Kenali Dawn Phenomenon dan Cegah Lonjakan Kadar Gula Darah di Pagi Hari

Dawn Phenomenon terjadi akibat pelepasan hormon pertumbuhan, kortisol, dan glukagon dalam tubuh

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 31 Jul 2024, 14:37 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2024, 19:45 WIB
Contoh ilustrasi suntik insulin bagi penderita diabetes
Rutin melakukan jogging dapat mengurangi resistensi insulin pada sel tubuh. (Foto: Pexels.com/Nataliya Vaitkevich)

Liputan6.com, Jakarta Dawn phenomenon atau fenomena fajar adalah kondisi fisiologis yang dialami oleh banyak individu, terutama penderita diabetes. Fenomena ini terjadi antara tengah malam hingga pagi hari, di mana terjadi penurunan kebutuhan insulin yang signifikan. Pada fase ini, tubuh mengalami peningkatan kadar gula darah yang dapat menimbulkan tantangan bagi pengaturan diabetes.

Antara pukul 3 dini hari hingga 5 pagi, tubuh cenderung mengurangi produksi insulin. Namun, pada pukul 5 hingga 8 pagi, maka down phenomenon ini memungkinkan kebutuhan insulin semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi sebagai respons tubuh terhadap hormon-hormon yang dilepaskan, seperti kortisol dan adrenalin yang bertujuan untuk mempersiapkan tubuh menghadapi aktivitas di siang hari.

Bagi penderita diabetes, memahami dan mengenali dawn phenomenon ini sangat penting. Tanpa pengelolaan yang baik, kadar gula darah bisa melonjak tajam di pagi hari, sehingga menimbulkan risiko komplikasi jangka panjang. Oleh karena itu, pemantauan rutin dan penyesuaian terapi insulin sangat dianjurkan.

Berikut ini penyebab dan cara mengatasi dawn phenomenon yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/7/2024).

Apa Itu Dawn Phenomenon? 

Kadar gula darah
Diabetes adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh kondisi di mana pankreas tidak memproduksi insulin yang cukup. (Foto: Unsplash/Kate)

Dawn phenomenon adalah kondisi di mana kadar gula (glukosa) darah pada penyandang diabetes meningkat secara tidak normal pada pagi hari. Peningkatan ini biasanya terjadi antara pukul 2 dini hari dan 8 pagi. Adapun fenomena fajar ini dapat dialami oleh penderita diabetes melitus tipe 1 maupun tipe 2, dan seringkali menimbulkan kekhawatiran, karena dapat mempengaruhi pengelolaan diabetes secara keseluruhan.

Para ahli percaya bahwa salah satu penyebab utama dari fenomena fajar adalah pelepasan hormon tertentu selama tidur. Hormon-hormon seperti kortisol, glukagon dan epinefrin yang dilepaskan tubuh pada dini hari dapat merangsang hati, untuk melepaskan glukosa ke dalam aliran darah. Proses ini yang seharusnya membantu tubuh dalam mempersiapkan diri untuk aktivitas pagi, justru menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang signifikan pada penyandang diabetes.

Selain pelepasan hormon, ada juga teori lain yang mengaitkan fenomena fajar dengan konsumsi karbohidrat serta penggunaan insulin dan obat diabetes sebelum tidur. Karbohidrat yang dikonsumsi pada malam hari dapat mempengaruhi kadar gula darah pada pagi hari, terutama jika insulin atau obat diabetes yang digunakan tidak cukup efektif dalam mengendalikan glukosa darah sepanjang malam.

Bagi penyandang diabetes, tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) dapat memperparah gejala yang dialami dan meningkatkan risiko komplikasi. Hiperglikemia yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, saraf, dan organ-organ vital seperti jantung dan ginjal. Jika kadar gula darah naik hingga mencapai tingkat yang sangat tinggi, pasien bahkan bisa mengalami kondisi yang mengancam jiwa seperti ketoasidosis diabetik atau sindrom hiperosmolar hiperglikemik.

 

Penyebab dan Dampaknya

Ilustrasi Pemeriksaan Gula Darah (Sumber: Freepik/wirestock)
Ilustrasi Pemeriksaan Gula Darah (Sumber: Freepik/wirestock)

Dawn phenomenon atau "dawn effect" umumnya dialami oleh penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2. Menurut laporan dari Healthline, kondisi ini sangat jarang terjadi pada orang yang sehat dan tidak mengidap diabetes. Hal ini disebabkan oleh produksi hormon insulin normal dan cukup pada orang sehat, yang memungkinkan insulin bekerja secara optimal, untuk menyerap serta mengubah gula darah menjadi energi.

Bagi penderita diabetes, atau yang dikenal dengan sebutan diabetesi, fenomena fajar dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah hingga ke tingkat yang berbahaya. Ini terjadi karena tubuh mereka tidak memproduksi atau memanfaatkan insulin secara efektif. Pada diabetesi, resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan semestinya, sehingga menyebabkan kadar gula darah yang tinggi di pagi hari. Dawn phenomenon pada diabetes terjadi akibat pelepasan hormon pertumbuhan, kortisol dan glukagon dalam tubuh. Kadar hormon yang meningkat ini merangsang organ hati untuk melepaskan glukosa ke dalam darah. Secara alami, proses ini bertujuan untuk memberikan dorongan energi dan membuat tubuh terjaga di pagi hari. Namun, bagi penderita diabetes, mekanisme ini justru menjadi bumerang karena tubuh mereka tidak mampu mengendalikan lonjakan glukosa ini secara efektif, sehingga mengakibatkan fenomena fajar.

Sebuah penelitian pada tahun 2017 mengungkapkan, bahwa kualitas tidur diabetesi dapat berpengaruh signifikan terhadap munculnya dawn effect. Penelitian tersebut menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 yang memiliki kualitas tidur buruk lebih berisiko mengalami fenomena fajar dibandingkan dengan diabetesi yang memiliki kualitas tidur baik. Tidur yang tidak berkualitas dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan memperburuk kontrol gula darah. Selain itu, fenomena fajar juga berisiko terjadi pada diabetesi yang menggunakan obat suntik insulin. Insulin yang disuntikkan terlalu dini pada malam hari mungkin tidak bertahan hingga pagi hari, sehingga tidak mampu mengendalikan lonjakan gula darah saat subuh. Dosis insulin yang kurang atau terlalu sedikit juga dapat membuat tubuh kesulitan menghadapi fenomena fajar, karena insulin tidak cukup untuk menyeimbangkan kadar glukosa darah.

 

Pencegahan Dawn Phenomenon

nasi beku 1
Ilustrasi mengukur kadar gula darah/Copyright unsplash.com/Mockup Graphics

Mengendalikan fenomena fajar (dawn phenomenon) sangat penting bagi penderita diabetes, untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil di pagi hari dan menurunkan risiko komplikasi diabetes. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita diabetes:

1. Pola Makan yang Teratur dan Tepat Waktu

Memperhatikan pola makan adalah langkah awal yang penting. Usahakan untuk makan malam lebih awal, misalnya pada pukul 6 sore. Selain itu, pastikan makan malam dilakukan secara teratur pada waktu yang sama setiap hari, dengan menu yang tinggi protein dan serat. Hindari konsumsi karbohidrat sederhana seperti nasi putih dan roti tawar sebelum tidur, karena dapat mempengaruhi kadar gula darah pada pagi hari.

2. Aktivitas Fisik yang Teratur

Berolahraga secara teratur pada sore hari, seperti berjalan santai atau yoga, juga dapat membantu mengendalikan kadar gula darah. Aktivitas fisik ini tidak hanya membantu dalam pengendalian gula darah, tetapi juga meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

3. Penyesuaian Obat Diabetes

Langkah pencegahan yang sering dilakukan oleh dokter meliputi penyesuaian jadwal konsumsi obat diabetes setelah makan malam dan sebelum tidur. Dokter mungkin juga akan mengubah dosis, atau mengganti jenis obat diabetes yang dikonsumsi penderita. Bagi mereka yang menggunakan pompa insulin, dokter mungkin akan memberikan dosis ekstra yang digunakan pada pagi hari untuk mencegah fenomena fajar.

4. Pemeriksaan Kadar Gula Darah Secara Rutin

Penting untuk diingat, bahwa peningkatan kadar gula darah di pagi hari pada penderita diabetes tidak hanya disebabkan oleh fenomena fajar, tetapi juga bisa disebabkan oleh efek Somogyi. Efek Somogyi terjadi ketika kadar gula darah meningkat setelah mengalami hipoglikemia (kadar gula darah rendah) yang terjadi pada malam hari, biasanya karena penggunaan insulin tanpa diiringi makan malam atau dosis insulin yang terlalu banyak sebelum tidur.

Untuk mencegah kenaikan gula darah yang berlebihan, dokter akan menyarankan penderita diabetes melakukan pemeriksaan gula darah secara mandiri secara rutin. Ini sangat penting terutama saat sedang sakit atau menjalani terapi insulin. Penderita diabetes disarankan melakukan tes gula darah pada waktu-waktu tertentu, yaitu sebelum tidur, pagi hari antara pukul 2–4 pagi, dan setelah bangun tidur.

5. Penanganan dan Konsultasi Medis

Meskipun fenomena fajar adalah kondisi yang umum dialami oleh penderita diabetes, kondisi ini tetap perlu ditangani dengan serius. Jika fenomena fajar disertai dengan tanda bahaya komplikasi seperti ketoasidosis diabetik, yang ditandai dengan tingginya kadar keton dalam urine, penderita diabetes harus segera memeriksakan diri ke dokter. Penanganan medis yang tepat dapat membantu mengelola kondisi ini dengan lebih baik dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya