Liputan6.com, Jakarta Retardasi mental, atau lebih dikenal dengan istilah keterlambatan perkembangan intelektual, merujuk pada kondisi di mana seorang anak mengalami keterbatasan dalam kemampuan kognitif dan keterampilan adaptif dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Kondisi ini dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, termasuk kemampuan belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi sosial. Memahami retardasi mental sangat penting untuk memberikan dukungan yang tepat dan membantu anak mencapai potensi maksimalnya.
Gejala retardasi mental dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan mencakup kesulitan dalam memahami konsep-konsep dasar, keterlambatan dalam perkembangan bahasa, serta tantangan dalam keterampilan sehari-hari seperti berpakaian atau makan sendiri. Setiap anak dengan retardasi mental memiliki kebutuhan yang unik, sehingga pendekatan yang personal dan spesifik diperlukan untuk membantu mereka berkembang. Pengenalan dini terhadap gejala dan penyebabnya dapat mempermudah dalam merancang rencana intervensi yang efektif.
Penanganan retardasi mental sering melibatkan pendekatan multidisipliner yang meliputi terapi pendidikan, terapi okupasi, serta dukungan psikososial. Intervensi yang tepat dapat membantu anak mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan berfungsi lebih baik di lingkungan sosial dan akademis. Selain itu, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar sangat penting dalam memastikan keberhasilan program intervensi dan membantu anak merasa diterima serta didukung dalam perjalanan mereka, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (12/8/2024).
Advertisement
Efek yang Dirasakan Retardasi Mental
Tingkat keparahan intellectual disability dapat bervariasi dari yang ringan, sedang, hingga berat. Orang dengan tingkat keparahan ringan mungkin dapat menjalani kehidupan mandiri dengan dukungan minimal, namun mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam mempelajari konsep dan berinteraksi sosial. Di sisi lain, kecacatan intelektual yang parah menyebabkan keterlambatan perkembangan dan anak mungkin memiliki keterampilan komunikasi yang terbatas.
Tingkat keparahan yang parah juga dapat menyebabkan perkembangan kondisi medis karena anak tidak dapat melakukan aktivitas fisik apa pun dan memerlukan dukungan penuh waktu. Selain itu, intellectual disability atau retardasi mental dapat didiagnosis berdasarkan tiga kategori. Pertama, tantangan intelektual dalam pembelajaran akademik dan pengalaman, penalaran, pemecahan masalah, penilaian, dan pemikiran abstrak. Kedua, kesulitan dalam fungsi adaptif seperti komunikasi, keterampilan sosial, dan hidup mandiri. Dan ketiga, timbulnya gejala fungsi intelektual dan adaptif pada masa kanak-kanak atau remaja.
Advertisement
Faktor dan Gejala Retardasi Mental
Untuk mengidentifikasi penyebab pasti dari retardasi mental pada anak, konsultasikanlah kepada ahlinya karena mungkin sulit. Namun, berikut adalah beberapa faktor umum yang dapat menyebabkan retardasi mental pada anak:
1. Komplikasi selama kehamilan.
2. Penyakit atau infeksi yang mempengaruhi perkembangan otak pada usia muda.
3. Faktor genetik dan lingkungan.
4. Pelecehan emosional atau fisik.
5. Malnutrisi.
6. Kehadiran sindrom Down.
7. Cedera kepala.
8. Kelahiran prematur.
Gejala retardasi mental biasanya mulai terlihat pada anak usia dini dan dapat menunjukkan tanda-tanda berikut:
1. Kesulitan berbicara dan mengikuti instruksi.
2. Keterlambatan dalam belajar gerakan, berjalan, berpakaian, dan makan sendiri.
3. Keterlambatan dalam keterampilan motorik.
4. Kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial.
5. Kesulitan dalam memecahkan masalah, mengingat sesuatu, dan mengekspresikan emosi.
6. Perilaku agresif, bahkan kejang.
Strategi untuk Retardasi Mental
Retardasi mental bukanlah penyakit dan tidak termasuk jenis penyakit mental seperti depresi. Tidak ada obat yang dapat mengobati retardasi mental. Namun, anak-anak dengan retardasi mental dapat belajar melakukan banyak hal yang membutuhkan waktu dan usaha lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Menurut Institute for Child Development, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pengobatan retardasi mental, antara lain:
1. Modifikasi perilaku sebagai alat yang berguna bagi orangtua dalam membantu anak-anak mengubah perilaku yang tidak diinginkan atau memulai perilaku yang diinginkan. Modifikasi perilaku juga berguna untuk masalah perilaku umum, mengajarkan disiplin, dan menciptakan lingkungan yang bersahabat.
2. Terapi okupasi yang mencakup pelatihan untuk melakukan aktivitas sehari-hari, terapi peningkatan fungsi tangan, peningkatan tulisan tangan, dan lain sebagainya.
3. Terapi wicara yang membantu anak-anak dalam komunikasi dan perkembangan bicara, serta membantu dalam komunikasi alternatif ketika komunikasi verbal tidak memungkinkan.
4. Penggunaan obat-obatan seperti antipsikotik, antidepresan, mood stabilizer, obat antiepilepsi, dan lithium, serta obat penenang yang digunakan secara luas oleh penyandang retardasi mental untuk mengatasi kondisi penyakitnya.
5. Pendidikan khusus yang membantu dalam keterampilan akademik seperti membaca, menulis, keterampilan komputer, penggunaan toilet, swadaya, pemecahan masalah, dan lain sebagainya.
Advertisement