5 Tips Hindari Hari Sial Menurut Primbon Jawa, Cobalah Agar Terhindar dari Nasib Buruk

Apakah Anda penasaran bagaimana cara menghindari nasib buruk di hari yang dianggap sial menurut primbon Jawa? Yuk, ikuti penjelasan menarik berikut ini untuk menemukan jawabannya!

oleh Ricka Milla Suatin diperbarui 01 Agu 2024, 16:22 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 16:22 WIB
Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta, terluka
Ilustrasi sedih, kecewa, patah hati, putus cinta, terluka. (Photo by Hisu lee on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Dalam tradisi Jawa, konsep hari baik dan hari sial memiliki makna yang mendalam. Mengetahui kapan hari baik tiba tentu sangat penting, namun tak kalah krusialnya adalah memahami kapan hari sial akan datang. Menurut primbon Jawa, hari sial bisa membawa dampak negatif yang signifikan dalam kehidupan seseorang.

Walaupun kita hidup di era modern, kepercayaan terhadap hari sial masih banyak dipegang oleh masyarakat. Selain mengetahui kapan hari sial tersebut, penting juga untuk memahami cara-cara menghindari kesialan yang mungkin terjadi pada hari-hari tersebut.

Penasaran bagaimana caranya? Mari simak ulasan berikut ini yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (1/8/2024).

1. Mengetahui Kapan Jatuhnya Hari Sial

Arti Mimpi Gelas Pecah yang Mendatangkan Kesialan dan Kegagalan Cinta
Ilustrasi Mimpi Gelas Pecah Credit: pexels.com/Chuttersnap

Setiap orang pasti pernah mengalami hari yang tidak menyenangkan, begitu kata primbon Jawa. Namun, tidak perlu khawatir! Ada langkah awal yang bisa Anda ambil untuk menghindari hari sial tersebut, yaitu dengan mengetahui kapan hari itu akan datang. Primbon Jawa memiliki sistem perhitungan yang rumit yang melibatkan weton, yaitu kombinasi hari dan pasaran Jawa saat seseorang dilahirkan.

Dalam perhitungan weton menurut primbon Jawa, terdapat beberapa jenis hari sial, seperti Wes 3, Wes 5, Wes 7, dan Wes Gede. Hari-hari ini merupakan bagian dari hari sial setiap weton. Namun, yang paling penting untuk diwaspadai adalah Wes Gede, karena pada hari ini energi seseorang berada di titik terendahnya. Untuk mengetahui hari sial, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

- Wes 3 dihitung dengan mencari hari ke-3 setelah weton kelahiran. Misalnya, jika weton Anda adalah Selasa Kliwon, maka Wes 3 jatuh pada Kamis Pahing.

- Wes 5 dihitung dengan mencari hari ke-5 setelah weton kelahiran. Misalnya, jika weton Anda adalah Selasa Kliwon, maka Wes 5 jatuh pada Sabtu Wage.

- Wes 7 dihitung dengan mencari hari ke-7 setelah weton kelahiran. Misalnya, jika weton Anda adalah Selasa Kliwon, maka Wes 7 jatuh pada Senin Legi.

- Wes Gede dihitung dengan mencari hari sesuai dengan jumlah neptu dari weton yang Anda miliki. Misalnya, jika weton Anda adalah Selasa Kliwon dengan neptu 11, maka Wes Gede jatuh pada hari ke-11 setelahnya, yaitu Jumat Kliwon.

Jadi, sekarang Anda sudah tahu cara menghindari hari sial menurut primbon Jawa. Selamat mencoba dan semoga hari-hari Anda selalu berjalan lancar tanpa hambatan!

2. Menunda Kegiatan Penting

Arti Mimpi Kerasukan yang Mengundang Kesialan
Ilustrasi Mimpi Kerasukan Credit: pexels.com/Liza

Setelah mengetahui kapan datangnya hari sial menurut primbon Jawa, salah satu strategi cerdik untuk menghindari kesialan pada hari naas adalah dengan menunda kegiatan penting. Jika memungkinkan, sebaiknya rencanakan ulang pernikahan, memulai bisnis baru, atau melakukan perjalanan jauh pada hari yang dianggap lebih baik menurut primbon Jawa.

Walaupun tidak selalu praktis untuk menunda semua kegiatan, primbon Jawa menyarankan agar setidaknya menghindari memulai hal-hal besar atau mengambil keputusan penting pada hari yang dianggap sial. Jika tidak ada pilihan lain selain melanjutkan kegiatan tersebut, disarankan untuk melakukan ritual atau amalan khusus guna menetralisir energi negatif yang ada.

Dengan mengikuti petunjuk primbon Jawa ini, kita dapat meminimalisir kemungkinan mendapatkan nasib buruk pada hari yang dianggap sial. Dengan menunda kegiatan penting atau melakukan ritual khusus, kita dapat melindungi diri dari energi negatif yang bisa merugikan.

3. Memperbanyak Doa dan Memohon Restu dari Orangtua

Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran
Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran (freepik)

Dalam budaya Jawa yang kaya akan tradisi, doa dianggap sebagai senjata paling ampuh untuk menghindari nasib buruk, terutama ketika menghadapi hari-hari yang dianggap sial menurut primbon Jawa. Dengan memperbanyak doa dan ibadah pada hari-hari tersebut, diyakini bahwa kita dapat melindungi diri dari energi negatif yang mengancam.

Tidak hanya berdoa sendirian, meminta doa restu dari orangtua atau orang yang lebih tua juga dianggap sangat penting. Doa dari orangtua memiliki kekuatan istimewa yang dapat melindungi anak-anak mereka dari segala kesialan. Praktik ini tidak hanya mencerminkan keyakinan spiritual, tetapi juga memperkuat ikatan keluarga dan rasa hormat terhadap orang yang lebih tua.

Dengan memahami nilai-nilai ini, kita dapat memperkuat perlindungan diri dan menciptakan harmoni dalam hidup. Jangan ragu untuk berdoa dengan tekun dan meminta restu dari orangtua atau orang yang lebih tua. Dalam tradisi Jawa, doa bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi juga merupakan bentuk komunikasi dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dengan mengamalkan tradisi ini, Anda dapat menemukan ketenangan dan keberuntungan dalam hidup.

4. Melakukan Tirakat dan Amalan Khusus

Ilustrasi Meditasi
Ilustrasi meditasi (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Untuk menghindari hari sial menurut primbon Jawa, banyak orang Jawa tradisional melakukan tirakat atau amalan khusus. Tirakat ini bisa meliputi puasa, mengurangi tidur untuk berdoa atau bermeditasi, atau bahkan melakukan ritual-ritual tertentu. Dipercaya bahwa amalan-amalan ini mampu membersihkan diri dari energi negatif dan memperkuat perlindungan spiritual.

Ada beberapa amalan khusus yang sering dilakukan untuk menangkal hari sial menurut primbon Jawa, seperti bermeditasi, berpuasa, atau berziarah ke makam leluhur. Semua ini dilakukan dengan tujuan menjaga keseimbangan energi dalam diri dan menghindari segala bentuk kesialan yang mungkin datang.

Bermeditasi adalah salah satu cara yang sering dilakukan oleh orang Jawa untuk menghadapi hari sial. Dengan bermeditasi, Anda dapat menenangkan pikiran dan mencapai keadaan pikiran yang lebih tenang dan jernih. Selain itu, berpuasa juga menjadi amalan yang umum dilakukan untuk menghindari hari sial. Dengan berpuasa, Anda tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga membersihkan pikiran dan jiwa dari energi negatif.

Selain itu, berziarah ke makam leluhur juga menjadi salah satu amalan yang sering dilakukan. Dalam kepercayaan Jawa, leluhur memiliki peran penting dalam menjaga keberuntungan dan keselamatan. Dengan berziarah ke makam leluhur, kita berharap mendapatkan berkah dan perlindungan dari mereka. Semua amalan ini dilakukan dengan penuh keyakinan dan kesungguhan. Bagi orang Jawa tradisional, menghindari hari sial menurut primbon Jawa bukan hanya sekadar kepercayaan, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan spiritual mereka.

5. Bersedekah

Sedekah Menjauhkanmu Dari Api Neraka
Ilustrasi Bersedekah Credit: freepik.com

Memberikan sedekah dianggap sebagai salah satu cara yang sangat efektif untuk menghindari kesialan, terutama pada hari-hari yang dianggap sial menurut primbon Jawa. Dalam kepercayaan Jawa, sedekah tidak hanya mendatangkan pahala, tetapi juga diyakini bisa mengubah nasib dan melindungi diri dari bencana. Namun, penting untuk diingat bahwa sedekah tidak selalu berkaitan dengan uang atau harta benda.

Untuk menghindari kesialan pada hari-hari sial, sedekah bisa dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti berbagi pengetahuan, membantu orang yang membutuhkan, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari kesialan pada hari sial menurut primbon Jawa. Namun, penting untuk diingat bahwa keberhasilan dan keamanan seseorang tidak semata-mata bergantung pada hari baik atau hari sial.

Persiapan yang matang, sikap positif, dan tindakan bijaksana tetap menjadi faktor utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, perlu diingat juga bahwa penjelasan di atas tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Oleh karena itu, keputusan akhir untuk mempercayainya atau tidak tetap kembali kepada pembaca.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya