Pantun Tua adalah Salah satu Jenis Puisi Lama, Berikut 20 Contohnya

Pantun tua adalah jenis prosa berima yang fokus pada penyampaian nasihat dan pelajaran hidup.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 31 Mei 2024, 17:29 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2024, 20:15 WIB
Ilustrasi pantun, puisi
Ilustrasi pantun, puisi. (Photo by Álvaro Serrano on Unsplash)  

Liputan6.com, Jakarta Pantun tua adalah salah satu jenis prosa berima yang berkembang dalam budaya Melayu dengan ciri khas yang menonjol. Sebagai bagian dari karya sastra lama, pantun tua memegang peranan penting dalam menyampaikan nasihat, pendidikan, dan ajaran agama kepada generasi yang lebih muda. 

Pantun adalah bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam setiap baitnya. Ciri khas pantun adalah pola rimanya yang a-b-a-b, dengan dua baris pertama sebagai sampiran dan dua baris terakhir sebagai isi. Ernawati Waridah dalam bukunya menjelaskan bahwa pantun memiliki ciri-ciri tersebut dan sering digunakan dalam berbagai budaya etnis Melayu sebagai medium komunikasi yang sarat makna.

Mengutip Engkos Kosasih dalam buku "Cerdas Berbahasa Indonesia", pantun tua adalah salah satu klasifikasi pantun berdasarkan isinya. Pantun tua, atau sering disebut pantun orang tua, memiliki fungsi khusus sebagai medium untuk menyampaikan nasihat dan ajaran dari orang tua kepada yang lebih muda. Oleh sebab itu, pantun tua dikenal juga sebagai pantun nasihat karena isinya yang sarat dengan pesan moral dan etika. Berikut ulasan lebih lanjut tentang pantun tua adalah salah satu Puisi lama yang Liputan.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (14/5/2024).

Mengenal Pantun Tua

Ilustrasi puisi, pantun
Ilustrasi puisi, pantun. (Photo by Ylanite Koppens from Pexels)

Pantun tua adalah jenis prosa berima yang fokus pada penyampaian nasihat dan pelajaran hidup. Tidak seperti pantun anak-anak yang mengisahkan masa kanak-kanak atau pantun muda yang menceritakan pengalaman di masa muda, pantun tua memiliki tujuan untuk menyampaikan nilai-nilai atau nasihat yang patut dipegang teguh.

Ciri-ciri Pantun Tua

  1. Pantun tua memiliki ciri-ciri yang sama dengan pantun pada umumnya., berikut diantaranya
  2. Setiap bait terdiri dari empat baris.
  3. Tiap baris terdiri dari 8 hingga 12 suku kata.
  4. Dua baris pertama disebut sampiran, yang berfungsi sebagai pengantar, sedangkan dua baris berikutnya adalah isi pantun yang mengandung pesan utama.
  5. Pola rima yang digunakan adalah a-b-a-b.

Fungsi dan Tujuan Pantun Tua

Ilustrasi puisi, pantun
Ilustrasi puisi, pantun. (Photo by Yulia Ilina from Pexels)

Pembeda antara pantun tua dari jenis pantun lainnya adalah makna dari isi pantunnya. Pantun tua lebih mementingkan nasihat-nasihat dan pelajaran hidup yang dapat menjadi pedoman bagi orang-orang yang mendengarnya. Nasihat yang terkandung dalam pantun tua sering kali mencakup nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Pantun tua berfungsi sebagai media untuk menyampaikan nasihat dan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting oleh masyarakat. Dengan cara yang indah dan terstruktur, pantun tua mampu menyampaikan pesan-pesan yang mendalam secara efektif. Tujuan utamanya adalah mendidik dan memberikan bimbingan kepada generasi muda, sehingga mereka dapat menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Pantun Tua

Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Bookblock on Unsplash)

Pantun 1

Asam kandis asam gelugur

Ketiga asam si riang-riang

Menangis mayat di dalam kubur

Teringat badan tak sembahyang

Pantun 2

Pohon di kebun habis berbuah

Disambut masak buah rumbiga

Mohonkan ampun dosa yang sudah

Hendak masuk dalam surga

Pantun 3

Mengkudu buahnya pahit

Buah kepayang dingin airnya

Biar ilmu setinggi langit

Kalau tak sembahyang apa gunannya

Pantun 4

Bunga kenangaan di atas kubur

Pucuk sari pandan Jawa

Apa guna sombong takabur

Rusak hati badan binasa

Pantun 5

Sandarkan galah pada pohon

Kayu tersandar berapit dua

Kepada Allah tempat bermohon

Kalau kita sandarkan nyawa

Pantun 6

Pangkal berbelit di pohon jarak

Jarak nn tumbuh tepi serambi

Jangan dibuat dilarang syarak

Itulah perbuatan yang diibenci Nabi

Pantun 7

Kera banyak tengah berhimpun

Sandarkan galah pada pohon

Segeralah kita minta ampun

Kepada Allah tempat bermohon

Pantun 8

Bendahara datuk seri paduka

Memerintah kota dan negeri

Sengsara masuk dalam neraka

Hendaklah kita ingatkan diri

Pantun 9

Sungguh indah pintu dipahat

Burung puyuh di atas dahan

Kalau hidup hendak selamat

Taat selalu perintah Tuhan

Pantun 10

Batang keranji kalau diukir

Batang nangka dibelah-belah

Seberang janji kalau mungkir

Datang murka daripada Allah

Pantun 11

Ilustrasi menulis, pantun, puisi
Ilustrasi menulis, pantun, puisi. (Photo by Sixteen Miles Out on Unsplash)

Bungan mawar bunga melati

Kala dicium harum baunya

Banyak cara sembuhkan hati

Baca Quran pahamkan maknanya

Pantun 12

Batang nangka dibelah-belah

Buah pandan jatuh tercebut

Jika datang murka Allah

Remuklah badn dalam kubur

Pantun 13

Tiap napas tidaklah kekal

Siapkan bekal menjelang wafaT

Tarulah Nabi siapkan bekal

Dengan sebar ilmu manfaat

Pantun 14

Colok dipotong dengan sekin

Sekin waja buatan Jawa

Hendaklah diturut dengan yakin

Yakin di hati selamatlah nyawa

Pantun 15

Kalau ada jarum yang patah

Jangan disimpan di atas peti

Kalau ada kata yang salah

Jangan disimpan di dalam hati

Pantun 16

Kalau ada di kembang baru

Bunga kenanga dikupas jangan

Kalau ada sahabat baru

Sahabat lama dibuang jangan

Pantun 17

Pedati menarik muatan

Muatan dikumpul sehingga sarat

Hati-hati memilih teman

Salah bergaul hidupmu sesat

Pantun 18

Kalau mau makan sukun

Jangan lupa makan kedondong

Kalau mau hidup rukun

Jangan lupa tolong menolong

Pantun 19

Burung pipit burung dara

Beryerbangan di pohon cempaka

Banyak teman banyak saudara

Banyak musuh banyak celaka

Pantun 20

Jalan-jalan dekat pohon

Tenang ada kuda berlarian

Pada Tuhanlah kita memohon

Agar cita-cita kesampaian

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya