7 Cara Mendidik Anak yang Sering Kali Sebabkan Hilangnya Kepercayaan Diri dan Minder

Mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang memerlukan perhatian dan pendekatan yang tepat agar perkembangan mereka bisa optimal.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 04 Okt 2024, 09:31 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 17:18 WIB
Ibu dan Anak Bermain
Gender Neutral Parenting menjadi sebuah pilihan bagi orang tua dalam membesarkan buah hatinya. (Foto: Freepik/freepik)

Liputan6.com, Jakarta Mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang memerlukan perhatian dan pendekatan yang tepat agar perkembangan mereka bisa optimal. Meskipun niat orang tua sering kali baik, beberapa metode pendidikan yang dianggap efektif dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri anak. Cara-cara ini, meskipun diterapkan dengan penuh kasih, bisa tanpa disadari menyebabkan anak merasa minder dan kehilangan rasa percaya diri.

Salah satu masalah utama dalam pendidikan anak adalah penggunaan metode yang terlalu menekankan pada kesalahan dan kekurangan. Ketika anak terlalu sering dikritik atau dibandingkan dengan orang lain, mereka mungkin mulai meragukan kemampuan diri mereka dan merasa tidak cukup baik. Hal ini bisa merusak rasa percaya diri mereka dan menghambat perkembangan emosional yang sehat.

Dalam artikel ini, akan dibahas tujuh cara mendidik anak yang sering kali menyebabkan dampak negatif seperti kehilangan kepercayaan diri dan rasa minder. Memahami dampak dari pendekatan-pendekatan ini penting untuk orang tua dalam mencari metode yang lebih membangun dan mendukung pertumbuhan anak secara positif.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini beberapa cara mendidik anak yang justru menyebabkan kehilangan percaya diri dan minder, Rabu (7/8/2024).

1. Melakukan perbandingan dengan anak-anak yang lain.

Ilustrasi orang tua mengantar anak ke sekolah
Ilustrasi orang tua mengantar anak ke sekolah. (Image by freepik)

"Mama, setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang berbeda-beda. Membandingkan anak dengan saudara atau teman-temannya hanya akan merusak rasa percaya diri mereka. Sebaliknya, mari bersama hargai usaha dan pencapaian anak sesuai dengan kemampuannya sendiri. Katakanlah, "Mama sangat menghargai usaha yang kamu lakukan hari ini."

2. Mengatur Standar yang Terlalu Rendah

Ilustrasi ibu dan anak laki-lakinya
Gambar oleh bristekjegor di Freepik menunjukkan ilustrasi seorang ibu dan anak laki-lakinya.

Dalam rangka memotivasi anak, penting untuk menetapkan standar yang tinggi. Namun, jika standar tersebut terlalu tinggi dan tidak realistis, anak bisa merasa tertekan dan kehilangan rasa percaya diri. Oleh karena itu, pastikan tujuan yang ditetapkan untuk anak adalah tujuan yang dapat dicapai, dan berikan dukungan penuh agar mereka dapat mencapainya.

3. Melupakan Perasaan Anak

Jaga Privasi Anak
Ilustrasi hubungan harmonis orang tua dengan anaknya / by freepik

Orang tua sering kali mengabaikan atau meremehkan perasaan anak. Saat anak merasa sedih, marah, atau kecewa, anda harus mendengarkan dan mengakui perasaan mereka. Mengucapkan kata-kata seperti, "Jangan menangis, itu tidak penting," dapat membuat anak merasa bahwa perasaannya tidak berarti. Lebih baik mengatakan, "Saya memahami bahwa kamu sedih, mari di bicarakan."

4. Tidak Memberikan Peluang untuk Mandiri

Ilustrasi ayah, orang tua menemani anak belajar
Ilustrasi ayah, orang tua menemani anak belajar. (Image by jcomp on Freepik)

Salah satu cara terbaik untuk membangun rasa percaya diri anak adalah dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk mencoba dan melakukan hal-hal sendiri. Jika orang tua selalu melakukan segalanya untuk anak, maka anak tidak akan belajar untuk percaya pada kemampuan diri mereka sendiri. Oleh karena itu, penting untuk membiarkan anak mencoba, meskipun mungkin mereka akan membuat kesalahan, karena ini adalah bagian dari proses belajar.

5. Menjauhi Pujian

Ilustrasi orang tua dan anak, muslim
Ilustrasi orang tua dan anak, muslim. (Image by Freepik)

Penting bagi seorang ibu untuk memberikan pujian yang tulus dan tepat waktu kepada anak-anaknya agar dapat membangun rasa percaya diri mereka. Selain memuji hasil akhir, ibu juga sebaiknya memuji usaha dan kerja keras yang telah mereka lakukan dalam belajar, bukan hanya nilai ujian yang bagus.

6. Menunjukkan Ketidakpercayaan.

Ilustrasi orang tua dan anak remaja
Ilustrasi orang tua dan anak remaja. (Sumber: Unsplash)

Jika kamu sering menunjukkan keraguan terhadap kemampuan anak, mereka akan mulai meragukan diri sendiri. Misalnya, jika anak ingin mencoba sesuatu yang baru dan kamu mengatakan, "Apakah kamu yakin bisa?" dengan nada skeptis, itu bisa membuat mereka merasa tidak mampu. Sebaliknya, berikan dukungan dengan mengatakan, "Aku percaya kamu bisa mencobanya, jika kamu butuh bantuan, aku di sini untukmu."

7. Mengawasi setiap aspek kehidupan anak.

Ilustrasi keluarga, orang tua dan anak-anaknya
Ilustrasi keluarga, orang tua dan anak-anaknya. (Foto oleh Migs Reyes: https://www.pexels.com/id-id/foto/foto-keluarga-bahagia-4205505/)

Memberikan kebebasan yang cukup kepada anak adalah penting agar mereka dapat membuat keputusan sendiri dan belajar dari pengalaman. Meskipun tidak mudah, menghindari kebiasaan yang dapat merusak rasa percaya diri anak dapat membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang kuat dan penuh percaya diri. Selalu berikan cinta, dukungan, dan dorongan yang tulus kepada anak-anak. Semoga artikel ini dapat membantu untuk menjadi orang tua yang lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya