Liputan6.com, Jakarta Mengutamakan kebahagiaan orang lain adalah sifat yang sering dianggap sebagai tanda kebaikan dan empati. Namun, ada kalanya sikap ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang terlalu fokus pada kebutuhan dan keinginan orang lain, hingga mengabaikan kesejahteraan diri sendiri.
Seseorang yang terlalu mengutamakan kebahagiaan orang lain mungkin merasa tertekan atau kehabisan energi karena terus-menerus berusaha memenuhi ekspektasi dan harapan orang di sekitar mereka. Perilaku ini sering kali terlihat dalam bentuk pengorbanan yang berlebihan, di mana individu tersebut selalu siap untuk menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi mereka.
Mereka mungkin sering mengabaikan kebutuhan atau keinginan mereka sendiri demi memastikan orang lain merasa bahagia atau puas. Hal ini bisa mempengaruhi keseimbangan emosional dan kesehatan mental mereka jika tidak dikelola dengan baik.
Advertisement
Artikel ini akan mengidentifikasi lima ciri khas dari orang yang terlalu mengutamakan kebahagiaan orang lain. Dengan mengenali tanda-tanda ini, diharapkan pembaca dapat lebih memahami dinamika ini dalam diri mereka sendiri atau orang-orang di sekitar mereka, serta menemukan cara untuk menyeimbangkan antara memenuhi kebutuhan orang lain dan menjaga kesejahteraan diri sendiri, dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (15/8/2024).
1. Merasa Kesulitan untuk Menolak
Seorang people pleaser biasanya menunjukkan ciri-ciri utama seperti kesulitan dalam menolak permintaan orang lain. Ia sering kali melihat ucapan "tidak" sebagai tindakan yang dapat menyakiti perasaan orang lain.
Mungkin kamu merasa bersalah atau takut akan mengecewakan orang lain jika harus menolak. Oleh karena itu, kamu sering kali mengorbankan waktu, tenaga, dan kepentingan pribadimu demi memenuhi kebutuhan dan keinginan orang lain.
Advertisement
2. Memberikan Prioritas pada Kebutuhan Orang Lain
People pleaser biasanya lebih mengutamakan kebutuhan orang lain dibandingkan dengan kebutuhan dirinya sendiri. Mampu membuat orang lain senang sering kali dianggap sebagai sifat yang baik.
Namun, hal ini dapat membuatmu menunda atau bahkan melupakan keinginan dan kebutuhan pribadimu. Akibatnya, kamu bisa merasa tertekan dan tidak puas dengan hidupmu. Situasi ini berpotensi menyebabkan kelelahan emosional dan fisik yang berkepanjangan.
3. Mencari Pengakuan dari Pihak Lain
Malangnya, dampak negatif dari menjadi people pleaser adalah munculnya keinginan yang kuat untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan. Mencari persetujuan serta pengakuan dari orang lain dapat menjadi cara untuk menyembuhkan ego yang terluka akibat sikap people pleaser. Akibatnya, kamu cenderung menilai dirimu berdasarkan pandangan dan komentar orang lain. Hal ini dapat membuatmu sangat peka terhadap kritik dan penolakan.
Advertisement
4. Lebih Cenderung Mengelak dari Pertikaian
Untuk mempertahankan hubungan yang harmonis dengan berbagai orang, kamu cenderung menghindari konflik dengan segala cara. Seseorang yang suka menyenangkan orang lain sering memilih untuk setuju dengan pendapat orang lain atau mengalah dalam situasi yang bisa memicu perselisihan. Meskipun sebenarnya ada keinginan untuk menolak dan menyatakan ketidaksetujuan, kamu lebih memilih untuk merasakan frustrasi dalam jangka panjang asalkan bisa menciptakan kedamaian sementara.
5. Menyadari Kewajiban terhadap Emosi Orang Lain
Ingatlah bahwa kebahagiaan orang lain bukanlah tanggung jawabmu. Biarkan mereka menemukan kebahagiaan untuk diri mereka sendiri. Seseorang yang selalu ingin menyenangkan orang lain sering merasa perlu untuk memastikan bahwa orang di sekitarnya merasa baik dan bahagia, meskipun itu berarti mengorbankan perasaannya sendiri.
Sikap ini dapat menjadi beban emosional yang berat, padahal kesejahteraan orang lain bukanlah urusanmu. Yang seharusnya menjadi prioritas adalah kebahagiaan dan kesejahteraan dirimu sendiri.
Advertisement