Limfadenitis Apakah Berbahaya? Kenali Gejala dan Kapan Harus ke Dokter

Pentingnya memahami kondisi limfadenitis adalah untuk mengenali gejalanya dengan baik dan mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 06 Jun 2024, 21:20 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2024, 21:20 WIB
Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening
Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening. (Photo created by jcomp on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Limfadenitis adalah kondisi di mana kelenjar getah bening, atau limfaden, mengalami peradangan. Hal ini umumnya terjadi ketika organisme infeksius, seperti bakteri atau virus, masuk ke dalam tubuh melalui luka atau melalui sistem pernafasan. Kelenjar getah bening yang meradang biasanya terasa bengkak, nyeri, dan kemerahan. 

Pentingnya memahami kondisi limfadenitis adalah untuk mengenali gejalanya dengan baik dan mengetahui kapan harus mencari pertolongan medis. Jika gejala yang dialami semakin memburuk, seperti kelenjar getah bening yang terus membesar, terasa sangat nyeri, atau disertai dengan demam tinggi, maka segera konsultasikan dengan dokter. Tindakan medis diperlukan untuk mendiagnosis dan mengobati penyebab peradangan tersebut.

Jika limfadenitis diabaikan dan tidak diobati dengan baik, dampaknya dapat berbahaya. Infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya dan menyebabkan komplikasi serius. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami gejala limfadenitis, mengenali tanda-tanda bahaya, dan berkonsultasi dengan dokter secepat mungkin.

Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu Limfadenitis, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (6/6/2024).

 

Anatomi dan Fungsi Kelenjar Getah Bening

Sebelum membahas lebih dalam mengenai Limfadenitis, penting bagi kita untuk membahas tentan anatomi dan fungsi kelenjar getah bening. Sistem limfatik merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Komponen utama dari sistem limfatik adalah kelenjar getah bening, yang berfungsi untuk membantu melawan infeksi dan penyakit. Kelenjar getah bening terletak di seluruh tubuh dan terhubung oleh jaringan pembuluh limfe.

Kelenjar getah bening berperan sebagai filter yang menyaring cairan limfe, yang merupakan cairan bening yang mengalir melalui pembuluh limfe. Mereka mengandung sel-sel kekebalan tubuh yang disebut limfosit, yang berfungsi untuk memerangi bakteri, virus, dan benda asing lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Ketika infeksi terjadi, kelenjar getah bening akan memproduksi lebih banyak limfosit untuk melawan infeksi tersebut.

Selain itu, kelenjar getah bening juga berfungsi untuk menghasilkan antibodi, yaitu protein yang membantu melawan infeksi dan membantu sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Antibodi diproduksi sebagai respons terhadap adanya bahan asing dalam tubuh, seperti bakteri atau virus. Kelenjar getah bening juga berperan dalam produksi sel darah putih, yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi.

Secara umum, kelenjar getah bening memiliki peran penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Mereka membantu melawan infeksi, memproduksi antibodi, dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Kondisi seperti limfadenitis, yang merupakan peradangan kelenjar getah bening, dapat terjadi akibat infeksi atau penyakit. Oleh karena itu, menjaga kesehatan kelenjar getah bening merupakan hal yang penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh yang optimal.

Penyebab Limfadenitis

Limfadenitis adalah kondisi peradangan kelenjar getah bening yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu penyebab utama limfadenitis adalah infeksi, baik itu infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Infeksi bakteri merupakan penyebab paling umum dari limfadenitis. Bakteri seperti Streptococcus dan Staphylococcus seringkali menjadi penyebab infeksi bakteri yang mengakibatkan peradangan kelenjar getah bening. Ketika terjadi luka pada kulit atau infeksi pada organ tertentu, bakteri-bakteri ini dapat masuk ke dalam kelenjar getah bening dan menyebabkan limfadenitis.

Selain itu, infeksi virus seperti virus Epstein-Barr dan HIV juga dapat menyebabkan limfadenitis. Virus Epstein-Barr, yang umumnya menyebabkan penyakit mononukleosis, dapat menginfeksi kelenjar getah bening dan menyebabkan peradangan. Sedangkan, HIV dapat menyerang sistem kekebalan tubuh dan membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk limfadenitis.

Selain infeksi, terdapat juga penyebab non-infeksi dari limfadenitis seperti penyakit autoimun dan kanker. Penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening. Selain itu, kanker seperti limfoma juga dapat mengakibatkan peradangan kelenjar getah bening.

Dalam kesimpulan, limfadenitis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi jamur dan parasit, serta penyebab non-infeksi seperti penyakit autoimun dan kanker. Penting untuk melakukan diagnosis dan pengobatan yang tepat agar kondisi ini bisa diatasi secara efektif.

 

Faktor Risiko Limfadenitis

Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening
Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening. (Foto oleh Picas Joe: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-sentuhan-rasa-sakit-leher-11352535/)

Limfadenitis adalah kondisi peradangan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh infeksi. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan limfadenitis dapat memengaruhi kejadian penyakit ini.

Penyebab utama limfadenitis adalah infeksi bakteri atau virus. Infeksi ini dapat menyebar ke kelenjar getah bening melalui aliran darah atau sistem limfatik. Beberapa penyakit yang sering menjadi penyebab limfadenitis antara lain infeksi tenggorokan, kelenjar ludah, atau infeksi lainnya.

Sistem kekebalan tubuh juga berperan penting dalam mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya limfadenitis. Jika sistem kekebalan tubuh lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS atau setelah menjalani transplantasi organ, risiko terkena limfadenitis akan meningkat.

Selain itu, faktor kebersihan juga memiliki peranan penting. Kondisi lingkungan yang kotor, kurangnya kebersihan sehari-hari, dan kurangnya kebiasaan mencuci tangan dapat memicu infeksi dan meningkatkan risiko terkena limfadenitis.

Gejala limfadenitis dapat bervariasi tergantung pada penyebab infeksi dan lokasi kelenjar getah bening yang terkena. Umumnya, gejala yang muncul adalah pembengkakan pada kelenjar getah bening, disertai nyeri, kemerahan, dan panas pada area tersebut.

Menghindari faktor risiko yang terkait dengan limfadenitis merupakan langkah penting dalam pencegahan penyakit ini. Penting untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta menghindari paparan langsung dengan orang yang mengidap infeksi menular.

Gejala Limfadenitis

Limfadenitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan atau infeksi pada kelenjar getah bening, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Gejala yang muncul pada limfadenitis dapat berbeda-beda tergantung pada jenis infeksi yang menyebabkannya dan area yang terinfeksi.

Salah satu gejala utama limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar getah bening di area yang terkena infeksi. Umumnya, pembengkakan ini terjadi di leher, ketiak, atau pangkal paha. Selain pembengkakan, penderitanya juga mungkin mengalami nyeri atau sensasi tidak nyaman di area tersebut.

Selain itu, demam juga dapat menjadi gejala limfadenitis. Peningkatan suhu tubuh yang disertai dengan demam adalah respons alami tubuh sebagai tanda adanya infeksi. Gejala sistemik lainnya yang dapat muncul meliputi kelelahan, nafsu makan menurun, nyeri otot, dan sakit kepala.

Penting untuk diingat bahwa gejala limfadenitis dapat bervariasi dari satu individu ke individu yang lain. Jika Anda mengalami gejala tersebut dan memiliki kekhawatiran terkait kondisi ini, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

 

Diagnosis Limfadenitis

Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening
Ilustrasi pengidap limfadenitis, infeksi kelenjar getah bening. (Photo Copyright by Freepik)

Limfadenitis adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar getah bening (limfonodi) yang biasanya terjadi sebagai respons terhadap infeksi. Gejala yang umum terjadi pada limfadenitis meliputi pembengkakan dan nyeri pada kelenjar getah bening yang terkena, kemerahan pada kulit di sekitarnya, serta demam dan kelelahan.

Penyebab yang mungkin dari limfadenitis adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Infeksi bisa berasal dari bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi pada infeksi pada tenggorokan seperti tonsilitis atau infeksi gigi. Diagnosis limfadenitis dapat dilakukan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh dokter.

Selain itu, tes darah juga dapat dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi atau peradangan dalam tubuh. Biopsi kelenjar getah bening dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop guna mencari tanda-tanda infeksi atau penyakit lain yang mendasarinya. Pemeriksaan pencitraan seperti tomografi komputer (CT) scan atau pencitraan resonansi magnetik (MRI) juga bisa digunakan untuk melihat gambaran lebih rinci dari kelenjar getah bening dan organ-organ di sekitarnya.

Pemeriksaan anamnesis dan fisik yang cermat, serta tes darah, biopsi, dan pemeriksaan pencitraan yang tepat dapat membantu dokter dalam melakukan diagnosis limfadenitis dan menyusun rencana pengobatan yang tepat.

Pengobatan Limfadenitis

Limfadenitis adalah kondisi di mana kelenjar getah bening (limfaden) mengalami peradangan. Pengobatan untuk limfadenitis tergantung pada penyebabnya. Jika infeksi disebabkan oleh bakteri, antibiotik akan diresepkan untuk mengobati infeksi tersebut. Antibiotik yang umum digunakan termasuk penisilin, sefalosporin, atau klindamisin.

Selain pengobatan antibiotik, perawatan simptomatik juga dapat diberikan. Misalnya, pemberian antipiretik (obat penurun panas) seperti parasetamol dapat membantu mengurangi demam yang disebabkan oleh infeksi. Analgesik juga dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin dialami pasien.

Jika terjadi pembentukan abses, perawatan bedah mungkin diperlukan. Abses akan dibuka dan dikeringkan untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

Selain itu, penanganan penyebab yang mendasari juga penting. Misalnya, pasien yang menderita infeksi HIV mungkin memerlukan terapi antiretroviral untuk mengontrol infeksi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Yang perlu diingat, pengobatan limfadenitis harus dilakukan di bawah pengawasan dokter yang kompeten. Penting untuk mengikuti instruksi pengobatan yang diberikan dan menjaga kebersihan untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.

 

Komplikasi Limfadenitis

[Bintang] Ilustrasi deteksi kanker kelenjar getah bening
Ilustrasi deteksi kanker kelenjar getah bening | Via: sehatalamiku.com

Limfadenitis adalah suatu kondisi ketika kelenjar getah bening (limfe) mengalami peradangan akibat infeksi bakteri atau virus. Meskipun umumnya limfadenitis dapat diobati dengan penggunaan antibiotik dan perawatan yang tepat, namun terdapat beberapa komplikasi yang mungkin dapat terjadi sebagai akibatnya.

Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi adalah pembentukan abses. Abses adalah kumpulan nanah di dalam jaringan yang dapat terbentuk ketika infeksi kelenjar getah bening semakin parah. Abses ini akan terjadi jika infeksi tidak diobati dengan tepat atau jika pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah. Abses dapat menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit yang lebih parah, dan mungkin memerlukan prosedur drainase untuk menghilangkannya.

Selain itu, infeksi juga dapat menyebar ke jaringan sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan infeksi pada jaringan yang terletak di sekitar kelenjar getah bening yang terinfeksi. Jika infeksi menyebar ke kulit atau jaringan di sekitarnya, pasien mungkin mengalami abses, selulitis (peradangan di kulit), atau infeksi sistemik yang lebih serius.

Komplikasi yang paling serius yang dapat terjadi adalah sepsis. Sepsis adalah infeksi sistemik yang parah dan dapat mengancam jiwa. Jika infeksi yang terjadi pada kelenjar getah bening tidak diobati dengan tepat, bakteri atau virus yang menyerang dapat masuk ke dalam aliran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan peradangan pada organ vital, mengganggu fungsi organ tersebut, dan mengancam kehidupan pasien.

Untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi tersebut, penting bagi penderita limfadenitis untuk segera mencari perawatan medis yang tepat. Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyebab infeksi, seperti pemberian antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri atau terapi antiviral untuk infeksi virus.

Pencegahan Limfadenitis

Limfadenitis, atau dikenal juga sebagai infeksi kelenjar getah bening, adalah kondisi di mana kelenjar getah bening di tubuh mengalami peradangan akibat infeksi bakteri atau virus. Untuk mencegah terjadinya limfadenitis, berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

1. Menjaga kebersihan diri: Cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air hangat. Hindari menyentuh wajah dan mulut sebelum mencuci tangan. Jaga kebersihan lingkungan, seperti rumah dan tempat kerja, dengan melakukan pembersihan rutin.

2. Perhatikan kebersihan area luka: Jika Anda memiliki luka, baik luka kecil maupun luka akibat operasi, bersihkan dan lakukan perawatan dengan benar. Ganti perban secara teratur dan jangan biarkan area luka terkena kotoran atau zat berbahaya.

3. Hindari kontak langsung dengan orang yang sakit: Limfadenitis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Hindari berbagi barang-barang pribadi seperti handuk, sikat gigi, atau peralatan makan.

4. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh: Minum air putih yang cukup, konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan jaga pola hidup sehat untuk menjaga kekebalan tubuh.

5. Lakukan vaksinasi: Pastikan untuk mendapatkan vaksinasi yang diperlukan, seperti vaksin flu dan vaksin MMR untuk melindungi diri dari virus penyebab limfadenitis.

Dengan menjaga kebersihan diri, area luka, dan pola hidup sehat, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang sakit, kita dapat mencegah terjadinya limfadenitis. Penting untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Kapan Harus ke Dokter?

Mengenal Kanker Kelenjar Getah Bening yang Diidap Aldi Taher
Aldi Taher diberitakan mengidap kanker kelenjar getah bening. Apakah itu? | via: Dunia Informasi Kesehatan

Salah satu tanda kesehatan yang perlu diwaspadai adalah demam tinggi. Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh meningkat di atas batas normal, yaitu di atas 37 derajat Celsius. Jika demam anda terus-menerus mencapai angka yang tinggi dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya segera pergi ke dokter.

Selain itu, adanya penurunan nafsu makan juga menjadi salah satu gejala yang mengharuskan anda untuk mengunjungi dokter. Jika anda mengalami nafsu makan yang menurun, tidak ingin makan sama sekali atau terjadi penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas, segera periksakan diri anda.

Batuk berdahak yang berlangsung dalam waktu lama juga perlu mendapat perhatian medis. Jika anda mengalami batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh dalam waktu 3 minggu atau lebih, ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter.

Nyeri yang tidak hilang dalam waktu lama juga merupakan tanda bahwa anda harus pergi ke dokter. Jika anda mengalami nyeri yang tak kunjung reda dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya segera mencari pertolongan dari dokter.

Terakhir, tanda-tanda infeksi serius seperti pembengkakan kelenjar getah bening, bengkak yang semakin bertambah besar, atau kulit yang bocor dan bernanah, harus menjadi perhatian serius. Jika anda mengalami tanda-tanda infeksi yang serius tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk penanganan yang tepat.

Ingatlah bahwa kesehatan adalah hal yang penting, oleh karena itu, jangan ragu untuk mencari pertolongan medis ketika mengalami gejala-gejala di atas. Dokter adalah orang yang paling berkompeten dalam memberikan penanganan dan perawatan yang tepat untuk masalah kesehatan yang anda alami.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya