Tanda Stunting pada Anak, Deteksi Sejak Dini untuk Cegah Dampak Buruk

Stunting pada anak adalah persoalan serius yang dapat berdampak pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan mereka.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 19 Jul 2024, 13:21 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 13:21 WIB
anak sedih stunting
Ilustrasi anak sedih karena stunting dan hal lain | copyright pexels.com/Víçký Ðeçëñt ßöý

Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat karena kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu yang lama. Tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, stunting juga berdampak negatif pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak di masa depan.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali tanda-tanda stunting sejak dini. Berikut beberapa tanda stunting yang dapat diamati sejak anak masih kecil. Tanda-tanda stunting ini juga bisa dilihat dengan mudah di rumah.

Pertumbuhan yang lambat : Anak yang mengalami stunting akan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak sebaya mereka. Mereka mungkin lebih pendek dan kurus dibandingkan dengan anak-anak lain di usia yang sama.

Berat badan yang rendah : Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah daripada anak-anak sebayanya. Mereka mungkin terlihat kurus dan tidak memiliki massa otot yang cukup.

Keterlambatan perkembangan motorik : Anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik mereka. Mereka mungkin lebih lambat dalam belajar berjalan, merangkak, atau mengembangkan keterampilan motorik lainnya.

Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada anak, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait. Dengan mendeteksi stunting sejak dini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi anak dan mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Tumbuh Tinggi Anak Terlambat

Ilustrasi anak stunting
Gambar anak yang menawan (Sumber gambar: Pixabay/PixelLoverK3)

Salah satu ciri stunting adalah tinggi badan anak yang lebih pendek daripada teman-teman sebaya. Jika anak Mom terlihat lebih pendek atau tidak mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan usianya, ini bisa menjadi petunjuk adanya stunting.

Penting untuk melakukan pengukuran tinggi badan setiap bulan agar kita dapat melihat perkembangan tinggi badan anak. Selain itu, anak yang mengalami stunting seringkali memiliki berat badan yang rendah untuk usianya. Meskipun berat badan rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, jika dikombinasikan dengan pertumbuhan tinggi yang terhambat ini bisa menjadi tanda-tanda stunting.


Perkembangan Kognitif yang Lambat

anak sedih
Gambaran Mengenai Kesedihan Anak | hak cipta pexels.com/cottonbro studio

Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan tubuh, tapi juga memengaruhi perkembangan otak. Anak yang mengalami stunting mungkin akan menghadapi kesulitan dalam belajar, memiliki daya ingat yang rendah, dan kesulitan dalam fokus.

Selain itu, anak yang mengalami stunting juga mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam duduk, merangkak, atau bahkan berjalan.

Keterlambatan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bahwa stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, tapi juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan motorik anak.


Sering Sakit

anak bersedih
Gambar yang digunakan dalam konten ini adalah ilustrasi yang dilindungi hak cipta dan diambil dari situs Shutterstock.

Anak-anak yang berisiko mengalami stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Hal ini membuat mereka rentan terhadap infeksi dan penyakit. Mereka mungkin sering mengalami sakit atau infeksi yang terus-menerus. Selain itu, stunting juga bisa menyebabkan perubahan perilaku pada anak.

Mereka yang mengalami stunting mungkin akan menunjukkan perubahan perilaku seperti mudah marah, lesu, atau kurang bersemangat.

Orangtua dan pengasuh perlu secara rutin memantau pertumbuhan anak, termasuk tinggi dan berat badan, serta perkembangan kognitif dan motorik mereka. Jika terdapat tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi, juga sangat penting dalam mencegah stunting. Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya