Apa Itu Delusi dan Halusinasi? Kondisi Kesehatan Mental yang Sering Dikira Sama

Delusi dan halusinasi, dua fenomena yang berbeda namun sering beriringan dalam beberapa gangguan mental.

oleh Mochamad Rizal Ahba Ohorella diperbarui 25 Jul 2024, 10:42 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2024, 10:42 WIB
Penampakan Ruang Tersunyi di Dunia, Bisa Bikin Orang Berhalusinasi
Penampakan Ruang Tersunyi di Dunia, Bisa Bikin Orang Berhalusinasi (Sumber: Oddity Central)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan kesehatan mental sering kali menimbulkan gejala yang kompleks dan membingungkan, salah satunya adalah delusi dan halusinasi. Kedua gejala ini kerap kali dikaitkan dengan kondisi serius seperti skizofrenia, gangguan bipolar, dan gangguan psikotik lainnya.

Namun, meskipun delusi dan halusinasi sering muncul bersama, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami. Memahami perbedaan ini dapat membantu dalam penanganan dan pengobatan yang lebih tepat bagi individu yang mengalami gangguan kesehatan mental.

Delusi dan halusinasi bisa sangat menakutkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Delusi adalah keyakinan yang salah atau tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipegang teguh meskipun ada bukti yang bertentangan.

Di sisi lain, halusinasi adalah persepsi sensorik yang tidak nyata, seperti mendengar suara atau melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Memahami karakteristik dan perbedaan antara delusi dan halusinasi penting bagi keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental dalam memberikan dukungan dan perawatan yang efektif bagi mereka yang mengalami gangguan ini.

Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, berikut ini perbedaan karakteristik delusi dan halusinasi yang wajib dipahami, Kamis (25/7/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Delusi : Keyakinan yang Menyimpang dari Kenyataan

LSD
LSD, jenis narkoba yang membuat penggunanya halusinasi tingkat tinggi.

Delusi adalah salah satu gejala utama yang sering muncul dalam berbagai gangguan kesehatan mental, terutama pada gangguan psikotik seperti skizofrenia. Delusi didefinisikan sebagai keyakinan yang salah atau tidak sesuai dengan kenyataan, yang tetap dipegang teguh meskipun ada bukti yang bertentangan.

Delusi bisa sangat bervariasi dalam hal isi dan tema, namun yang paling umum termasuk delusi kejar-kejaran, delusi kebesaran, dan delusi somatik. Misalnya, seseorang yang mengalami delusi kejar-kejaran mungkin percaya bahwa mereka sedang diawasi atau diburu oleh pihak tertentu tanpa adanya bukti yang nyata.

Sementara itu, delusi kebesaran melibatkan keyakinan bahwa seseorang memiliki kekuatan atau status yang luar biasa, seperti menganggap diri mereka sebagai nabi atau tokoh penting.

Orang yang mengalami delusi sering kali tidak menyadari bahwa keyakinan mereka tidak berdasar. Ini bisa membuat komunikasi dan interaksi sosial menjadi sangat sulit, karena individu tersebut mungkin merasa terancam atau curiga terhadap orang-orang di sekitarnya.

Delusi sering kali mengakibatkan perilaku yang tidak rasional dan bisa berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari, pekerjaan, dan hubungan interpersonal. Meskipun delusi dapat diobati dengan kombinasi terapi dan obat-obatan, pengenalan dan pemahaman yang tepat terhadap kondisi ini sangat penting untuk memastikan individu tersebut mendapatkan perawatan yang diperlukan.


Halusinasi : Persepsi Sensorik Tanpa Stimulus Nyata

Streaming Launching Lagu Halusinasi-Baim & Rendy Pandugo
Streaming Launching Lagu Halusinasi-Baim & Rendy Pandugo

Halusinasi adalah gejala lain yang sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental, dan berbeda secara mendasar dari delusi. Halusinasi adalah persepsi sensorik yang terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang nyata.

Ini berarti seseorang yang mengalami halusinasi mungkin mendengar, melihat, mencium, merasakan, atau meraba sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Halusinasi auditori, atau mendengar suara-suara, adalah jenis yang paling umum dan sering dilaporkan dalam kondisi seperti skizofrenia.

Misalnya, seseorang mungkin mendengar suara yang memberikan perintah atau komentar, meskipun tidak ada sumber suara eksternal yang dapat dijelaskan.Halusinasi visual, di mana seseorang melihat gambar atau objek yang tidak nyata, juga sering terjadi meskipun lebih jarang dibandingkan halusinasi auditori.

Halusinasi dapat sangat mengganggu dan menakutkan bagi individu yang mengalaminya, serta dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal.

Sebagai contoh, seseorang yang mengalami halusinasi auditori mungkin merasa terganggu atau teralihkan oleh suara-suara yang tidak dapat dijelaskan, yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan kinerja mereka dalam berbagai aktivitas.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya