Dampak Perubahan Iklim pada Bumi, Pahami Juga Cara Mengatasinya

Pengertian, penyebab, dampak dan cara mengatasi perubahan iklim.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 27 Jun 2024, 18:20 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2024, 18:20 WIB
Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim. (Photo created by brgfx on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta Perubahan iklim merupakan isu yang semakin mendesak dan menarik perhatian banyak pihak di seluruh dunia. Dampak perubahan iklim sudah mulai dirasakan oleh berbagai negara, dari bencana alam yang lebih sering terjadi hingga perubahan pola cuaca yang tidak menentu. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi lingkungan, tetapi juga berdampak besar pada kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat.

Di balik data statistik dan laporan ilmiah, terdapat kisah nyata tentang bagaimana dampak perubahan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Dari petani yang kesulitan memprediksi musim tanam hingga nelayan yang harus beradaptasi dengan pergeseran populasi ikan, dampak perubahan iklim begitu nyata dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang bagaimana kita sebagai manusia akan menghadapi tantangan besar ini.

Tak dapat dipungkiri, dampak perubahan iklim juga merambah ke sektor kesehatan dan keamanan pangan. Perubahan suhu yang ekstrim serta curah hujan yang tidak teratur dapat memicu penyebaran penyakit dan menurunkan hasil panen. Hal ini mengundang perhatian lebih lanjut mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk mengatasi dan memitigasi dampak perubahan iklim. Bagaimana kita bisa berkontribusi dalam upaya global untuk menanggulangi masalah ini?

Untuk lebih jelasnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Kamis (27/6).

Apa Itu Perubahan Iklim?

Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)
Ilustrasi perubahan iklim. (Dok. Pixabay)

Keadaan atmosfer pada waktu tertentu disebut cuaca, sedangkan iklim adalah rata-rata cuaca selama periode waktu yang panjang. Iklim didefinisikan sebagai ukuran rata-rata dan variabilitas kuantitas yang relevan dari variabel tertentu, seperti temperatur, curah hujan, atau angin, pada periode waktu tertentu yang umumnya merentang dari bulanan hingga tahunan atau bahkan jutaan tahun.

Berbeda dengan cuaca yang dapat berubah dalam hitungan jam atau hari, iklim mencerminkan kondisi atmosfer yang stabil dalam jangka panjang. Contoh cuaca meliputi hujan, angin, banjir, dan kondisi berawan. Sementara itu, iklim lebih berhubungan dengan kondisi suhu rata-rata, kelembaban udara, atau pola hujan pada tiap musim dalam jangka waktu tahunan atau puluhan tahun.

Iklim selalu berubah seiring waktu karena adanya interaksi antara komponen-komponennya dan pengaruh faktor eksternal. Faktor-faktor ini termasuk erupsi vulkanik, variasi dalam radiasi matahari, serta aktivitas manusia seperti perubahan penggunaan lahan dan pembakaran bahan bakar fosil.

Setelah memahami definisi iklim, penting untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perubahan iklim. Berikut adalah beberapa definisi perubahan iklim menurut berbagai sumber:

 

1. Perubahan Iklim Menurut Pemerintah Republik Indonesia

Berdasarkan Undang-Undang No. 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, perubahan iklim adalah perubahan yang diakibatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta variabilitas iklim alami yang teramati dalam kurun waktu yang dapat dibandingkan.

2. Perubahan Iklim Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan keadaan iklim yang dapat diidentifikasi, misalnya menggunakan uji statistik dengan perubahan rata-rata dan/atau variabilitas sifat-sifat iklim, yang bertahan untuk waktu yang lama, biasanya beberapa dekade atau lebih.

3. Perubahan Iklim Menurut PBB

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini bisa bersifat alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun, sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia, terutama pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas, telah menjadi pendorong utama perubahan iklim.

4. Perubahan Iklim Menurut NASA

NASA menjelaskan bahwa perubahan iklim adalah perubahan yang terjadi pada cuaca biasa di suatu tempat, seperti perubahan dalam curah hujan sepanjang tahun. Selain itu, perubahan iklim menurut NASA juga mencakup perubahan suhu bumi secara keseluruhan.

Dengan memahami definisi-definisi ini, kita bisa lebih mengerti bagaimana perubahan iklim mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dan pentingnya langkah-langkah untuk mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan tersebut.

Dampak Perubahan Iklim

Hadapi Global Warming, Mesin Penghisap Emisi Karbon Kini Dibangun
Emisi karbon merupakan kunci penting untuk menghindari perubahan iklim saat ini. Solusinya adalah mesin penghisap karbon di Swiss. (Pixabay)

Perubahan iklim memiliki dampak yang luas terhadap kehidupan masyarakat dan lingkungan. Tidak hanya mempengaruhi naiknya suhu bumi, perubahan iklim juga berdampak pada kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, dan ekosistem pesisir. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Menurunnya Kualitas dan Kuantitas Hutan

Kebakaran hutan, yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim, mengurangi kemampuan hutan sebagai produsen oksigen dan penyerap gas rumah kaca. Hutan yang rusak mengurangi kemampuan bumi untuk menyerap emisi dan menstabilkan iklim.

2. Peningkatan Wabah Penyakit

Kenaikan suhu dan curah hujan dapat meningkatkan penyebaran penyakit seperti malaria, kolera, dan demam berdarah. Kondisi panas dan lembab menjadi habitat ideal bagi nyamuk pembawa virus. Penipisan lapisan ozon juga meningkatkan intensitas sinar ultraviolet yang mencapai permukaan bumi, menyebabkan peningkatan risiko kanker kulit, katarak, dan penurunan daya tahan tubuh, serta meningkatnya kasus asma, alergi, jantung, dan stroke.

3. Menurunnya Kualitas Air

Curah hujan yang tinggi akibat perubahan iklim dapat menurunkan kualitas sumber air. Selain itu, kenaikan suhu juga mempengaruhi kadar klorin dalam air bersih, yang berdampak negatif pada kualitas air yang tersedia untuk konsumsi manusia.

4. Berkurangnya Kuantitas Air

Pemanasan global meningkatkan jumlah air di atmosfer yang kemudian meningkatkan curah hujan. Meskipun curah hujan yang lebih tinggi dapat menambah sumber air bersih, terlalu banyak hujan dapat menyebabkan air langsung mengalir kembali ke laut, sehingga tidak sempat tersimpan sebagai sumber air bersih.

5. Perubahan Habitat

Pemanasan suhu bumi, kenaikan permukaan air laut, banjir, dan badai akibat perubahan iklim membawa perubahan besar pada habitat alami berbagai spesies binatang, tanaman, dan organisme lainnya.

6. Kepunahan Spesies

Perubahan habitat yang cepat dapat menyebabkan punahnya berbagai spesies yang tidak mampu beradaptasi. Ini termasuk binatang dan tanaman seperti pohon-pohon besar di hutan yang penting untuk menyerap karbon dioksida. Punahnya spesies ini berdampak pada ekosistem dan rantai makanan.

 

7. Berkurangnya dan Tidak Produktifnya Lahan Pertanian

Suhu yang terlalu panas, kurangnya ketersediaan air, dan bencana alam dapat merusak lahan pertanian, mengurangi produktivitas, serta mengubah masa tanam dan panen. Ini juga dapat menyebabkan munculnya hama dan penyakit tanaman yang sebelumnya tidak ada.

8. Tenggelamnya Daerah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

Peningkatan permukaan air laut menggeser batas daratan di daerah pesisir, menenggelamkan sebagian wilayah pesisir dan pemukiman. Mencairnya es di kutub akibat kenaikan suhu bumi juga berkontribusi pada peningkatan permukaan air laut, yang dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil.

Penyebab Perubahan Iklim

Penyebab Perubahan Iklim
Ilustrasi Penyebab Perubahan Iklim Credit: pixabay

Perubahan iklim disebabkan oleh dua faktor utama: faktor manusia dan faktor alam. Namun, aktivitas manusia memiliki dampak yang lebih besar terhadap perubahan iklim. Berikut penjelasan lengkap mengenai penyebab perubahan iklim.

1. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca menggambarkan fenomena di mana panas matahari terperangkap oleh atmosfer bumi, mirip dengan cara kerja rumah kaca. Gas-gas di atmosfer, seperti karbon dioksida (CO2), mampu menahan panas matahari sehingga sebagian panas yang seharusnya dipantulkan kembali ke luar angkasa malah terperangkap di atmosfer. Ini menyebabkan peningkatan suhu bumi. Gas-gas rumah kaca ini termasuk metana, karbon dioksida, gas berfluorinasi, dan dinitrogen oksida, yang jumlahnya meningkat akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil.

2. Kegiatan Manufaktur

Industri manufaktur dan kegiatan industri lainnya menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar. Negara-negara dengan industri besar, seperti Amerika Serikat dan Rusia, memiliki emisi gas rumah kaca per kapita tertinggi di dunia.

3. Penebangan Hutan

Penebangan hutan juga menjadi sumber emisi gas rumah kaca. Pohon yang ditebang melepaskan karbon yang tersimpan di dalamnya, dan penebangan hutan mengurangi kemampuan hutan untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup modern, seperti penggunaan barang elektronik, transportasi, dan konsumsi makanan, berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Menurut riset, satu persen orang terkaya di dunia bertanggung jawab atas polusi karbon dua kali lipat lebih banyak daripada populasi dunia.

5. Pemanasan Global

Pemanasan global sering tertukar dengan perubahan iklim, padahal pemanasan global hanya merupakan bagian dari perubahan iklim. Pemanasan global adalah peningkatan rata-rata suhu atmosfer dekat permukaan bumi dan di troposfer, yang berkontribusi pada perubahan pola iklim global. Peningkatan emisi gas rumah kaca, seperti CO2, menyebabkan naiknya intensitas efek rumah kaca. Ilmuwan menilai bahwa kenaikan suhu sebesar 2 derajat Celsius dibandingkan dengan suhu pra-industri adalah ambang batas yang, jika terlampaui, dapat menyebabkan perubahan yang berbahaya dan bencana lingkungan.

6. Pembuatan Energi

Proses pembuatan energi listrik dan panas dengan membakar bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon dioksida dan dinitrogen oksida, yang merupakan gas rumah kaca penyebab perubahan iklim.

7. Penggunaan Transportasi

Transportasi, yang bergantung pada bahan bakar fosil, menjadi penyebab utama emisi gas karbon dioksida. Emisi ini berkontribusi signifikan terhadap perubahan iklim.

 

8. Perubahan Orbit Bumi

Perubahan iklim juga dipengaruhi oleh perubahan orbit bumi. Selama 800.000 tahun terakhir, terdapat siklus alami dalam iklim bumi antara zaman es dan periode interglasial yang lebih hangat. Dalam 200 tahun terakhir, kenaikan suhu berkaitan dengan peningkatan level karbon dioksida di atmosfer. Perubahan dalam bentuk orbit bumi, dari lingkaran ke elips, juga mempengaruhi jarak bumi dari matahari, yang pada gilirannya mempengaruhi iklim.

Mengatasi Perubahan Iklim

Ilustrasi Perubahan Iklim
Ilustrasi perubahan iklim. (dok. Unsplash.com/@temper01)

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi perubahan iklim. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan beberapa cara yang mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut penjelasannya:

1. Hemat Energi

Sebagian besar listrik dan panas dihasilkan dari pembakaran batu bara, minyak, dan gas. Oleh karena itu, menghemat energi merupakan langkah pertama untuk mengurangi dampak perubahan iklim. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Menggunakan bola lampu LED dan peralatan listrik yang hemat energi.
  • Mencuci pakaian dengan air dingin.
  • Mengeringkan pakaian dengan cara menggantungnya daripada menggunakan mesin pengering.

2. Jalan Kaki, Bersepeda, atau Gunakan Transportasi Umum

Kendaraan bermotor yang menggunakan solar atau bensin berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Untuk mengurangi emisi ini, Anda bisa mencoba:

  • Berjalan kaki atau bersepeda daripada mengemudi, yang juga baik untuk kesehatan.
  • Menggunakan transportasi umum seperti kereta atau bus untuk perjalanan jarak jauh.

3. Beralih ke Kendaraan Listrik

Jika berencana membeli mobil, pertimbangkan untuk membeli mobil listrik. Mobil listrik menghasilkan lebih sedikit polusi udara dan emisi gas rumah kaca dibandingkan kendaraan bertenaga gas atau diesel.

4. Perbanyak Makan Sayur

Pola makan juga mempengaruhi perubahan iklim. Meningkatkan konsumsi sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, serta mengurangi konsumsi daging dan produk susu, dapat mengurangi dampak lingkungan secara signifikan. Produksi makanan nabati menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih rendah dan membutuhkan lebih sedikit energi, tanah, dan air.

5. Kurangi, Gunakan Kembali, Perbaiki, dan Daur Ulang

Setiap barang yang dibeli, mulai dari elektronik hingga pakaian, menghasilkan emisi karbon dari proses produksi hingga pengiriman. Untuk mengurangi emisi ini, Anda bisa:

  • Membeli lebih sedikit barang dan memilih barang bekas.
  • Memperbaiki barang yang rusak daripada membeli yang baru.
  • Mendaur ulang barang-barang yang tidak lagi digunakan.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, setiap individu dapat berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya