencanakan kehamilan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung masa subur wanita.
Metode pertama adalah metode kalender. Metode ini melibatkan pelacakan siklus menstruasi dan memperkirakan hari ovulasi. Wanita dapat mencatat tanggal awal dan akhir menstruasi selama beberapa bulan. Dengan memperhatikan panjang siklus menstruasi yang terjadi secara teratur, biasanya siklus 28 hari, maka dapat memperkirakan hari ovulasi. Misalnya, jika siklus menstruasi seorang wanita adalah 28 hari, maka ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14 dari siklus.
Metode kedua adalah metode suhu basal tubuh. Metode ini melibatkan pengukuran suhu basal tubuh setiap pagi setelah bangun tidur. Sebelum ovulasi, suhu basal tubuh wanita cenderung rendah, tetapi meningkat setelah ovulasi. Dengan memantau perubahan suhu tubuh dari waktu ke waktu, wanita dapat mendeteksi perubahan ovulasi dan mengetahui masa subur.
Metode ketiga adalah metode gelembung udara serviks. Wanita dapat memantau perubahan dalam lendir serviks dan posisi rahim untuk menentukan masa subur. Selama ovulasi, lendir serviks tampak seperti putih telur yang dapat membantu sperma mencapai sel telur dengan mudah. Posisi rahim juga dapat berubah selama ovulasi, menjadi lebih tinggi, lebih lembut, dan lebih terbuka.
Metode terakhir adalah tes ovulasi. Tes ovulasi tersedia di pasaran dan dapat membantu menentukan masa subur dengan mengukur tingkat hormon luteinizing (LH) dalam urin. Biasanya, LH akan meningkat sekitar 24-48 jam sebelum ovulasi terjadi. Dengan menggunakan tes ovulasi ini, wanita dapat mengetahui kapan ovulasi akan terjadi dan masa subur yang tepat.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Masa Subur
Masa subur adalah periode waktu di mana kemungkinan besar seorang wanita untuk hamil meningkat. Namun, untuk mengetahui kapan masa subur itu terjadi, tidak semudah yang dijelaskan. Ada berbagai faktor yang dapat memengaruhi siklus menstruasi dan masa subur wanita.
Stres adalah salah satu faktor yang dapat memengaruhi siklus menstruasi dan masa subur wanita. Ketika tubuh wanita mengalami stres, produksi hormon yang mengatur siklus menstruasi dapat menjadi tidak teratur. Hal ini dapat menyebabkan ovulasi terjadi lebih awal atau terlambat, sehingga sulit untuk menentukan masa subur dengan tepat.
Selain itu, diet juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan hormon dan kesuburan. Diet yang sangat rendah kalori atau kekurangan nutrisi tertentu dapat mengganggu produksi hormon reproduksi, seperti hormon luteinizing (LH) yang penting untuk ovulasi. Sebaliknya, diet yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga siklus menstruasi yang teratur dan mencegah masalah kesuburan.
Olahraga yang berlebihan juga dapat memengaruhi siklus menstruasi dan masa subur wanita. Ketika tubuh mengalami tingkat aktivitas fisik yang terlalu tinggi, itu dapat menyebabkan penurunan kadar lemak tubuh yang cukup untuk memicu ovulasi. Kondisi ini dikenal sebagai amenore olahraga-induksi, di mana siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti sama sekali.
Gangguan kesehatan seperti polycystic ovary syndrome (PCOS), endometriosis, dan gangguan tiroid juga dapat memengaruhi siklus menstruasi dan masa subur wanita. Dalam kondisi-kondisi ini, produksi hormon dapat terganggu, menjadikan ovulasi tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali.
Kesimpulannya, faktor-faktor seperti stres, diet, olahraga, dan gangguan kesehatan dapat memengaruhi siklus menstruasi dan masa subur wanita. Penting bagi setiap wanita untuk memahami dan memperhatikan faktor-faktor ini, sehingga dapat dengan lebih mudah mengetahui kapan masa subur mereka terjadi.
Â
Advertisement
Tanda-Tanda Wanita Ada di Masa Subur
Selain dengan cara menghitung masa subur, kapan masa subur wanita berlangsung dapat diketahui dari beberapa tanda-tanda yang dapat diperhatikan. Adapun tanda-tanda ketika memasuki masa subur antara lain adalah sebagai berikut:
- Meningkatnya suhu basal tubuh: Pada masa subur, suhu basal tubuh wanita cenderung meningkat sekitar 0,5-1 derajat Fahrenheit setelah ovulasi. Ini dapat diamati dengan memantau suhu tubuh setiap pagi sebelum bangun tidur dengan menggunakan termometer basal tubuh.
- Nyeri akibat ovulasi: Beberapa wanita mungkin mengalami nyeri di perut bagian bawah atau panggul selama ovulasi, yang bisa berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari.
- Perubahan pada air liur: Selama masa subur, air liur wanita cenderung menjadi lebih encer, licin, dan mirip dengan tekstur putih telur mentah. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi lendir serviks yang terjadi selama ovulasi.
- Munculnya lendir serviks: Pada masa subur, lendir serviks menjadi lebih banyak, lentur, dan berubah menjadi bening, encer, serta licin. Hal ini membantu memfasilitasi pergerakan sperma menuju sel telur yang matang.
- Merasa bergairah secara seksual: Selama masa subur, peningkatan hormon estrogen dan progesteron dapat meningkatkan libido atau dorongan seksual wanita. Wanita mungkin merasa lebih bergairah, bersemangat, dan nyaman dengan seksualitas mereka.
Memperhatikan tanda-tanda ini dapat membantu wanita mengidentifikasi kapan masa subur mereka terjadi. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua wanita akan mengalami semua tanda-tanda ini, dan penggunaan metode ini untuk menentukan masa subur harus didukung oleh metode lain yang lebih terpercaya, seperti penggunaan tes ovulasi atau pemantauan suhu basal tubuh. Jika seorang wanita memiliki kekhawatiran tentang kesuburannya atau memiliki masalah kesehatan reproduksi lainnya, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut.