12 Contoh Simbiosis Komensalisme Antara Tanaman dan Hewan, Simak Perbedaannya

Contoh simbiosis komensalisme bisa ditemukan pada hewan juga tumbu-tumbuhan.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 31 Mei 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2024, 17:30 WIB
Ilustrasi Simbiosis Komensalisme
Ilustrasi Simbiosis Komensalisme (Image by M W from Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Simbiosis adalah interaksi antara dua organisme berbeda yang hidup bersama, dalam hubungan yang saling menguntungkan. Ada beberapa jenis simbiosis, salah satunya adalah simbiosis komensalisme. Dalam simbiosis komensalisme, satu organisme mendapat manfaat tanpa memberikan efek positif atau negatif pada organisme lainnya.

Contoh simbiosis komensalisme adalah hubungan antara remora dan ikan hiu. Remora adalah ikan kecil yang dapat menempel pada tubuh ikan hiu, menggunakan siripnya yang dimodifikasi. Remora mendapat keuntungan dari perlindungan dan akses ke sisa makanan ketika ikan hiu memangsa. Sementara itu, ikan hiu tidak terpengaruh oleh keberadaan remora dan tetap bisa bergerak dengan bebas.

Contoh simbiosis komensalisme lainnya adalah hubungan antara burung dan hewan mamalia besar, seperti kerbau atau rusa. Burung sering ditemukan duduk di tubuh hewan mamalia tersebut, mencari makanan seperti serangga yang hidup di kulit atau bulu hewan mamalia. Burung mendapat manfaat dari makanan yang mereka temukan, sementara hewan mamalia tidak terpengaruh oleh keberadaan burung.

Contoh simbiosis komensalisme juga dapat ditemui dalam hubungan antara tanaman dan hewan. Misalnya, laba-laba yang membuat sarang di pohon. Laba-laba mendapatkan perlindungan dari predator dengan membuat sarang di daerah tersebut, sedangkan tanaman tidak terpengaruh secara positif atau negatif oleh kehadiran laba-laba.

Dalam simbiosis komensalisme, salah satu organisme mendapat manfaat tanpa memberikan efek yang signifikan pada organisme lainnya. Berikut ini kumpulan contoh simbiosis komensalisme yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Puffin Atlantik dan Kelinci

Ilustrasi Simbiosis
Ilustrasi Simbiosis (Image by malubeng from Pixabay)

Puffin Atlantik, burung laut yang khas dalam habitatnya di Samudra Atlantik, menjalin hubungan yang menarik dengan kelinci. Umumnya, puffin sering memanfaatkan lubang-lubang yang digali oleh kelinci sebagai tempat untuk beristirahat atau berteduh. Dalam interaksi ini, puffin secara langsung diuntungkan dengan adanya tempat istirahat yang nyaman dan terlindungi dari elemen-elemen alam, sementara bagi kelinci, kehadiran puffin tidak membawa manfaat atau kerugian yang signifikan.

2. Katak dan Pohon

Katak sering kali mencari perlindungan di bawah pepohonan saat cuaca buruk, seperti hujan lebat atau badai. Pepohonan memberikan tempat yang ideal bagi mereka untuk berteduh dan melindungi diri. Dalam interaksi yang sederhana namun penting ini, katak mendapat manfaat nyata dari perlindungan yang diberikan oleh pepohonan, sementara pohon itu sendiri tidak mengalami dampak yang signifikan dari keberadaan katak di sekitarnya.

3. Ikan Nemo dan Anemon Laut

Hubungan antara ikan nemo dan anemon laut merupakan contoh simbiosis komensalisme yang menarik dalam ekosistem laut. Ikan nemo mendapat manfaat besar dari anemon laut sebagai tempat perlindungan yang aman dari predator dan bahaya lainnya, sementara bagi anemon laut, keberadaan ikan nemo tidak memberikan dampak positif atau negatif yang signifikan.

4. Protozoa dan Rayap

Protozoa, mikroorganisme bersel satu yang sering hidup dalam saluran pencernaan rayap, memainkan peran penting dalam menguraikan selulosa dari kayu. Dalam interaksi ini, protozoa mendapat manfaat dari lingkungan yang cocok dan sumber makanan yang melimpah yang disediakan oleh tubuh rayap, sementara rayap tidak merasakan dampak signifikan dari keberadaan protozoa dalam saluran pencernaannya.

5. Cacing Pipih dan Kepiting

Hubungan simbiosis komensalisme antara cacing pipih dan kepiting terjadi ketika cacing pipih menempel pada tubuh kepiting untuk memanfaatkan sumber makanan yang tersedia di sekitarnya. Dalam interaksi ini, cacing pipih mendapat manfaat dari sumber makanan yang disediakan oleh kepiting tanpa memberikan manfaat atau kerugian yang signifikan bagi kepiting itu sendiri.

6. Anggrek dan Pohon yang Tinggi

Anggrek sering kali tumbuh di pohon-pohon tinggi untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup dan sumber makanan yang diperlukan. Pohon yang tinggi memberikan tempat yang ideal bagi anggrek untuk tumbuh dan berkembang tanpa mengalami dampak negatif yang signifikan. Dalam interaksi ini, anggrek mendapat manfaat yang besar dari lingkungan yang sesuai dengan kebutuhannya, sementara bagi pohon yang menjadi tempat tinggal anggrek, keberadaannya tidak memberikan dampak yang signifikan secara positif atau negatif.


7. Ikan Hiu dan Ikan Remora

Ilustrasi pohon, hutan
Ilustrasi pohon, hutan. (Photo by Arnaud Mesureur on Unsplash)

Simbiosis komensalisme antara ikan hiu dan ikan remora menjadi salah satu contoh menarik dalam kehidupan laut. Ikan remora, yang sering kali berenang di dekat ikan hiu, memperoleh manfaat ganda dari keterlibatannya dalam hubungan ini. Selain memperoleh sisa-sisa makanan yang dihasilkan oleh ikan hiu, ikan remora juga mendapatkan tempat berlindung dari predator laut lainnya, karena keberadaannya yang terus berdekatan dengan ikan hiu. Di sisi lain, ikan hiu tidak dirugikan oleh kehadiran ikan remora dikarenakan hubungan ini membantu menjaga kebersihan kulit ikan hiu dari parasit, atau penyakit yang mungkin menempel pada tubuhnya.

8. Udang dan Timun Laut

Dalam ekosistem laut, simbiosis komensalisme juga dapat ditemui antara udang dan timun laut. Udang, yang memiliki keahlian untuk menunggangi timun laut, mendapatkan manfaat dari sisa-sisa makanan yang tersisa setelah timun laut memakan plankton dan bahan organik lainnya. Timun laut, meskipun tidak secara langsung mendapatkan manfaat dari keberadaan udang, juga tidak dirugikan oleh kehadiran udang yang hanya mencari makanan dari sisa-sisa yang tidak dimanfaatkannya.

9. Ikan Gobi dan Landak Laut

Di habitat terumbu karang, hubungan simbiosis komensalisme terjadi antara ikan gobi dan landak laut. Ikan gobi, yang memiliki tubuh kecil dan rentan terhadap serangan predator, menemukan perlindungan yang efektif di antara duri-duri beracun yang melingkari tubuh landak laut. Selain itu, ikan gobi juga memanfaatkan zat racun yang terdapat di sekitar landak laut untuk mengusir predator-predator kecil yang berusaha memangsanya. Meskipun landak laut tidak mendapatkan manfaat langsung dari kehadiran ikan gobi, hubungan ini tidak memberikan kerugian bagi landak laut.

10. Serigala Emas dan Harimau

Di daratan, contoh simbiosis komensalisme dapat ditemui antara serigala emas dan harimau. Serigala emas, yang kadang-kadang terpisah dari rombongannya, sering mengikuti harimau dari belakang. Tujuannya jelas: memperoleh sisa-sisa makanan dari mangsa yang telah ditangkap atau ditinggalkan oleh harimau. Hubungan ini memberikan manfaat bagi serigala emas tanpa mengganggu aktivitas atau keberadaan harimau.

11. Burung Kuntul dan Hewan Ternak Herbivora

Dalam ekosistem darat, burung kuntul memperoleh manfaat dari keberadaan hewan ternak herbivora seperti sapi atau kuda. Saat hewan ternak memakan rumput-rumputan, gerakan mereka menggerakkan serangga-serangga yang berada di sekitarnya. Burung kuntul dengan cepat memanfaatkan situasi ini untuk memangsa serangga-serangga tersebut. Meskipun hewan ternak herbivora tidak secara langsung mendapatkan manfaat dari keberadaan burung kuntul, hubungan ini tidak memberikan kerugian bagi hewan ternak tersebut.

12. Kalajengking Tanpa Sengat dan Kumbang Besar

Di lingkungan yang lebih kering, kalajengking tanpa sengat seringkali menemukan perlindungan di balik sayap kumbang besar. Kumbang besar, dengan tubuhnya yang kokoh dan sayap yang lebar, memberikan tempat perlindungan yang ideal bagi kalajengking tanpa sengat. Dalam pertukaran ini, kalajengking tanpa sengat mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan perlindungan yang disediakan oleh kumbang besar, tanpa memberikan manfaat atau merugikan kumbang besar.


Komensalisme dan Perbedaan dengan Simbiosis Lainnya

Ilustrasi keindahan bawah laut.
Ilustrasi keindahan bawah laut. (dok. Kracmar/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Komensalisme merupakan salah satu bentuk hubungan simbiosis antara dua spesies organisme, di mana satu spesies mendapat manfaat, sementara spesies lainnya tidak mendapat manfaat atau merasa dirugikan. Dalam konteks komensalisme, organisme yang mendapat manfaat sering disebut sebagai komensal, sementara organisme yang tidak terpengaruh disebut sebagai inang atau host.

Fenomena komensalisme terjadi ketika satu spesies memanfaatkan spesies lainnya untuk keuntungannya sendiri, tanpa memberikan dampak negatif atau merugikan bagi spesies inang tersebut. Hubungan ini bisa timbul secara tidak sengaja, atau muncul karena adanya keuntungan yang didapat oleh salah satu spesies dari hubungan tersebut. Dalam konteks komensalisme, komensal atau spesies yang mendapat manfaat dari hubungan tersebut memperoleh sumber makanan, tempat berlindung, atau sumber daya lainnya dari spesies inang tanpa memberikan kerugian atau manfaat apa pun bagi inang tersebut.

Perlu diperhatikan bahwa meskipun simbiosis komensalisme bersifat netral, terdapat perbedaan signifikan dengan simbiosis mutualisme dan parasitisme. Simbiosis mutualisme sebagai contoh, adalah bentuk hubungan yang saling menguntungkan antara dua organisme yang berbeda jenis. Dalam hubungan ini, kedua belah pihak diuntungkan. Sebagai contoh, upu-kupu mengisap nektar dari bunga, sementara bunga mendapat bantuan dari gerakan upu-kupu untuk penyerbukan. Di sisi lain, simbiosis parasitisme adalah kondisi di mana satu pihak mendapat keuntungan sementara pihak lainnya merasa dirugikan. Contohnya adalah hubungan antara nyamuk dan manusia. Nyamuk mendapat keuntungan dengan mengisap darah manusia, sementara manusia dirugikan karena dapat terjangkit penyakit berbahaya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya