Pencegahan Stunting, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak-anak pada masa pertumbuhan mereka.

oleh Husnul Abdi diperbarui 30 Apr 2024, 11:49 WIB
Diterbitkan 30 Apr 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi anak stunting
Ilustrasi anak stunting. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Apa Itu Stunting? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak-anak pada masa pertumbuhan mereka. Stunting ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan rata-rata anak seusianya. Kondisi ini biasanya terjadi dalam tiga tahun pertama kehidupan anak, yakni mulai dari saat kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang sering kali terjadi di masa kritis pertumbuhan anak-anak. Kondisi ini dapat mengakibatkan dampak jangka panjang pada anak, seperti masalah kesehatan fisik dan perkembangan kognitif yang terganggu. Selain itu, stunting juga dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh anak dan meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa.

Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya stunting meliputi ketidakcukupan asupan nutrisi, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, dan pendidikan ibu yang rendah. Oleh karena itu, pencegahan stunting perlu dilakukan melalui upaya-upaya yang melibatkan berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan sanitasi. Hal ini penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, akses ke pelayanan kesehatan yang baik, serta kehidupan yang sehat dan bersih.

Dalam upaya untuk mengatasi stunting, diperlukan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, keluarga, serta individu. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang apa itu stunting, diharapkan upaya pencegahan dan penanggulangan stunting dapat dilakukan dengan lebih efektif, sehingga generasi masa depan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/4/2024) tentang pencegahan stunting.

Penyebab Stunting

Ilustrasi Stunting
Ilustrasi Stunting. Foto: Ade Nasihudin Liputan6.com (9/11/2020).

Sebelum mengenlai pencegahan stunting, kamu perlu mengenali penyebabnya terlebih dahulu. Penyebab stunting dapat sangat bervariasi dan kompleks yaitu sebagai berikut:

1. Gizi buruk: Kekurangan nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin A, dan yodium dapat menyebabkan stunting. Kekurangan ini biasanya disebabkan oleh pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya variasi dalam jenis makanan yang dikonsumsi.

2. Infeksi dan penyakit: Infeksi yang kronis atau berulang, seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan malaria, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menghambat pertumbuhan anak.

3. Kehamilan yang tidak sehat: Kekurangan gizi dan pola makan yang tidak seimbang selama kehamilan dapat berdampak negatif pada pertumbuhan janin yang sedang berkembang. Faktor-faktor lain seperti usia terlalu muda atau terlalu tua saat hamil, serta interval kehamilan yang terlalu singkat, juga dapat memengaruhi kesehatan janin.

4. Pola hidup yang tidak sehat: Ketika ibu hamil atau anak-anak tidak memiliki akses ke air bersih, sanitasi yang baik, dan fasilitas kesehatan yang memadai, risiko terjadinya stunting akan meningkat. Pola hidup yang rendah akan menghalangi perkembangan anak secara optimal.

5. Faktor sosial-ekonomi: Stunting lebih umum terjadi pada keluarga dengan tingkat pendapatan rendah atau dalam kondisi kemiskinan. Keterbatasan ekonomi dapat menghambat akses terhadap makanan bergizi, pelayanan kesehatan, dan lingkungan yang sehat secara keseluruhan.

Itulah beberapa penyebab utama stunting pada anak. Untuk pencegahan stunting, diperlukan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, keluarga, dan masyarakat luas.

Gejala Stunting

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang terjadi sebelum usia lima tahun. Dalam hal ini, tinggi badan anak tidak mencapai pertumbuhan normal sesuai dengan usianya. Stunting umumnya dipicu oleh kekurangan gizi yang berlangsung dalam jangka panjang. Dalam pencegahan stunting, kamu perlu mengenali gejalanya, yaitu:

1. Pertumbuhan lambat: Anak yang mengalami stunting akan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya. Tinggi badan dan berat badan anak yang mengalami stunting tidak sesuai dengan standar pertumbuhan normal.

2. Berat badan kurang: Anak dengan stunting cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah dari anak sebaya yang tumbuh normal.

3. Penampilan fisik: Anak stunting juga dapat menunjukkan ciri-ciri fisik khas seperti kepala yang terlihat besar dibandingkan dengan tubuhnya, kelainan pada bentuk wajah, serta tulang dan otot yang kurang berkembang.

4. Keterlambatan perkembangan: Stunting juga dapat mempengaruhi perkembangan saraf dan kognitif anak. Anak-anak stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara, motorik, dan kognitifnya.

5. Mudah terjangkit penyakit: Anak stunting memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga rentan terhadap penyakit infeksi.

Stunting dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kurangnya asupan gizi yang seimbang, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, dan faktor sosial-ekonomi. Pencegahan stunting sangat penting, karena kondisi ini dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan fisik, kognitif, dan produktivitas anak di masa depan.

Pengobatan Stunting

Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Stunting adalah masalah yang terjadi saat anak mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang terhambat akibat gizi buruk dan kurangnya asupan nutrisi yang cukup sejak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Untuk mengatasi stunting, penanganan yang komprehensif dan terkoordinasi diperlukan agar anak dapat tumbuh dengan sehat dan mencapai potensinya secara optimal. Berikut adalah pengobatan stunting:

1. Pemberian ASI Eksklusif: Memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan dapat memberikan nutrisi yang optimal, melindungi dari infeksi, dan mempromosikan pertumbuhan yang sehat.

2. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI): Mulai memberikan makanan pendamping ASI setelah usia 6 bulan, yang diperkaya dengan nutrisi yang diperlukan, seperti biji-bijian, buah-buahan, sayuran, dan protein nabati maupun hewani.

3. Suplementasi Zat Gizi: Pemberian suplemen zat gizi seperti vitamin A, zat besi, dan zinc dapat membantu menutrisi serta memperkuat sistem kekebalan tubuh anak.

4. Pemeriksaan Rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin pada anak termasuk penilaian pertumbuhan dan perkembangan psikomotorik untuk mendeteksi stunting sedini mungkin dan memberikan penanganan yang tepat.

5. Penanganan Medis: Jika stunting disebabkan oleh masalah kesehatan yang mendasarinya, seperti infeksi paru-paru, gangguan pencernaan, atau kelainan hormonal, penanganan medis khusus seperti antibiotik atau terapi tertentu mungkin diperlukan.

Dengan menjalankan pengobatan stunting yang terstruktur dan tepat, diharapkan anak-anak dapat mengatasi masalah pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, sehingga mereka memiliki kesempatan yang lebih baik untuk tumbuh menjadi individu yang sehat dan produktif. Kamu tentunya lebih baik juga memahami betul tentang pencegahan stunting.

Pencegahan Stunting

Stunting dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak, serta dapat memengaruhi kualitas hidupnya di masa depan. Untuk itu, pencegahan stunting begitu penting dipahami setiap orang. Berikut beberapa pencegahan stunting:

1. Pemberian ASI Eksklusif: Memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama merupakan langkah penting dalam mencegah stunting. ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.

2. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI): Setelah 6 bulan, diperlukan pemberian MP-ASI yang bergizi seimbang. Pastikan makanan diberikan dalam jumlah yang cukup dan kaya akan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

3. Nutrisi Ibu Hamil: Gizi ibu hamil yang baik akan berpengaruh pada pertumbuhan janin. Pastikan ibu hamil mendapatkan makanan bergizi seperti protein, zat besi, kalsium, asam folat, dan vitamin A, C, dan D.

4. Hygiene dan Sanitasi yang Baik: Kebersihan makanan dan air yang dikonsumsi juga penting untuk mencegah terjadinya diare dan infeksi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

5. Perhatikan Kesehatan Anak: Melakukan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin dan memberikan imunisasi yang disarankan dapat membantu mencegah stunting.

Pencegahan stunting merupakan tanggung jawab bersama. Dengan menjaga pola makan yang baik dan memperhatikan kesehatan anak, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya