9 Mitos Diabetes yang Sering Salah Kaprah, Ini Faktanya

Mitos-mitos penyakit diabetes yang penting untuk diluruskan.

oleh Woro Anjar Verianty diperbarui 19 Jul 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi penyakit diabetes
Ilustrasi penyakit diabetes (Photo by Tumisu on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Diabetes seringkali dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang mereka yang memiliki pola makan tidak sehat atau gaya hidup yang buruk. Namun, banyak mitos seputar diabetes yang beredar di masyarakat dan dapat membingungkan banyak orang. Untuk memahami lebih dalam mengenai penyakit ini, penting untuk membedakan antara fakta dan fiksi yang beredar luas. Dengan pengetahuan yang tepat, kita bisa lebih waspada dan memahami diabetes dengan benar.

Salah satu tantangan besar dalam mengatasi diabetes adalah banyaknya kesalahpahaman tentang penyakit ini. Beberapa mitos mungkin tampak masuk akal, tetapi pada kenyataannya, informasi tersebut bisa jadi tidak akurat atau bahkan menyesatkan. Mengidentifikasi dan membenarkan mitos-mitos tersebut adalah langkah awal yang penting untuk meningkatkan kesadaran tentang diabetes dan bagaimana cara mencegahnya.

Oleh karena itu, untuk memperjelas kebenaran mengenai diabetes, penting untuk mengeksplorasi dan meluruskan berbagai mitos yang sering muncul. Dengan mengetahui fakta-fakta yang benar, kita dapat lebih siap dalam menghadapi dan mengelola penyakit ini secara efektif. 

Untuk informasi lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber mitos-mitos penyakit diabetes yang penting untuk diluruskan, pada Jumat (19/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Mengenal Mitos-Mitos Diabetes

Gejala Diabetes
Ilustrasi Pemeriksaan Diabetes Credit: freepik.com

Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dalam tubuh. Penyakit ini tergolong berbahaya, karena jika tidak dikontrol dan ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius, termasuk kerusakan saraf yang fatal. Untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengobatan diabetes sejak dini, penting untuk memahami dan meluruskan beberapa mitos umum yang sering kali menyesatkan.

1. Tidak Boleh Mengonsumsi Gula Sama Sekali

Salah satu mitos yang sering muncul adalah bahwa penderita diabetes tidak boleh mengonsumsi gula sama sekali. Meskipun benar bahwa diabetes berhubungan dengan kadar gula darah yang tinggi, larangan total terhadap gula tidaklah tepat. Penderita diabetes tetap bisa mengonsumsi gula, namun harus dilakukan dengan sangat hati-hati.

Konsumsi gula harus dibatasi dalam jumlah kecil dan tidak terlalu sering. Selain itu, penting untuk mengatur asupan gula sesuai dengan kebutuhan kalori tubuh. Secara umum, asupan gula yang dianjurkan untuk penderita diabetes adalah kurang dari 50 gram per hari, atau setara dengan 4 sendok makan.

2. Obat Diabetes Sebabkan Sakit Ginjal

Salah satu mitos yang sering beredar adalah bahwa obat diabetes dapat menyebabkan sakit ginjal. Anggapan ini sering kali membuat penderita diabetes ragu untuk menjalani pengobatan secara maksimal. Namun, kenyataannya adalah bahwa konsumsi obat diabetes yang tidak rutin justru dapat membuat kadar gula darah tidak terkontrol.

Kondisi kadar gula darah yang tidak terkontrol ini lama kelamaan dapat menimbulkan gangguan pada ginjal. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk tetap mengikuti pengobatan yang diresepkan dan melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin. Pengobatan yang tepat akan membantu menjaga kadar gula darah dalam rentang normal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

3. Penderita Diabetes Tidak Boleh Berolahraga

Ada mitos yang mengatakan bahwa penderita diabetes sebaiknya tidak berolahraga karena khawatir akan menurunkan kadar gula darah secara berlebihan. Faktanya, olahraga justru sangat dianjurkan bagi penderita diabetes, termasuk bagi mereka yang menjalani terapi insulin. Aktivitas fisik seperti berolahraga dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengontrol penyakit diabetes secara efektif.

Penderita diabetes yang menjalani terapi insulin perlu tetap mengonsumsi makanan sehat dan melakukan olahraga rutin untuk mendukung pengendalian kadar gula darah. Selain itu, bagi penderita diabetes tipe 2 yang tidak bergantung pada insulin, berolahraga tetap merupakan bagian penting dari manajemen penyakit dan dapat membantu menjaga berat badan ideal serta meningkatkan sensitivitas insulin.


4. Tidak Dapat Dicegah

Diabetes
Diabetes dapat menjadi salah satu hal yang meningkatkan risiko mata juling pada orang dewasa. (Foto: Pexels/PhotoMIX Company)

Masih banyak yang bertanya-tanya apakah diabetes bisa dicegah. Faktanya, diabetes dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat, terutama jika Anda memiliki risiko tinggi terkena penyakit ini. Kadar gula darah yang tinggi pada tahap prediabetes dapat dikendalikan dengan perubahan gaya hidup, seperti mengelola stres, memperbanyak asupan air putih, mengonsumsi vitamin D, rutin berolahraga, serta menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.

Jika Anda memiliki kecenderungan untuk mengalami peningkatan kadar gula darah, penting untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala dan menerapkan gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko mengembangkan diabetes. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan dan mencegah perkembangan penyakit diabetes.

5. Produk Bebas Gula Sama dengan Tanpa Kalori

Ada anggapan bahwa produk yang berlabel “bebas gula” berarti tidak mengandung kalori sama sekali. Mitos ini bisa menyesatkan karena kenyataannya, tidak semua produk “bebas gula” bebas dari kalori. Banyak produk yang mengklaim bebas gula, seperti biskuit dan camilan lainnya, masih mengandung karbohidrat yang dapat meningkatkan kadar gula darah. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk memeriksa label produk dengan teliti dan memahami bahwa “bebas gula” tidak selalu berarti bebas kalori.

6. Terbagi Menjadi Diabetes Kering dan Basah

Mitos lain yang sering beredar adalah pembagian diabetes menjadi diabetes kering dan diabetes basah. Faktanya, pengelompokan ini tidak akurat secara medis. Jenis diabetes yang benar secara medis terdiri dari diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, diabetes gestasional (diabetes yang terjadi selama kehamilan), dan diabetes tipe lain atau diabetes sekunder, yang muncul akibat penyakit atau obat-obatan yang memengaruhi kerja insulin. Pembagian yang tepat ini penting untuk menentukan penanganan dan pengobatan yang sesuai.


7. Bukan Masalah Besar

Salah satu mitos yang umum berkembang adalah bahwa diabetes bukanlah masalah besar. Pandangan ini jelas keliru karena diabetes merupakan penyakit yang sangat serius. Jika tidak diobati dengan benar, diabetes dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius dan berpotensi fatal.

Diabetes termasuk dalam delapan penyakit utama yang menyebabkan kematian pada orang dewasa. Selain itu, penderita diabetes berisiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Penyakit ini juga merupakan penyebab utama gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi kaki. Dalam jangka panjang, diabetes dapat mengurangi kualitas hidup penderitanya secara signifikan.

8. Pasti Muncul Gejala

Banyak orang percaya bahwa diabetes pasti akan menunjukkan gejala yang jelas. Faktanya, tidak semua penderita diabetes mengalami gejala yang mencolok atau berat. Gejala awal diabetes sering kali cukup samar dan mirip dengan gejala penyakit lain, sehingga sering kali tidak disadari oleh penderitanya.

Beberapa gejala umum yang mungkin dialami oleh penderita diabetes meliputi rasa lapar yang berlebihan, mudah merasa haus, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan yang drastis tanpa sebab yang jelas. Meskipun gejala ini bisa menjadi indikasi diabetes, sering kali penyakit ini berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal.

9. Selalu Diturunkan dari Orang Tua

Satu mitos umum mengenai diabetes adalah bahwa penyakit ini pasti diturunkan dari orang tua kepada anak. Meskipun memiliki riwayat keluarga dengan diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini, tidak semua anak yang orang tuanya menderita diabetes akan mengalami diabetes juga.

Risiko ini dapat dikendalikan dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti pola makan yang baik, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal. Dengan upaya pencegahan yang tepat, seseorang dapat mengurangi risiko terkena diabetes meskipun ada riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya