Abusive Relationship adalah Hubungan yang Melibatkan Kekerasan, Ini 7 Cara Menghindarinya

Abusive relationship atau hubungan yang melibatkan kekerasan merupakan situasi yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi setiap individu.

oleh Husnul Abdi diperbarui 04 Apr 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2024, 12:00 WIB
Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Abusive relationship atau hubungan yang melibatkan kekerasan merupakan situasi yang tidak diinginkan dan berbahaya bagi setiap individu. Untuk menghindari masalah ini, penting untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah yang bisa diambil untuk menjaga diri dari abusive relationship. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari jatuh ke dalam hubungan yang bersifat abusive. 

Pertama, penting untuk mengenali tanda-tanda awal abusive relationship. Beberapa tanda-tanda ini meliputi adanya kecenderungan pasangan untuk mengendalikan, menyakiti secara fisik atau emosional, sering memperlakukan dengan tidak hormat, atau bahkan melakukan ancaman. Dengan mengenali tanda-tanda ini secara dini, kamu dapat segera memutuskan hubungan yang berpotensi abusive dan menjauh sebelum semakin terjebak.

Selain itu, penting untuk memperkuat batas personal dan mengetahui apa yang kamu inginkan dan tidak inginkan dalam sebuah hubungan. Dengan memiliki keyakinan dan batasan yang jelas, kamu dapat menghindari hubungan yang tidak sehat dan abusive. Berkomunikasilah dengan pasangan secara terbuka dan jujur tentang harapan dan batasan yang ingin kamu tetapkan dalam hubungan.

Terakhir, penting untuk mengambil langkah-langkah konkret untuk melindungi diri jika kamu sudah berada dalam hubungan yang abusive. Carilah bantuan dari orang terdekat, keluarga, atau teman-teman yang bisa memberikan dukungan dan perlindungan. Jangan ragu untuk menghubungi lembaga atau organisasi yang fokus pada masalah kekerasan domestik untuk mendapatkan bantuan dan nasihat yang lebih lanjut.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat belajar bagaimana menghindari abusive relationship dan menjaga diri agar tetap dalam hubungan yang sehat dan aman. Penting untuk ingat bahwa setiap individu memiliki hak untuk merasa aman dan terlindungi dalam sebuah hubungan, dan tidak ada alasan untuk tetap tinggal dalam hubungan yang abusive.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (4/4/2024) tentang abusive relationship adalah.

1. Yakinkan Diri

Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Abusive Relationship adalah hubungan yang melibatkan kekerasan fisik, emosional, atau psikologis. Untuk menghindari terjebak dalam hubungan yang berpotensi abusive, yakinkan diri menjadi langkah pertama yang penting.

Meyakinkan diri melibatkan memahami nilai-nilai diri dan batasan pribadi. Seseorang harus tahu apa yang diharapkan dari sebuah hubungan sehat dan apa yang tidak bisa diterima. Menetapkan batasan yang jelas dalam hubungan adalah langkah penting untuk menghindari abusive relationship. Ketika memulai hubungan baru, jangan takut untuk berbicara terbuka tentang batasan ini kepada pasangan.

Meyakinkan diri juga termasuk dalam menjaga kesehatan emosional dan mental. Merawat diri sendiri dan mencari dukungan dari orang terdekat serta ahli terkait akan membantu mencegah jatuh ke dalam abusive relationship. Jika seseorang merasa tidak aman, bisa mencari bantuan lembaga yang fokus pada kekerasan dalam hubungan.

Secara keseluruhan, meyakinkan diri adalah kunci utama dalam menghindari abusive relationship. Dengan memahami nilainya, menetapkan batasan yang jelas, memahami tanda-tanda peringatan, dan menjaga kesehatan emosional, seseorang dapat membangun hubungan yang sehat dan menghindari jatuh ke dalam abusive relationship.

 

2. Memberanikan Diri Cerita kepada Orang Terdekat

Salah satu langkah penting dalam menghindari abusive relationship adalah dengan memberanikan diri untuk bercerita kepada orang terdekat. Dalam situasi abusive relationship, seringkali korban merasa takut untuk berbagi pengalaman mereka kepada orang lain. Namun, dengan memberanikan diri untuk bercerita kepada orang terdekat, korban dapat mendapatkan dukungan emosional dan pengertian yang akan membantu mereka melangkah keluar dari hubungan yang tidak sehat.

Bercerita kepada orang terdekat merupakan langkah awal yang penting dalam proses pemulihan. Ketika korban membuka diri kepada orang lain, mereka tidak hanya berbagi beban mereka, tetapi juga memberikan kesempatan kepada orang lain untuk membantu dan mendukung mereka dalam menghadapi masalah tersebut. Orang terdekat seperti keluarga dan teman dekat merupakan pilihan yang tepat untuk bercerita, karena mereka cenderung lebih dekat dan dapat memberikan dukungan secara emosional maupun praktis.

Dalam bercerita kepada orang terdekat, korban bisa merasa lega dan mendapatkan pemahaman bahwa mereka tidak sendiri dalam menghadapi abusive relationship. Orang terdekat dapat memberikan dukungan, saran, dan pengertian yang akan menjadi pendorong bagi korban untuk keluar dari hubungan yang merugikan tersebut. Selain itu, bercerita juga membantu korban untuk mengenali pola-pola toxic dalam hubungan mereka dan mempertimbangkan langkah-langkah selanjutnya yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut.

3. Memprioritaskan Kesehatan dan Keselamatan Diri

hubungan cinta
ilustrasi abusive relationship/copyright Unsplash/Huyen Nguyen

Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan diri adalah langkah penting dalam menghindari abusive relationship. Ketika seseorang berada dalam hubungan yang tidak sehat dan berpotensi abusive, penting untuk mengutamakan kesehatan fisik dan emosional sendiri.

Langkah pertama menghindari abousive relationship adalah mengenali tanda-tanda abusive relationship. Hal ini meliputi tindakan yang merendahkan dan menghina diri, kekerasan fisik atau seksual, kontrol berlebihan, dan isolasi dari teman dan keluarga. Jika ada tanda-tanda seperti ini, segera lakukan langkah-langkah untuk melindungi diri.

Melakukan self-care juga penting dalam memprioritaskan kesehatan dan keselamatan diri. Hal ini meliputi menjaga pola tidur dan gizi yang baik, berolahraga secara teratur, dan mencari dukungan dari teman dan keluarga. Menghindari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan juga penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.

Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan diri adalah langkah penting dalam menghindari abusive relationship. Setiap orang berhak hidup dalam hubungan yang sehat dan bebas dari kekerasan.

 

4. Berhenti Menjadi Lemah dan Kuatkan Diri

Dalam hubungan abusive, salah satu faktor penting yang perlu dipahami adalah pentingnya berhenti menjadi lemah dan menguatkan diri sendiri. Hal ini dikarenakan seringkali korban dalam abusive relationship cenderung mempertahankan hubungan tersebut karena merasa lemah dan tidak berdaya.

Untuk menghindari abusive relationship, pertama-tama korban perlu berhenti menjadi lemah. Hal ini berarti menghentikan sikap pasif dan menumbuhkan keberanian untuk mengambil tindakan yang tepat. Korban perlu menyadari bahwa kebahagiaan dan keselamatan menjadi prioritas utama, dan tidak boleh mengorbankan diri sendiri dalam hubungan yang merugikan.

Selanjutnya, korban perlu menguatkan diri sendiri. Ini termasuk mengembangkan rasa percaya diri, mengenali nilai-nilai yang penting, dan menetapkan batasan yang jelas. Korban harus belajar mengenali tanda-tanda abusive relationship, seperti kontrol berlebihan, manipulasi emosional, dan kekerasan fisik maupun verbal, serta berani untuk menghentikan hubungan yang tidak sehat.

Mempunyai jaringan support yang kuat juga menjadi hal yang penting dalam menguatkan diri. Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman-teman, maupun lembaga bantuan dapat membantu korban untuk merasa lebih kuat dan yakin dalam menghadapi abusive relationship.

5. Berpikir Positif untuk Meninggalkan Hubungan Tersebut

Editor Says: Abusive Relationship Bukan Tanda Cinta
Sadari tanda-tanda abusive relationship dan segera selamatkan dirimu. Kekerasan dalam hubungan bukan tanda cinta. (Foto: unplash.com)

Berpikir positif merupakan sikap mental yang melibatkan cara pandang yang optimis terhadap hidup. Dengan memiliki pikiran yang positif, seseorang akan lebih mampu mengenali dan menghindari abusive relationship. Ketika menghadapi situasi yang tidak sehat, berpikir positif membantu untuk mengidentifikasi perilaku abusive dan mengambil tindakan yang tepat.

Pertama, berpikir positif akan membantu seseorang untuk lebih percaya pada dirinya sendiri. Ketika merasa memiliki nilai dan harga diri yang tinggi, seseorang akan lebih cenderung menghindari hubungan yang merendahkan atau melukai perasaan mereka. Mereka akan memiliki keberanian dan keyakinan untuk melawan perilaku abusive yang merugikan.

Kedua, berpikir positif juga membangun kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Seseorang dengan sikap mental yang positif akan lebih sadar terhadap perubahan suasana hati dan perilaku pasangan. Jika ada tanda-tanda abusive relationship, mereka akan lebih mudah untuk mengambil tindakan seperti berkomunikasi secara terbuka atau mencari bantuan dari orang terdekat.

 

6. Berkomitmen untuk Pergi

Hal yang paling penting dalam menghindari abusive relationship adalah dengan berkomitmen untuk pergi. Tidak peduli seberapa kuat ikatan yang sudah terjalin, jika hubungan tersebut tidak sehat dan merugikan, maka keputusan yang paling tepat adalah pergi.

Banyak orang yang terjebak dalam abusive relationship karena mereka tidak memiliki komitmen kuat untuk meninggalkan pasangan yang menyakiti mereka secara fisik maupun emosional. Berkomitmen untuk pergi berarti melepaskan diri dari hubungan yang tidak sehat serta memilih untuk menempatkan diri sendiri sebagai prioritas.

Pergi adalah langkah awal yang penting dalam proses pemulihan dan pemulihan diri. Dalam abusive relationship, korban sering kali merasa terjebak dan tidak memiliki kendali atas hidup mereka. Dengan berkomitmen untuk pergi, korban dapat mulai kembali mengambil kendali atas hidup mereka dan membangun kehidupan yang lebih baik.

Menghindari abusive relationship bukanlah perkara yang mudah. Namun, dengan berkomitmen untuk pergi dan memulai hidup baru, korban dapat memperoleh kebebasan dan kesejahteraan yang mereka pantas. Penting untuk ingat bahwa tidak peduli seberapa besar rasa cinta atau ikatan yang terjalin, tidak ada hubungan yang layak jika itu merugikan. Prioritaskan diri sendiri, dan berkomitmenlah untuk pergi dari abusive relationship.

 

7. Bicaralah dengan Seorang Profesional

Salah satu cara efektif untuk menghindari abusive relationship adalah dengan berbicara dengan seorang profesional. Banyak orang yang tenggelam dalam situasi abusive relationship tidak menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang beracun dan merugikan. Konsultasi dengan seorang profesional dapat memberikan pencerahan dan pandangan obyektif tentang hubungan yang sedang dijalani.

Seorang profesional seperti psikolog, terapis, atau konselor memiliki pengalaman dan pengetahuan yang dapat membantu individu dalam mengenali pola dan tanda-tanda kekerasan dalam hubungan. Mereka juga dapat memberikan panduan dan strategi untuk menghindari abusive relationship, termasuk cara meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki komunikasi, atau mengatur batasan yang sehat dalam hubungan.

Selain itu, berbicara dengan seorang profesional juga memberikan rasa pengertian dan dukungan emosional. Menghadapi abusive relationship adalah pengalaman yang sulit dan membingungkan, sehingga memiliki seseorang yang mendengarkan dan memberikan nasihat yang tepat dapat sangat membantu dalam mengambil keputusan yang tepat.

Dalam mengatasi abusive relationship, penting untuk mengingat bahwa tidak ada yang salah atau lemah ketika meminta bantuan dari seorang profesional. Sebaliknya, itu adalah tanda keberanian dan kepedulian terhadap kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri. Dalam hal ini, bicaralah dengan seorang profesional sebagai langkah awal yang penting untuk menghindari abusive relationship dan memulai hidup yang lebih sehat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya