Liputan6.com, Jakarta Stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat karena kurangnya asupan gizi yang cukup dalam jangka waktu yang lama. Tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, stunting juga berdampak negatif pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan produktivitas anak di masa depan.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk mengenali tanda-tanda stunting sejak dini. Berikut beberapa tanda stunting yang dapat diamati sejak anak masih kecil. Tanda-tanda stunting ini juga bisa dilihat dengan mudah di rumah.
Baca Juga
Pertumbuhan yang lambat : Anak yang mengalami stunting akan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan anak sebaya mereka. Mereka mungkin lebih pendek dan kurus dibandingkan dengan anak-anak lain di usia yang sama.
Advertisement
Berat badan yang rendah : Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki berat badan yang lebih rendah daripada anak-anak sebayanya. Mereka mungkin terlihat kurus dan tidak memiliki massa otot yang cukup.
Keterlambatan perkembangan motorik : Anak yang mengalami stunting mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik mereka. Mereka mungkin lebih lambat dalam belajar berjalan, merangkak, atau mengembangkan keterampilan motorik lainnya.
Jika Anda melihat tanda-tanda ini pada anak, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis terkait. Dengan mendeteksi stunting sejak dini, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperbaiki kondisi anak dan mencegah dampak jangka panjang yang lebih serius.
Tumbuh Tinggi Anak Terlambat
Salah satu ciri stunting adalah tinggi badan anak yang lebih pendek daripada teman-teman sebaya. Jika anak Mom terlihat lebih pendek atau tidak mencapai pertumbuhan yang sesuai dengan usianya, ini bisa menjadi petunjuk adanya stunting.
Penting untuk melakukan pengukuran tinggi badan setiap bulan agar kita dapat melihat perkembangan tinggi badan anak. Selain itu, anak yang mengalami stunting seringkali memiliki berat badan yang rendah untuk usianya. Meskipun berat badan rendah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, jika dikombinasikan dengan pertumbuhan tinggi yang terhambat ini bisa menjadi tanda-tanda stunting.
Advertisement
Perkembangan Kognitif yang Lambat
Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan tubuh, tapi juga memengaruhi perkembangan otak. Anak yang mengalami stunting mungkin akan menghadapi kesulitan dalam belajar, memiliki daya ingat yang rendah, dan kesulitan dalam fokus.
Selain itu, anak yang mengalami stunting juga mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam duduk, merangkak, atau bahkan berjalan.
Keterlambatan ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bahwa stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, tapi juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan motorik anak.
Sering Sakit
Anak-anak yang berisiko mengalami stunting juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Hal ini membuat mereka rentan terhadap infeksi dan penyakit. Mereka mungkin sering mengalami sakit atau infeksi yang terus-menerus. Selain itu, stunting juga bisa menyebabkan perubahan perilaku pada anak.
Mereka yang mengalami stunting mungkin akan menunjukkan perubahan perilaku seperti mudah marah, lesu, atau kurang bersemangat.
Orangtua dan pengasuh perlu secara rutin memantau pertumbuhan anak, termasuk tinggi dan berat badan, serta perkembangan kognitif dan motorik mereka. Jika terdapat tanda-tanda stunting, segera konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, diikuti dengan pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi, juga sangat penting dalam mencegah stunting. Dengan melakukan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua.
Advertisement