7 Langkah Mitigasi Gempa Ketika Berada di Dalam Gedung Bertingkat, Jangan Panik

Aspek penting dari mitigasi gempa adalah pemahaman tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi gempa bumi, terutama saat berada di dalam gedung tinggi.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 29 Apr 2024, 15:45 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2024, 15:45 WIB
Gempa Hari Ini di NTB dan NTT Tidak Berpotensi Tsunami
Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Jakarta Pengetahuan tentang mitigasi gempa sangat penting, terutama di wilayah rawan seperti Indonesia yang berada di antara pertemuan tiga lempeng besar. Gempa bumi dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, termasuk saat kita berada di dalam gedung bertingkat. Oleh karena itu, mitigasi gempa merupakan langkah yang diperlukan untuk melindungi diri dan mengurangi risiko cedera atau kerusakan.

Salah satu aspek penting dari mitigasi gempa adalah pemahaman tentang tindakan yang harus diambil saat terjadi gempa bumi, terutama saat berada di dalam gedung tinggi. Meskipun gedung-gedung tinggi memiliki keamanan yang lebih baik jika dibangun sesuai standar kegempaan yang kuat, tetapi tetap diperlukan pengetahuan tentang langkah-langkah yang efektif untuk menyelamatkan diri.

Dengan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang mitigasi gempa, kita dapat lebih siap dan mampu melindungi diri serta orang lain saat terjadi gempa bumi. Langkah-langkah penting untuk menjaga keselamatan dan mengurangi dampak buruk dari bencana alam tersebut. Berikut langkah-langkah mitigasi gempa apabila sedang berada di dalam gedung bertingkat yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (29/4/2024).

1. Usahakan untuk Tetap Tenang

Gedung Bertingkat Diminta Perhatikan Ketahanan Gempa
Deratan gedung bertingkat dikawasan Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2022). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta pembangunan gedung bertingkat termasuk sekolah baru di Ibu Kota agar memperhatikan unsur ketahanan gempa. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bersikap tenang saat gempa terjadi adalah salah satu langkah penting dalam mitigasi gempa, terutama saat kita berada di dalam gedung bertingkat. Menjaga ketenangan dan menghindari panik memiliki dampak besar dalam keselamatan diri sendiri dan orang lain. 

Ketika gempa bumi terjadi, reaksi yang alami bagi sebagian orang adalah panik dan kebingungan. Namun, bersikap tenang adalah kunci untuk menghadapi situasi tersebut dengan efektif. Dengan tetap tenang, pikiran kita dapat tetap jernih dan memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang tepat dan rasional dalam situasi darurat.

Pemikiran yang jernih membantu kita untuk lebih mudah mengidentifikasi risiko dan bahaya di sekitar, serta menentukan langkah-langkah mitigasi yang sesuai. Misalnya, jika kita merasa gedung bergoyang, reaksi yang tepat adalah segera mencari tempat perlindungan di bawah meja atau tempat yang kokoh untuk melindungi diri dari benda-benda jatuh atau pecahan kaca.

Dengan menjaga ketenangan, kita dapat mengikuti prosedur evakuasi dengan lebih efisien dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan atau cedera selama proses evakuasi. Bersikap tenang bukan berarti mengabaikan situasi atau meremehkan potensi bahaya. Sebaliknya, bersikap tenang memungkinkan kita untuk tetap waspada dan responsif terhadap perubahan situasi serta mengambil langkah-langkah mitigasi yang sesuai dengan kondisi gempa yang terjadi.

2. Jauhi jendela dan Tembok

Gempa bumi dapat menyebabkan getaran yang kuat, yang dapat membuat jendela bergoyang atau bahkan pecah. Ini membawa risiko serius terhadap cedera akibat pecahan kaca atau benda-benda yang terjatuh dari jendela. Dengan menjauhi jendela, kita mengurangi risiko terkena serpihan kaca atau tertimpa benda yang terlepas.

Getaran yang kuat dari gempa juga dapat menyebabkan tembok atau struktur bangunan lainnya menjadi tidak stabil dan berpotensi roboh. Dalam situasi ini, berada dekat dengan tembok dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan tertimbun atau terjepit oleh reruntuhan. Dengan menjauhi tembok, kita mengurangi risiko terjebak di bawah reruntuhan atau terluka akibat tertimpa benda berat.

3. Tetap di Dalam Gedung

Ilustrasi petunjuk tangga darurat
Ilustrasi petunjuk tangga darurat. (Photo created by jannoon028 on www.freepik.com)

Gempa bumi umumnya berlangsung hanya selama beberapa detik, sehingga kemungkinan untuk berhasil keluar dari gedung tinggi saat gempa terjadi sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh waktu yang terbatas dan potensi bahaya yang tinggi di luar gedung saat gempa terjadi, seperti puing-puing yang berjatuhan atau kerumunan orang yang panik.

Meninggalkan gedung tinggi saat terjadi gempa dapat meningkatkan risiko terkena puing-puing yang berjatuhan, terutama jika gedung tersebut dihuni oleh banyak orang. Peluang untuk keluar dengan aman dari gedung dalam kondisi darurat seperti ini juga terbatas karena potensi kepadatan dan kekacauan di tangga darurat atau lorong evakuasi.

Langkah yang lebih bijak adalah mencari perlindungan di dalam gedung. Carilah tempat yang aman seperti di bawah meja atau struktur bangunan yang kokoh. Hindari jendela, perabot yang dapat roboh, dan dinding yang mungkin runtuh. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko terkena serpihan atau tertimpa benda berat saat gempa terjadi.

Setelah menemukan tempat perlindungan, segera lakukan langkah "Drop, Cover, Hold On." Berlutut atau jongkok, lindungi kepala dan leher dengan tangan atau benda keras, dan tetap berada di posisi itu hingga gempa berhenti. Langkah ini membantu melindungi tubuh dari bahaya langsung akibat gempa bumi.

4. Jangan Gunakan Lift saat Gempa

Ilustrasi Lift
Ilustrasi lift. (dok. Pixabay.com/nakataza02)

Menggunakan lift saat terjadi gempa bumi meningkatkan risiko terjadi korsleting listrik. Getaran yang kuat dari gempa dapat mengganggu sistem listrik pada lift dan menyebabkan gangguan atau bahkan korsleting listrik yang berpotensi membahayakan penggunanya. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan serius atau bahkan kebakaran di dalam lift.

Lift umumnya tidak dirancang untuk digunakan dalam kondisi darurat seperti gempa bumi. Meskipun ada sistem keamanan otomatis untuk menghentikan lift saat terjadi guncangan yang kuat, namun masih ada kemungkinan terjadi masalah teknis atau kerusakan pada sistem tersebut. Hal ini dapat menyebabkan lift terjebak di tengah perjalanan, meninggalkan penumpang dalam situasi berbahaya.

Sebagai alternatif, disarankan untuk menggunakan tangga darurat saat terjadi gempa. Tangga darurat dirancang untuk keadaan darurat dan biasanya memiliki struktur yang kokoh serta dilengkapi dengan tanda-tanda evakuasi dan pencahayaan darurat. Menggunakan tangga darurat juga memungkinkan untuk turun dengan lebih cepat dan aman dalam kondisi gempa bumi.

5. Cari Tempat Berlindung di Dalam Gedung

Saat terjadi gempa bumi, mencari tempat perlindungan dapat menjadi langkah yang menyelamatkan nyawa. Melindungi organ vital seperti kepala dengan menggunakan bantal atau lengan dapat mengurangi risiko cedera akibat serpihan atau benda-benda jatuh. Tempat perlindungan seperti di bawah meja juga dapat memberikan perlindungan tambahan dari reruntuhan atau benda-benda yang mungkin roboh.

Memilih tempat yang kokoh dan stabil sebagai tempat perlindungan juga penting. Tempat-tempat seperti di bawah meja atau di dekat struktur bangunan yang kuat dapat memberikan perlindungan yang lebih baik saat terjadi gempa bumi. Hindari ruangan yang sempit yang dapat membuat Anda terjebak di bawah reruntuhan yang berjatuhan.

Mencari tempat perlindungan dengan cepat dan tepat dapat menyelamatkan waktu yang berharga saat terjadi gempa bumi. Langkah ini membantu meminimalkan risiko cedera atau bahkan kehilangan nyawa akibat dampak langsung dari gempa, seperti tertimpa benda berat atau terkena serpihan tajam.

6. Evakuasi Setelah Gempa Berhenti

[Bintang] Gempa Lombok, Ratusan Orang di Gili Trawangan Dievakuasi
Gempa Lombok: Badan SAR Nasional (Basarnas) melakukan evakuasi sekitar 700 orang yang berada di Gili Trawangan, Nusa Tenggara Barat (NTB). (Ilustrasi: iStockphoto)

Setelah gempa bumi mereda, penting untuk persiapkan diri untuk evakuasi jika diperlukan. Pastikan Anda telah membawa perlengkapan darurat seperti senter, baterai cadangan, dan pakaian yang sesuai. Perlengkapan darurat ini dapat membantu Anda tetap aman dan terlindungi selama proses evakuasi, terutama jika terjadi kegelapan atau gangguan listrik.

Perhatikan suara atau getaran yang tidak biasa di sekitar Anda. Hal ini penting karena dapat menjadi tanda adanya bahaya lanjutan seperti kebakaran atau kerusakan struktural. Bersiaplah secara mental dan fisik untuk menghadapi situasi darurat yang mungkin timbul pasca gempa bumi.

7. Langkah Mitihasi Jika Terjebak di Dalam Gedung

Langkah-langkah mitigasi saat terjebak di dalam gedung pasca gempa bumi sangat penting untuk memastikan keselamatan dan kemungkinan evakuasi yang lebih efektif. Jika Anda memiliki ponsel atau alat pemberitahuan darurat, segera gunakan untuk memberi tahu orang-orang di luar gedung tentang lokasi Anda. Pesan singkat atau panggilan telepon dapat menjadi sarana penting untuk meminta bantuan dan memberi tahu petugas penyelamat atau tim evakuasi tentang keberadaan Anda di dalam gedung.

Jika terdapat orang lain di sekitar Anda, pertahankan komunikasi untuk saling memberi dukungan dan informasi. Berkomunikasi dengan jelas dan efektif dapat membantu dalam mengoordinasikan upaya evakuasi atau bantuan darurat. Saling memberi informasi tentang kondisi gedung, lokasi perlindungan, dan kondisi diri masing-masing juga penting untuk memastikan keselamatan bersama.

Jika ada instruksi evakuasi yang diberikan oleh petugas penyelamat atau otoritas setempat, segera ikuti dengan cermat dan disiplin. Instruksi tersebut dapat berupa jalur evakuasi yang aman, lokasi pertemuan, atau tindakan darurat lainnya yang diperlukan untuk meningkatkan keselamatan dan memfasilitasi evakuasi.

Meskipun situasi dapat menjadi tegang dan sulit, penting untuk tetap tenang dan tidak panik. Pemikiran yang jernih dan sikap tenang membantu dalam membuat keputusan yang tepat dan efektif dalam situasi darurat seperti ini. Hindari membuat keputusan impulsif atau gegabah yang dapat meningkatkan risiko cedera atau bahaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya