Liputan6.com, Jakarta Popularitas adalah hal yang penting dalam kehidupan remaja, sebagaimana disampaikan oleh Mitch Prinstein, seorang profesor psikologi dan penulis buku "Popular: The Power of Likability in a Status-Obsessed World." Dorongan untuk menjadi populer di antara teman sebaya mencapai puncaknya pada masa remaja, saat kita sedang mengembangkan kepribadian yang stabil. Pesan-pesan yang diterima pada usia 14 tahun tentang siapa diri kita dan bagaimana dunia bekerja akan memengaruhi perilaku kita di masa dewasa.
Baca Juga
Advertisement
Namun, pengaruh popularitas pada perkembangan remaja memiliki paradoks. Siswa yang sangat populer bisa jadi sangat tidak disukai oleh teman-teman mereka. Padahal bisa jadi anak populer ini jadi role model teman-temannya. Popularitas menjadi hal yang secara sadar dicari, tapi ini tidak selalu baik. Bahkan, salah pengaruh popularitas pada perkembangan remaja dapat membahayakan remaja dalam jangka panjang.
Pentingnya popularitas bagi remaja tercermin dalam dua jenis yang berbeda, yaitu likabilitas dan status. Likabilitas berkaitan dengan seberapa disukai seseorang di antara teman-temannya, sementara status mencerminkan visibilitas, dominasi, dan pengaruh seseorang dalam kelompok.
Pada dasarnya, anak-anak cenderung tertarik pada teman sebaya yang memperlakukan orang lain dengan hormat, tahu bagaimana berbagi dan bekerja sama, serta membuat anggota kelompok merasa baik tentang diri mereka sendiri. Namun, ketika remaja masuk ke sekolah menengah, mereka cenderung mencari perhatian dari teman sebaya dengan cara yang mungkin tidak selalu sehat, seperti dominasi, agresi, dan kekuasaan.
Kajian Prinstein menggarisbawahi bahwa popularitas dapat memiliki dampak yang kompleks pada perkembangan remaja. Sementara likabilitas menciptakan hubungan yang sehat dan positif, status dapat membawa risiko jangka panjang, termasuk masalah dalam hubungan sosial, kecanduan zat, dan kesulitan dalam membangun hubungan yang memuaskan di masa dewasa. Berikut ulasan lebih lanjut tentang pengaruh popularitas pada perkembangan remaja yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (25/4/2024).
Bagaimana Popularitas Memengaruhi Remaja?
Popularitas dapat memengaruhi remaja dalam banyak cara. Menurut Mitch Prinstein, cara remaja berinteraksi dengan teman sebayanya dan cara mereka mengatur emosi dapat memprediksi masalah yang akan mereka hadapi di masa depan, seperti kecanduan, kesulitan dalam hubungan, dan bahkan kemampuan merawat anak. Dalam penelitiannya, Prinstein juga menemukan dua kelompok remaja yang paling berisiko terkait dengan status sosial mereka.
Kelompok pertama adalah remaja yang sering ditolak oleh teman-temannya. Prinstein menyebut bahwa pengalaman masa lalu individu dapat memengaruhi cara kita memandang situasi di masa depan. Jadi, jika remaja mengalami penolakan di sekolah, mereka mungkin akan "mengharapkan penolakan" sebagai orang dewasa, yang bisa memengaruhi cara mereka berhubungan dengan orang lain dan bagaimana mereka melihat diri sendiri.
Popularitas yang berkaitan dengan status juga memiliki risiko jangka panjang. Orang yang populer karena status seringkali tumbuh dengan kepercayaan bahwa cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan adalah dengan bersikap agresif dan terus-menerus memperhatikan status sosial. Hal ini bisa berujung pada masalah dalam hubungan, masalah penyalahgunaan narkoba maupun alkohol, dan kesulitan dalam membangun hubungan yang memuaskan di masa dewasa.
Dari penelitian Prinstein, kita bisa belajar bahwa orang dewasa dapat membantu remaja menghadapi permasalahan popularitas ini dengan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi di otak mereka dan di lingkungan sekolah. Dengan bimbingan yang tepat, remaja bisa belajar mengelola emosi mereka dengan baik, membangun hubungan yang positif, dan tidak harus mengorbankan kesejahteraan mereka di masa depan.
Advertisement
Upaya Mepersiapkan Menghadapi Popularitas
Persiapan remaja dalam menghadapi popularitas menjadi penting mengingat dampak yang luas dari fenomena ini. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan berdasarkan pene;itian yang dilakukan Mitch Prinstein
1. Ajarkan Keterampilan Sosial dan Kepemimpinan
Data menunjukkan bahwa likabilitas kita memprediksi banyak hasil hingga beberapa dekade ke depan, bahkan setelah mempertimbangkan faktor-faktor seperti IQ dan status sosioekonomi. Keterampilan sosial dan kepemimpinan sangat penting untuk sukses di dunia modern, namun seringkali kita menghabiskan sedikit waktu untuk mengajarkannya.Â
Prinstein menyarankan agar guru mengajarkan keterampilan sosial dan kepemimpinan kepada remaja, misalnya saat memberikan tugas kelompok. Para guru dapat membantu remaja mengidentifikasi dan mempraktikkan keterampilan kepemimpinan yang efektif, khususnya keterampilan yang membuat mereka disukai oleh orang lain.
2. Berikan Dukungan TerstrukturÂ
Orang tua dapat memberikan dukungan sosial yang efektif kepada remaja melalui metode "scaffolding" atau memberikan struktur dan pemodelan perilaku sosial positif, kemudian mundur seiring dengan kemampuan anak-anak yang semakin berkembang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh dan bimbingan kepada remaja dalam menghadapi situasi sosial yang rumit, seperti bagaimana cara menolak undangan dengan sopan atau mengungkapkan perasaan kepada teman yang menyakiti.
3. Bantu Remaja Menavigasi Media Sosial
Prinstein menyoroti pentingnya membantu remaja mengelola penggunaan media sosial. Media sosial seringkali memenuhi keinginan kita untuk mendapatkan perhatian dari teman sebaya, namun juga dapat menimbulkan krisis pencarian status dalam masyarakat.Â
Prinstein menyarankan remaja untuk fokus pada pengembangan keterampilan empati, membangun hubungan yang tulus, menjadi pendengar yang baik, dan mengembangkan persahabatan yang baik. Fokus pada hal-hal tersebut jauh lebih berharga daripada mencari popularitas di media sosial dengan cara yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Â