7 Fakta Menarik Bing China, Mesin Pencari Microsoft dengan Sensor Ketat

Bing China terapkan praktik sensornya yang ketat, bahkan melebihi layanan serupa milik perusahaan lokal Tiongkok.

oleh Laudia Tysara diperbarui 13 Agu 2024, 15:00 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 15:00 WIB
Halaman muka Bing China
Halaman muka Bing China. (Liputan6.com/web/Bing)

Liputan6.com, Jakarta - Bing China merupakan versi mesin pencari Bing yang dioperasikan oleh Microsoft di Tiongkok. Mesin pencari ini menjadi satu-satunya layanan pencarian dan terjemahan asing besar yang masih beroperasi di Tiongkok sejak Google menarik diri dari pasar negara tersebut pada tahun 2010.

Bing China telah menarik perhatian dunia karena praktik sensornya yang ketat, bahkan melebihi layanan serupa milik perusahaan lokal Tiongkok.

Fakta paling menarik tentang Bing China adalah tingkat sensornya yang sangat ketat, terutama terkait topik-topik sensitif seperti politik dan hak asasi manusia. Melansir dari Rest of World, penelitian terbaru oleh Citizen Lab dari University of Toronto mengungkapkan bahwa Bing China bahkan memblokir seluruh hasil terjemahan jika teks sumber hanya menyebutkan nama Presiden Xi Jinping.

"Jika Anda mencoba menerjemahkan lima paragraf teks, dan dua kalimat menyebutkan Xi, pesaing Bing di Cina akan menghapus dua kalimat itu dan menerjemahkan sisanya. Dalam pengujian kami, Bing selalu menyensor seluruh output. Anda mendapatkan hasil kosong. Ini lebih ekstrem," ungkap peneliti senior di Citizen Lab, Jeffrey Knockel.

Pengetahuan tentang fakta-fakta menarik Bing China ini penting untuk memahami dinamika teknologi dan kebebasan informasi di era digital global. Praktik sensor yang dilakukan Bing China tidak hanya mempengaruhi akses informasi masyarakat Tiongkok, tetapi juga memiliki implikasi lebih luas terhadap kebijakan perusahaan teknologi internasional dalam menghadapi tuntutan pemerintah lokal.

Seperti yang dikatakan oleh Knockel, praktik Microsoft ini "merugikan kemampuan orang untuk berkomunikasi dengan seluruh demografi orang."

Berikut Liputan6.com ulas sejumlah fakta menarik tentang Bing China tersebut, Selasa (13/8/2024).

1. Sensor Lebih Ketat dari Layanan Lokal

Bing versi baru yang memiliki fitur ala ChatGPT OpeniAI (Microsoft)
Bing versi baru yang memiliki fitur ala ChatGPT OpeniAI (Microsoft)

Bing China menerapkan aturan sensor yang lebih ketat dibandingkan dengan layanan pencarian dan terjemahan lokal Tiongkok. Melansir dari Rest of World, penelitian oleh Citizen Lab mengungkapkan bahwa Bing China menyensor hasil pencariannya lebih ekstensif dibandingkan perusahaan Tiongkok.

Jeffrey Knockel, peneliti senior di Citizen Lab, menyatakan, "Kesimpulannya untuk Bing adalah mereka melakukan sensor berlebihan dibandingkan dengan perusahaan teknologi Tiongkok."

Fakta ini menunjukkan bahwa Bing China mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dalam mematuhi peraturan sensor pemerintah Tiongkok, bahkan melebihi ekspektasi pemerintah sendiri.

2. Pemblokiran Total untuk Konten Sensitif

Bing China memiliki kebijakan unik dalam menangani konten sensitif. Melansir dari Rest of World, ketika pengguna mencoba menerjemahkan teks yang mengandung kata-kata sensitif, seperti nama Presiden Xi Jinping, Bing China akan memblokir seluruh hasil terjemahan.

Jeffrey Knockel menjelaskan, "Jika Anda mencoba menerjemahkan lima paragraf teks, dan dua kalimat menyebutkan Xi, pesaing Bing di Cina akan menghapus dua kalimat itu dan menerjemahkan sisanya. Dalam pengujian kami, Bing selalu menyensor seluruh output. Anda mendapatkan hasil kosong. Ini lebih ekstrem."

Pendekatan ini berbeda dengan layanan terjemahan lokal Tiongkok yang biasanya hanya menghapus kalimat sensitif dan tetap menerjemahkan sisanya.

3. Penerapan Sensor Global yang Tidak Disengaja

Bing China pernah secara tidak sengaja menerapkan aturan sensornya secara global. Melansir dari Bloomberg, pada musim semi 2021, tepat sebelum peringatan ke-32 peristiwa Tiananmen Square, pengguna Bing di AS dan Eropa tidak dapat melihat foto-foto terkenal "Tank Man" saat melakukan pencarian.

Microsoft menyatakan bahwa insiden tersebut disebabkan oleh "kesalahan manusia yang tidak disengaja".

Namun, menurut tiga orang yang familiar dengan masalah tersebut, penjelasan lengkapnya adalah bahwa Microsoft secara tidak sengaja menerapkan daftar hitam yang digunakan untuk versi Bing di Tiongkok ke seluruh dunia. Insiden ini memberikan gambaran tidak sengaja tentang bagaimana Microsoft bekerja sama dengan Beijing untuk memberikan pandangan internet yang disanitasi kepada pengguna Tiongkok.

4. Dominasi Pasar di Tiongkok

Meskipun menghadapi berbagai kontroversi, Bing China tetap memiliki pangsa pasar yang signifikan di Tiongkok. Melansir dari Rest of World, Microsoft telah beroperasi di Tiongkok selama lebih dari 20 tahun, dengan sistem operasi Windows menguasai lebih dari 80% pangsa pasar di negara tersebut.

Sementara Baidu memimpin sebagai mesin pencari paling populer di Tiongkok dengan pangsa pasar lebih dari 50%, Bing memiliki sekitar 25% pangsa pasar. Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan sensor, Bing China tetap menjadi pilihan bagi sebagian besar pengguna internet di Tiongkok.

 

5. Kritik dari Pembuat Kebijakan AS

Bing
Logo baru dari Microsoft Bing. (Dok. Microsoft)

Praktik sensor Bing China telah menarik perhatian dan kritik dari pembuat kebijakan di Amerika Serikat.

Melansir dari Japan Times, Senator Marco Rubio dari Florida menyatakan, "Setiap perusahaan yang berbisnis di Tiongkok membuat konsesi kepada rezim otoriter yang genosida. Perusahaan Amerika mencoba untuk merasionalisasi pilihan mereka kepada pembuat undang-undang dan regulator AS, tetapi tidak ada pembelaan untuk sensor atas perintah Partai Komunis Tiongkok."

Kritik ini menunjukkan adanya tekanan politik terhadap Microsoft terkait operasinya di Tiongkok.

6. Tantangan Keseimbangan antara Bisnis dan Etika

Bing China menghadapi dilema dalam menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan prinsip etika.

Melansir dari Rest of World, peneliti senior di Yale Law School's Paul Tsai China Center, Samm Sacks menjelaskan, "Saat ini ada banyak pengawasan di Washington terhadap perusahaan seperti Microsoft yang melayani pasar pemerintah AS dan memiliki koneksi mendalam dengan Tiongkok. Pada saat yang sama, pemerintah Tiongkok memberikan tekanan lebih besar pada kontrol konten perusahaan asing."

Situasi ini menggambarkan tantangan yang dihadapi Bing China dalam memenuhi tuntutan dua pihak yang berbeda.

7. Transparansi dalam Praktik Sensor

Meskipun dikritik karena sensor yang ketat, Bing China dianggap lebih transparan dalam praktik sensornya dibandingkan layanan lokal.

Melansir dari Rest of World, Jeffrey Knockel menyatakan, "Di sisi lain, ketika menyangkut terjemahan, Bing bisa dibilang lebih transparan bahwa sensor sedang terjadi. Ketika perusahaan lain menerjemahkan beberapa kalimat tetapi diam-diam menghilangkan yang lain, pengguna mungkin tidak menyadarinya sama sekali."

Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun ketat, pendekatan Bing China setidaknya memberikan indikasi yang lebih jelas kepada pengguna bahwa sensor sedang terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya