Vaksin Influenza Adalah Jenis Imunisasi, Kenali 4 Efek Sampingnya

Vaksin influenza metode yang efektif dan aman dalam melindungi tubuh dari flu.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 13 Mei 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2024, 18:45 WIB
Perlukah Vaksin Influenza untuk Anak yang Sering Pilek?
Perlukah Vaksin Influenza untuk Anak yang Sering Pilek?

Liputan6.com, Jakarta Vaksin influenza merupakan salah satu jenis imunisasi yang bisa dilakukan, untuk melindungi tubuh dari infeksi virus penyebab influenza atau flu. Sejak ditemukan oleh Edward Jenner pada abad ke-18, vaksinasi telah menjadi metode yang efektif, dalam mengurangi tingkat infeksi dan mencegah penyakit menular.

Vaksin influenza mengandung virus yang dilemahkan, atau protein virus mati yang dikenal sebagai antigen. Ketika vaksin ini dimasukkan ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan memberikan respons dengan memproduksi antibodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi. Selain itu, sistem kekebalan yang terlatih oleh vaksin influenza juga akan memudahkan tubuh, untuk melawan virus penyebab flu jika terjadi infeksi.

Vaksin influenza dianjurkan untuk semua orang, khususnya mereka yang berada pada kelompok risiko tinggi, seperti orang tua, anak-anak, ibu hamil dan orang dengan kondisi kesehatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dengan menerima vaksin influenza, seseorang akan memiliki tingkat kekebalan yang lebih tinggi terhadap virus influenza, sehingga risiko terkena flu dan komplikasi yang mungkin terjadi dapat berkurang.

Meski memiliki manfaat yang besar dalam mencegah flu, vaksin influenza juga dapat memberikan efek samping. Berikut ini tujuan dan manfaat vaksin influenza yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (13/5/2024). 

 

Vaksin Influenza dan Jenisnya

Vaksin Flu
Ilustrasi vaksin untuk penyakit flu. Credits: pexels.com by cottonbro

Vaksinasi influenza merupakan salah satu bentuk strategi imunisasi yang vital, untuk melindungi tubuh manusia dari serangan virus penyebab influenza, atau yang lebih dikenal dengan sebutan flu. Flu sendiri merupakan suatu gangguan pada sistem pernapasan yang menyerang bagian-bagian seperti hidung, tenggorokan dan paru-paru.

Meskipun gejalanya seringkali bersifat ringan seperti demam, nyeri kepala, batuk, pilek, hidung tersumbat dan sebagainya, flu juga bisa menyebabkan komplikasi serius, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu seperti penderita penyakit kronis, lansia, ibu hamil, dan lain sebagainya.

Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), komposisi vaksin influenza secara berkala diperbarui setiap tahun, guna menyesuaikan dengan perkembangan jenis-jenis virus influenza yang beredar di seluruh dunia. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk menerima vaksinasi influenza secara rutin, yaitu setiap tahun. Vaksin influenza juga dapat diklasifikasikan berdasarkan kandungannya, yaitu inactivated influenza vaccine (IIV), live-attenuated influenza vaccine (LAIV), dan recombinant influenza vaccine (RIV).

Inactivated Influenza Vaccine (IIV)

Vaksin influenza inaktif (IIV) merupakan jenis vaksin yang diperoleh dengan cara menonaktifkan virus influenza. Jenis vaksin ini direkomendasikan untuk berbagai kelompok, termasuk bayi berusia 6 bulan ke atas, wanita hamil, dan individu dengan penyakit kronis.

Pemberian vaksin IIV biasanya dilakukan melalui suntikan pada otot pasien dengan jadwal satu dosis per tahun. Namun, bagi anak-anak berusia 6 bulan hingga 8 tahun yang belum pernah divaksinasi sebelumnya, disarankan untuk mendapatkan dua dosis dengan selang waktu minimal 4 minggu.

Live-Attenuated Influenza Vaccine (LAIV)

Vaksin influenza yang dilemahkan (LAIV) terbuat dari virus flu yang telah dilemahkan. Vaksinasi LAIV direkomendasikan untuk individu berusia 2 hingga 49 tahun tanpa kondisi medis yang spesifik. Namun, tidak disarankan untuk ibu hamil.

Pemberian vaksin LAIV dilakukan melalui semprotan hidung dengan jadwal satu dosis per tahun. Bagi anak-anak berusia 6 bulan hingga 8 tahun yang belum pernah divaksinasi sebelumnya, juga disarankan untuk mendapatkan dua dosis dengan selang waktu minimal 4 minggu.

Recombinant Influenza Vaccine (RIV)

RIV adalah jenis vaksin influenza yang diproduksi melalui teknologi rekombinan, yaitu proses kloning genetik untuk menghasilkan senyawa protein yang diinginkan. Vaksin RIV umumnya direkomendasikan untuk individu berusia 18 hingga 49 tahun.

Dengan demikian, vaksinasi influenza memiliki berbagai macam jenis dan rekomendasi penggunaan, yang disesuaikan dengan karakteristik individu dan kelompok umur. Upaya untuk melindungi diri dan komunitas dari serangan influenza menjadi sangat penting, agar menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Tujuan dan Manfaat

Ilustrasi Vaksin
Uji klinis vaksin dalam negeri, vaksin Indovac untuk anak masih menunggu persetujuan dari pemerintah. (unsplash.com/Mufid Majnun)

Vaksinasi adalah salah satu bentuk perlindungan yang aman dan efektif terhadap penyakit serius yang disebabkan oleh virus influenza. Setiap tahun, vaksin influenza diberikan untuk melindungi tubuh dari jenis-jenis virus flu yang paling umum menyebar.

Tujuan Vaksin Influenza

Vaksinasi influenza bertujuan utama untuk mencegah terjadinya flu dan juga komplikasi serius yang dapat timbul terutama pada individu yang berisiko tinggi mengalami komplikasi. Beberapa kelompok yang sangat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi tersebut termasuk:

  1. Orang yang berusia 65 tahun ke atas.
  2. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
  3. Wanita hamil.
  4. Orang-orang yang tinggal bersama seseorang yang memiliki risiko tinggi mengalami infeksi parah karena sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, pasien transplantasi, atau sedang menjalani terapi kanker, lupus, dan rheumatoid.
  5. Petugas kesehatan yang bekerja di garis depan penanganan penyakit.

Manfaat Vaksin Influenza

Adanya vaksin influenza memberikan sejumlah manfaat yang signifikan, antara lain:

  1. Mencegah terjadinya flu. Selama musim flu, vaksin influenza terbukti mengurangi risiko terkena flu dan kunjungan ke dokter karena flu sebesar 40-60 persen.
  2. Mengurangi keparahan penyakit jika terinfeksi flu. Menurut studi tahun 2021, orang dewasa yang telah divaksinasi memiliki risiko lebih rendah untuk masuk ke unit perawatan intensif (ICU) dan risiko kematian akibat flu lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak divaksinasi.
  3. Mengurangi risiko rawat inap yang terkait dengan flu. Vaksin influenza telah terbukti mencegah puluhan ribu rawat inap setiap tahunnya.
  4. Membantu individu dengan kondisi kesehatan kronis tertentu untuk menghindari flu dan komplikasi serius yang mungkin timbul.
  5. Melindungi ibu hamil dari flu dan melindungi bayi mereka dari flu dalam beberapa bulan pertama kehidupan mereka.
  6. Menyelamatkan nyawa anak-anak. Studi tahun 2022 menunjukkan bahwa vaksinasi flu dapat mengurangi risiko anak-anak terkena flu parah yang dapat mengancam jiwa hingga 75 persen.
  7. Menjaga kesehatan orang-orang di sekitar. Vaksinasi influenza tidak hanya memberikan perlindungan kepada individu yang divaksinasi, tetapi juga membantu melindungi orang-orang di sekitarnya, terutama mereka yang lebih rentan terhadap penyakit flu yang serius.

Efek Samping

Suntik Vaksin
Ilustrasi orang yang sedang disuntik vaksin flu. Credits: pexels.com by FRANK MERIÑO

1. Kulit memerah pada area suntikan

Seperti halnya dengan imunisasi lainnya, vaksin influenza bisa menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Salah satu efek samping yang mungkin terjadi adalah kulit memerah pada area suntikan. Biasanya, kulit memerah ini bersifat sementara dan akan memudar dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Kulit memerah pada area suntikan tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan, karena hal ini merupakan reaksi normal dari sistem kekebalan tubuh terhadap vaksin influenza. Namun, jika kulit memerah tidak kunjung membaik atau timbul gejala lain seperti demam tinggi atau pembengkakan yang parah, segeralah konsultasikan dengan dokter.

2. Sakit kepala dan nyeri otot

Salah satu gejala umum dari influenza adalah sakit kepala dan nyeri otot. Saat tubuh terinfeksi virus influenza, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi dengan memproduksi zat kimia yang disebut sitokin. Sitokin ini bertanggung jawab untuk menyebabkan peradangan pada tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri otot.

Sakit kepala biasanya terasa hebat dan berdenyut, serta dapat disertai dengan rasa tegang di sekitar leher dan kepala. Nyeri otot biasanya dirasakan di punggung, lengan, dan kaki. Gejala ini biasanya muncul beberapa hari setelah terinfeksi virus influenza.

Untuk mengatasi sakit kepala dan nyeri otot akibat influenza, beberapa langkah bisa diambil seperti istirahat yang cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi obat penurun demam atau analgesik yang diresepkan oleh dokter. Beberapa orang juga merasa nyaman dengan mengompres area yang terasa nyeri menggunakan air hangat atau dingin. Namun, pencegahan tetap merupakan langkah terbaik untuk menghindari sakit kepala dan nyeri otot akibat influenza. Proses vaksinasi dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi virus penyebab influenza. 

3. Demam

Demam adalah salah satu gejala umum dari infeksi virus influenza. Ketika terinfeksi influenza, tubuh akan mengalami peningkatan suhu tubuh yang disebut demam. Demam adalah reaksi alami tubuh dalam melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.

Demam biasanya mengakibatkan kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, dan menggigil. Hal ini dapat membuat penderitanya merasa tidak nyaman dan lemah. Saat mengalami demam, penting untuk memberikan tubuh istirahat yang cukup, minum banyak cairan, dan mengonsumsi obat penurun demam yang direkomendasikan oleh dokter.

 

4. Badan terasa lesu hingga pingsan

Bagi sebagian orang, vaksin influenza dapat menyebabkan efek samping yang umum seperti badan terasa lesu dan kelelahan. Hal ini terjadi karena tubuh sedang memberikan respon terhadap vaksinasi, dengan memproduksi antibodi sistem kekebalan yang diperlukan untuk melawan virus influenza.

Jika tubuh merasa lelah atau lesu setelah divaksinasi, ini merupakan respons normal dan merupakan tanda bahwa tubuh sedang membentuk kekebalan terhadap virus tersebut. Namun, jarang terjadi individu yang mengalami reaksi alergi yang lebih parah setelah divaksinasi influenza.

Jika setelah divaksinasi, Anda merasakan badan terasa sangat lesu hingga pingsan, segera temui tenaga medis untuk penanganan yang tepat. Reaksi alergi ini dapat berkembang menjadi reaksi anafilaksis yang mengancam nyawa, meski kasus seperti ini sangat jarang terjadi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya