Liputan6.com, Jakarta Momen Lebaran memang menjadi waktu yang sangat dinantikan dan penuh dengan keceriaan bagi umat Muslim di seluruh dunia. Namun, di tengah keceriaan tersebut, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan sensitif yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Pertanyaan seperti "Kapan Nikah?", "Kapan punya anak?", "Kapan lulus kuliah?", atau "Kapan naik pangkat?" yang cukup sensitif sering kali dilontarkan. Untuk itu ada tips merespon pertanyaan sensitif saat lebaran yang perlu diketahui.
Baca Juga
Advertisement
Kehidupan setiap orang memiliki tempo dan jalan yang berbeda-beda. Pertanyaan-pertanyaan sensitif yang diajukan sebenarnya tidak bertujuan untuk menyinggung. Bahkan di beberapa budaya, pertanyaan tersebut adalah bentuk dari perhatian. Oleh sebab itu menghadapi pertanyaan sensitif saat lebaran memerlukan sikap bijak dan diplomatis.
Bersikap agresif untuk merespons pertanyaan sensitif saat lebaran tidak dianjurkan karena sikap tersebut dapat memicu konflik. Tentu hal ini tidak diinginkan saat momen lebaran yang seharusnya dihabiskan dengan keceriaan dan saling memaafkan, berikut beberapa tips merespon pertanyaan sensitif saat lebaran yang Liputan6.com kumpulkan dari berbagai sumber, Rabu (15/4/2024).
1. Kenali Diri Sendiri dan Keluarga
Sebelum Lebaran tiba, sangat penting untuk mengenali diri sendiri dan memikirkan secara matang pertanyaan-pertanyaan sensitif yang mungkin akan ditanyakan oleh anggota keluarga. Misalnya, pertanyaan seperti "Kapan Nikah?" atau "Kapan punya anak?" yang bisa dirasa kurang nyaman untuk dijawab secara terbuka. Dengan memahami diri sendiri dan dinamika keluarga, kita bisa lebih siap dalam menyikapi pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
2. Persiapkan Mental dan Jawaban
Persiapan mental juga sangat penting. Hal ini meliputi pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan sensitif yang mungkin timbul, serta mempersiapkan jawaban yang bijaksana dan tidak menyinggung jika pertanyaan tersebut terlalu pribadi. Contohnya, jika ditanya "Kapan Nikah?" kita bisa menjawab dengan tersenyum dan mengatakan bahwa saat ini masih fokus pada karier atau hal-hal lain yang lebih prioritas.
3. Tidak Semua Pertanyaan perlu Dijawab
Setiap orang memiliki batasan privasi masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa yang penting bagi kita untuk dibicarakan dan apa yang sebaiknya tidak perlu dibahas dalam konteks Lebaran. Misalnya, jika ada pertanyaan yang terlalu sensitif, kita bisa mengalihkan pembicaraan ke topik lain yang lebih netral dan menyenangkan.
4. Tetap Tenang dan Sopan
Saat merespon pertanyaan sensitif, penting untuk tetap tenang dan menjaga sikap sopan. Hal ini akan membantu menjaga suasana kekeluargaan yang positif dan menghindari konflik atau ketegangan yang tidak diinginkan.
Hindari merespons dengan emosi dan berikan jawaban yang baik serta menghormati lawan bicara. Misalnya, ketika ditanya kapan menikah, kita bisa menjawab dengan diplomatis, "Saya belum menemukan pasangan yang tepat, tapi saya yakin suatu saat pasti akan bertemu dengan orang yang cocok untuk saya."
Advertisement
5. Gunakan Bahasa yang Ramah
Selain itu, saat merespon pertanyaan sensitif, pastikan untuk menggunakan bahasa yang ramah dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Hindari mengeluarkan komentar yang bisa menimbulkan kontroversi atau konflik di tengah suasana Lebaran yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan kedamaian.
6. Ubah Topik Serius Menjadi Humor
Salah satu strategi efektif dalam menghadapi pertanyaan sensitif adalah dengan mengubah topik serius menjadi humor. Ini dapat membantu mengurangi ketegangan dan menjaga suasana tetap menyenangkan. Misalnya, saat ditanya kapan punya pasangan, kita bisa menjawab dengan candaan, "Nanti kak, kalau sudah S3!" atau dengan cerita lucu yang terkait dengan pertanyaan yang diberikan.
7. Gunakan Penegasan Positif
Selain itu, gunakan penegasan positif dalam respons kita. Misalnya, jika ditanya kapan naik pangkat, kita bisa menjawab dengan optimis, "Saya sedang bekerja keras dan optimis akan mencapai target yang saya inginkan dalam waktu yang tepat."
8. Fokuskan Pada Hubungan Baik
Ingatlah bahwa momen Lebaran adalah waktu untuk mempererat hubungan dan bersilaturahmi. Jadi, fokuslah pada membangun hubungan yang baik dengan keluarga dan kerabat, meskipun pertanyaan-pertanyaan sensitif muncul.
9. Beri Pertanyaan Kembali
Jika diberi pertanyaan yang tidak dipahami atau membuat situasi canggung, lebih baik tanyakan hal lain yang mungkin digemari dan dimengerti oleh kedua belah pihak. Misalnya, ketika ada kerabat yang bercerita tentang pengalaman berinvestasi dan bertanya, "Jadi itu resiko yang om sudah hadapi ketika mencoba reksadana, kalau kamu bagaimana?", kamu dapat menjawab, "Aku belum pernah coba tapi tertarik nih om, kira-kira mulai dari mana ya?" Ini membantu membangun pembicaraan dengan ketertarikan yang sama, seperti pembahasan soal finansial.
10. Perlihatkan Ketidaknyamanan
Jika merasa pertanyaan tersebut mengganggu atau membuat tidak nyaman, kamu dapat menggunakan bahasa tubuh dengan menunduk saat menjawab dan kemudian meninggalkan ruangan. Gerak-gerik ini seharusnya sudah cukup untuk mengkomunikasikan ketidaknyamanan, dan diharapkan lawan bicara akan menghentikan pertanyaan yang tidak pantas.
11. Beri Pujian dan Alihkan Topik
Jika diberikan pertanyaan yang berlebihan atau tidak nyaman, kamu dapat memberi pujian pada penanya dan bertanya lebih banyak tentang dirinya. Misalnya, jika ada kerabat yang mengomentari penampilanmu secara negatif, kamu bisa menjawab dengan pujian dan bertanya tentang hal lain, seperti asal usul barang yang mereka kenakan. Ini dapat membantu mengalihkan fokus dari pertanyaan sensitif tanpa menyakiti perasaan lawan bicara
Advertisement