Apa Itu Saham? Ini Jenis, Keuntungan dan Cara Membelinya

Pengertian, jenis, keuntungan dan cara membeli saham yang benar

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 04 Jun 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 12:00 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Apa itu saham? Bagi banyak orang, konsep ini mungkin masih sedikit samar. Secara sederhana, saham adalah instrumen investasi yang menunjukkan kepemilikan sebagian dalam suatu perusahaan. Namun, apa jenis-jenis saham yang ada? Selain itu, apa keuntungan yang bisa didapatkan dari memiliki saham, dan bagaimana cara membelinya? Pertanyaan-pertanyaan ini sering kali menjadi misteri bagi banyak individu yang belum mengenal dunia investasi.

Saham memiliki beberapa jenis yang berbeda, masing-masing dengan karakteristiknya sendiri. Namun, di balik kompleksitasnya, saham juga menawarkan potensi keuntungan yang menarik. Dengan memiliki saham, seseorang dapat memperoleh keuntungan dari pertumbuhan nilai perusahaan dan juga dari pembagian dividen, jika perusahaan memberikannya. Ini merupakan salah satu daya tarik utama dari berinvestasi dalam saham. Jadi mengetahui apa itu saham bisa jadi pengetahuan investasi yang penting.

Meskipun seringkali dianggap rumit, membeli saham sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan. Ada berbagai cara untuk membeli saham, baik melalui pialang saham secara langsung, reksa dana saham, atau bahkan aplikasi investasi yang semakin populer. Mengetahui bagaimana cara memulai investasi saham merupakan langkah awal yang penting untuk meraih potensi keuntungan dari pasar modal. Jadi, apa itu saham? Selain sekadar surat yang mencerminkan kepemilikan, saham juga merupakan jendela menuju dunia investasi yang menarik dan penuh peluang.

Untuk lebih jelasnya tentang apa itu saham. Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pengertian, jenis, keuntungan dan cara membeli saham yang benar, pada Selasa (4/6).

Apa Itu Saham?

Pergerakan IHSG Turun Tajam
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham adalah instrumen keuangan yang mewakili kepemilikan seseorang atau entitas di dalam suatu perusahaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), saham adalah hak yang dimiliki oleh orang (pemegang saham) atas suatu perusahaan karena telah menyumbangkan bagian modal. Dalam bentuk fisik, saham berupa lembaran kertas yang mencantumkan nama pemilik sah beserta persentase kepemilikan sesuai dengan jumlah investasi yang telah disetorkan ke perusahaan.

Dengan memiliki saham, seseorang atau entitas tersebut memiliki hak untuk mengklaim kepemilikan dan pengawasan terhadap perusahaan terbuka. Hal ini terutama tercermin dalam kehadiran mereka dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), di mana keputusan strategis perusahaan dibahas dan diputuskan.

Salah satu keuntungan memiliki saham adalah hak untuk mendapatkan dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham berdasarkan jumlah saham yang dimiliki. Besarnya dividen ini biasanya ditentukan oleh kinerja dan keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, yang telah diatur dalam anggaran dasar perusahaan.

Perusahaan menerbitkan saham sebagai salah satu cara untuk mendapatkan dana segar atau modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnisnya dalam jangka panjang. Saham-saham ini dapat diperjualbelikan di pasar modal, di mana harga saham dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk kondisi perusahaan dan kondisi ekonomi secara umum.

Pasar modal sendiri merupakan sarana penting dalam ekonomi, karena tidak hanya memberikan pendanaan kepada perusahaan dan institusi lain seperti pemerintah, tetapi juga menjadi tempat bagi individu dan entitas untuk melakukan kegiatan investasi. Dengan adanya pasar modal, tercipta sarana dan prasarana yang memfasilitasi kegiatan jual beli saham serta kegiatan terkait lainnya untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi secara keseluruhan.

Jenis-jenis Saham

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jenis saham dapat dikelompokkan berdasarkan prioritas pembagian keuntungan kepada pemegang saham, yang disebut dividen. Dua jenis saham utama yang sering diperdagangkan di pasar modal adalah saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock).

1. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah jenis saham yang meletakkan pemegangnya pada posisi terakhir dalam pembagian dividen dan klaim terhadap kekayaan perusahaan. Dividen dari saham biasa akan dibayarkan hanya jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan atau laba. Pemilik saham biasa memiliki hak suara dalam rapat pemegang saham perusahaan, yang sebagian besar berkorelasi dengan seberapa besar persentase saham yang dimilikinya. Jika seseorang memiliki persentase saham yang signifikan dalam sebuah perusahaan, maka hak suara yang dimilikinya juga akan signifikan.

2. Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen memiliki karakteristik yang menggabungkan fitur saham biasa dan obligasi. Saham preferen menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi, yang dibayarkan kepada pemegangnya dengan prioritas sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham preferen juga mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen perusahaan, serta diprioritaskan untuk mendapatkan pengembalian modal jika perusahaan dilikuidasi dan asetnya dibagikan kepada pemegang saham.

Kedua jenis saham ini memberikan pilihan yang berbeda kepada investor, tergantung pada preferensi mereka terhadap pembagian dividen, hak suara, dan prioritas klaim atas aset perusahaan. Saham biasa cenderung lebih berisiko namun memberikan potensi keuntungan yang lebih besar, sementara saham preferen menawarkan kestabilan pendapatan tetap namun dengan potensi pertumbuhan yang lebih terbatas.

Poin Penting Tentang Keuntungan Saham

Investasi dalam saham perusahaan di pasar modal memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa instrumen investasi lainnya seperti deposito, emas, tabungan berjangka, dan obligasi. Namun, di balik risiko yang tinggi tersebut, investasi saham juga memiliki potensi keuntungan yang tinggi, baik melalui pembagian dividen maupun kenaikan harga saham.

1. Potensi Keuntungan Tinggi

Investasi saham dapat memberikan imbalan yang signifikan kepada investor. Pertama-tama, investor dapat memperoleh dividen, yaitu pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Dividen ini bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang stabil bagi investor. Selain itu, keuntungan juga dapat diperoleh dari kenaikan harga saham. Jika harga saham suatu perusahaan naik, investor bisa mendapatkan keuntungan saat menjual saham tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari harga beli.

2. Risiko Kerugian

Meskipun memiliki potensi keuntungan yang tinggi, investasi saham juga membawa risiko kerugian yang signifikan. Risiko utama dalam investasi saham adalah harga saham yang turun di bawah harga pembelian. Jika investor harus menjual sahamnya ketika harga sedang rendah, maka mereka akan mengalami kerugian. Selain itu, risiko juga meningkat jika terjadi penurunan pasar secara luas atau terjadi penurunan kinerja perusahaan yang dimiliki sahamnya.

3. Pengaruh Faktor Eksternal

Harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja perusahaan secara langsung, tetapi juga oleh berbagai faktor eksternal seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, kondisi pasar global, dan bahkan sentimen pasar yang dipengaruhi oleh berita dan rumor. Oleh karena itu, pergerakan harga saham bisa sangat fluktuatif dan sulit diprediksi.

Dengan memahami risiko dan potensi keuntungan dari investasi saham, investor dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi dan sesuai dengan tujuan investasi serta toleransi risiko mereka. Diversifikasi portofolio juga menjadi strategi penting untuk mengurangi risiko yang terkait dengan investasi saham.

Cara Membeli Saham

Untuk membeli saham di pasar modal, Anda perlu mengikuti beberapa tahapan yang rinci dan terperinci. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah memiliki rekening saham, yang dapat dibuka melalui perusahaan sekuritas terpercaya. Setelah memiliki rekening saham, Anda perlu menyetorkan modal ke dalam rekening tersebut untuk melakukan pembelian saham. Proses pembelian saham dilakukan melalui perusahaan sekuritas yang Anda pilih sebelumnya.

1. Persiapan Dokumen

Anda perlu menyiapkan dokumen-dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), buku tabungan, dan materai. Dokumen-dokumen ini diperlukan untuk proses pendaftaran sebagai investor pasar modal.

2. Pendaftaran dan Pembukaan Rekening

Datang ke kantor perusahaan sekuritas terdekat atau mendaftar melalui platform online yang disediakan oleh perusahaan sekuritas. Isi formulir pendaftaran sebagai investor pasar modal yang akan digunakan untuk membuka rekening saham. Setelah pendaftaran selesai diproses, Anda akan diberikan akses ke akun dashboard untuk melakukan transaksi jual beli saham.

3. Setoran Dana Awal

Setelah pendaftaran selesai, investor harus menyetorkan dana awal ke nomor Rekening Dana Investor (RDI) yang terpisah dari rekening sekuritas. Besaran dana awal yang harus disetorkan bervariasi tergantung pada ketentuan masing-masing perusahaan sekuritas.

4. Transaksi Jual Beli Saham

Setelah dana awal disetorkan dan pendaftaran selesai diproses, investor dapat melakukan transaksi jual beli saham melalui platform yang disediakan oleh perusahaan sekuritas. Untuk melakukan transaksi, investor akan menggunakan PIN transaksi, password, dan user ID yang diberikan oleh perusahaan sekuritas.

Selain langkah-langkah di atas, perlu diingat bahwa biaya transaksi seperti fee broker dan Pajak Penghasilan (PPh) akan dikenakan dalam setiap transaksi jual beli saham. Biaya transaksi ini bervariasi di setiap perusahaan sekuritas, namun umumnya berkisar antara 0,2-0,3 persen dari nilai transaksi pembelian saham (termasuk PPN) dan ditambah PPh 0,1 persen untuk transaksi penjualan saham.

Perusahaan sekuritas juga menyediakan berbagai analisis prospek saham secara gratis, informasi perubahan harga saham, dan data update terkait pasar modal. Hal ini memudahkan investor untuk mengakses informasi terkini seputar investasi saham dan mengambil keputusan investasi yang lebih terinformasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya