Chip Neuralink dan Cara Kerjanya, Inovasi Teknologi yang Dirancang Elon Musk

Chip Neuralink jadi teknologi revolusioner untuk masa depan otak manusia.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 07 Agu 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2024, 20:00 WIB
Chip Otak Neuralink
Chip Otak Neuralink. Credit: Neuralink

Liputan6.com, Jakarta Chip Neuralink dan cara kerjanya merupakan inovasi teknologi, di mana berpotensi merevolusi cara kita berinteraksi dengan dunia digital. Dikenalkan oleh Elon Musk pada tahun 2016, chip ini dirancang untuk ditanamkan langsung ke dalam otak manusia, dengan tujuan utama mengatasi berbagai gangguan saraf dan memberikan kembali fungsi motorik, kepada individu yang mengalami kelumpuhan.

Chip Neuralink dan cara kerjanya ini melibatkan pembedahan kecil pada tengkorak, untuk menempatkan chip seukuran koin yang kemudian terhubung secara nirkabel dengan perangkat eksternal. Chip Neuralink dilengkapi dengan elektroda kecil yang tersebar di dalam kabel. Elektroda ini berfungsi untuk menangkap dan mengirimkan sinyal listrik dari otak ke perangkat eksternal, seperti komputer atau ponsel pintar. 

Melalui metode ini, maka chip dapat mengartikan aktivitas otak menjadi perintah yang dapat mengendalikan perangkat tersebut, memungkinkan penggunanya untuk melakukan berbagai tugas hanya dengan kekuatan pikiran. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap pengembangan, potensi masa depannya untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi sangatlah besar. Berikut ini Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang chip Neuralink dan cara kerjanya, Rabu (7/8/2024).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Chip Neuralink dan Cara Kerjanya

Chip otak Neuralink
Chip otak Neuralink. Credit: Neuralink

Neuralink adalah perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk pada tahun 2016, memiliki misi ambisius untuk merevolusi cara kita berinteraksi dengan teknologi, melalui pengembangan chip yang dapat ditanamkan langsung ke dalam otak manusia. Tujuan utama dari pengembangan chip ini adalah untuk memberikan solusi bagi individu yang mengalami kelumpuhan, memungkinkan mereka untuk kembali menggerakkan tubuh mereka dengan memanfaatkan teknologi komputer atau perangkat seluler, serupa dengan cara otak menggunakan sinyal listrik untuk mengontrol tubuh.

Salah satu inovasi utama dari Neuralink adalah produk mereka yang dikenal dengan nama The Link. The Link adalah chip berukuran kecil, seukuran koin yang dirancang untuk ditanamkan melalui prosedur pembedahan pada tengkorak. Selain chip tersebut, pemasangan juga mencakup komputer kecil yang diletakkan di belakang telinga. Komputer ini akan terhubung secara nirkabel dengan chip dan terhubung ke internet. Neuralink berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi ini untuk mengakses area otak yang lebih luas dan kompleks. Proses penanaman chip ini melibatkan pengambilan sebagian kecil dari tengkorak kepala menggunakan robot bedah, yang kemudian digantikan dengan implan chip. Kabel yang terpasang dari implan akan melintasi otak, memungkinkan integrasi yang lebih dalam antara chip dan fungsi otak.

Meskipun penyimpanan chip Neuralink di luar tengkorak bisa lebih mudah dan aman, posisi tersebut tidak memungkinkan sinyal otak untuk ditangkap secara efektif oleh komputer. Inilah alasan mengapa penanaman melalui prosedur bedah menjadi sangat penting. Proses ini memungkinkan chip untuk berada cukup dekat dengan area otak yang relevan sehingga sinyal dapat ditangkap dengan akurat. Chip Neuralink dilengkapi dengan elektroda kecil yang tersebar di sepanjang kabel dari chip tersebut. Setiap kabel memiliki lebih dari seribu elektroda, menandakan kompleksitas dan detail dari implan ini. Elektroda berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi dan merekam sinyal listrik dari otak. Sinyal-sinyal ini kemudian dikirim ke perangkat eksternal, di mana mereka diproses untuk menghasilkan instruksi atau perintah yang dapat digunakan untuk mengontrol perangkat.


Keamanan Teknologi Neuralink

Chip otak Neuralink. Credit: Neuralink
Chip otak Neuralink. Credit: Neuralink

Kekhawatiran mengenai teknologi masa depan, khususnya terkait dengan penanaman chip ke dalam otak, merupakan isu yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Salah satu kekhawatiran utama adalah bagaimana proses penanaman chip ini mungkin tidak berjalan sesuai harapan, dan potensi dampak negatif yang mungkin timbul. Beberapa pihak mengungkapkan kekhawatiran bahwa teknologi ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan mental, sementara yang lain berpendapat bahwa chip tersebut berpotensi mengarah pada pengendalian pikiran. Pertanyaan yang muncul adalah seberapa besar risiko yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi ini terhadap manusia?

Hingga saat ini, bahaya pasti dari teknologi chip otak ini belum dapat dipastikan karena pengujian pada manusia masih dalam tahap awal. Reaksi kompleks otak manusia terhadap kehadiran benda asing seperti chip ini masih belum sepenuhnya dipahami. Meskipun proses pengujian telah memperoleh izin dari Food and Drug Administration (FDA), banyak faktor risiko yang perlu diperhatikan. Ini termasuk kebersihan dan keakuratan proses implan, kemungkinan degradasi implan seiring waktu, serta perawatan pasca-implan yang diperlukan.

Aspek lain yang krusial adalah keandalan robot bedah yang digunakan untuk menyematkan implan. Robot ini harus memenuhi standar tinggi dalam hal keakuratan dan keandalannya, sebelum digunakan pada manusia. Masih banyak pertanyaan yang perlu dijawab seiring dengan kemajuan teknologi ini, dan waktu yang lebih panjang akan diperlukan, untuk memahami sepenuhnya dampak dan risiko yang mungkin timbul dari penggunaan chip otak ini. Sehingga, diperlukan penelitian dan pengujian yang lebih mendalam, untuk memastikan bahwa teknologi ini dapat diterima dengan aman dan efektif, tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.


Izin Uji Coba dan Kritik Terhadap Chip Neuralink

Pada tanggal 25 Mei 2023, Neuralink perusahaan inovatif yang didirikan oleh Elon Musk, mengumumkan pencapaian penting dalam sejarahnya. Mereka telah memperoleh izin dari U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk melanjutkan uji coba chip otak mereka pada manusia. Izin ini merupakan tonggak signifikan setelah sebelumnya Neuralink hanya melakukan uji coba pada hewan, seperti monyet, babi dan tikus, untuk mengevaluasi kemampuan serta keamanan chip yang mereka kembangkan.

Dalam rangkaian uji coba tersebut, monyet percobaan diatur untuk menjalankan berbagai tugas yang melibatkan penggunaan lengan robotik yang dikendalikan oleh chip yang ditanamkan di otak mereka. Selain itu, chip ini juga dirancang untuk menerjemahkan aktivitas otak menjadi ucapan, yang diharapkan dapat menjadi solusi awal dalam membantu komunikasi bagi individu dengan gangguan bicara. Namun, karena izin ini baru diberikan, fungsi-fungsi chip tersebut masih dalam tahap pengembangan dan belum sepenuhnya teruji akurasi serta efektivitasnya.

Saat ini, informasi mengenai waktu pelaksanaan uji coba pada manusia masih belum diumumkan. Menurut informasi di situs web Neuralink, hanya pasien dengan kondisi tertentu, seperti lumpuh, buta, tuli, dan gangguan bicara, yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam uji coba ini. Namun, perjalanan Neuralink tidaklah bebas dari kontroversi. Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (Physicians Committee of Responsible Medicine/PCRM) mengkritik praktik Neuralink, terkait percobaan pada hewan. Berdasarkan laporan yang diterbitkan setelah keluhan internal dari karyawan Neuralink, penyelidikan Departemen Transportasi (DOT) menemukan bahwa eksperimen pada hewan dilakukan dengan tergesa-gesa, yang mengakibatkan penderitaan dan kematian hewan yang tidak perlu. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya